Top Skor

4 Legenda Selain Terry yang Pensiun di Akhir Musim 2016/2017

John Terry menjawab semua spekulasi tentang karirnya di Stamford Bridge. Pemain yang menjadi kapten Chelsea dan mantan kapten Inggris ini mengakhiri masa baktinya bersama the blues sebagai pemain dalam periode 22 tahun lamanya. Pemain bernomor punggung 26 ini merupakan ikon dan legenda hidup Chelsea.

Bersama Chelsea ia telah membuat sejarah dengan meraih titel liga champions pertama kalinya sepanjang sejarah klub. Ia merupakan kapten yang mengawali sejarah emas Chelsea di bawah kepemimpinan Roman Abramovic. Namun Terry tidak sendiri, ada 4 nama legenda lainnya yang pensiun akhir musim ini, diantaranya :

4. Philipp Lahm

Sosok yang menjadi kapten saat Jerman juara Piala dan memimpin treble dengan Bayern Muenchen ini akhirnya pensiun. Philipp Lahm adalah salah satu pemain terbaik yang datang melalui akademi Bayern.

 

Dia melakukan debutnya untuk klub Bavaria pada tahun 2002. Namun baru setelah masa pinjamannya selama dua tahun dengan VfB Stuttgart, Lahm menjadi pemain reguler bagi Bayern Munich.

 

Dia menjadi kapten klub dan negara selama kariernya dan tetap menjadi pemain penting bagi kedua tim. Lahm terkenal sebagai pemain taktis yang brilian dan serbaguna yang hampir tidak pernah melakukan pelanggaran.

 

Pada usia 33 tahun, banyak yang menyayangkan keputusan pensiun karena dia dianggap masih bisa bertahan dalam setidaknya dua tahun ke depan.  Lahm bisa melihat kembali kariernya dan bangga dengan apa yang telah diraihnya. Sebuah Piala Dunia, gelar Liga Champions dan 8 gelar Bundesliga jadi bukti abdinya.

 

3. Francesco Totti

Ketika Francesco Totti melakukan debutnya pada tanggal 28 Maret 1993, banyak pencinta sepak bola saat ini mungkin baru berusia 3-5 tahun. Hanya satu klub yang dibelanya sampai akhir karier, yakni AS Roma.

 

Sangat sedikit orang yang bisa menandingi umur panjang Francesco Totti. Dia melakukan debut untuk AS Roma sebagai pemain berusia 16 tahun dan pensiun setelah pengabdian 24 tahun kemudian.

 

Totti adalah pesepakbola yang luar biasa selama tahun-tahun terbaiknya. Dia serbaguna, brilian taktis, memiliki visi bagus dan juga punya kedua kaki mengerikan. Bukan rahasia lagi bahwa klub raksasa Eropa mencoba memancingnya menjauh dari Roma. Bahkan, dia mengungkapkan hampir bergabung dengan Real Madrid pada 2003. Namun sekali lagi, dia mencurahkan cintanya kepada Roma di atas segalanya.

 

Penghargaan utama pemain asal Italia itu adalah Piala Dunia yang dimenangkannya pada 2006 dan gelar Serie A yang diraihnya pada tahun 2001. Namun, ia memiliki banyak catatan individu untuk namanya. Dia adalah pencetak gol terbanyak kedua dalam sejarah Serie A dengan 250 gol dan yang tertinggi ketiga dalam daftar penampilan dengan 617 pertandingan. Dia cuma kalah dari Gianluigi Buffon dan Paolo Maldini.

 

2. Xabi Alonso

Sangat sedikit orang yang memiliki kesempatan untuk bermain di lebih dari satu klub elit Eropa. Namun tidak bagi Xabi Alonso. Dia bermain untuk tiga klub elit Eropa yang merupakan sebuah prestasi tersendiri.

 

“Menurut pendapat saya, saya telah bermain untuk tim terbaik di Inggris, Spanyol dan Jerman, itulah yang saya inginkan, karier yang bagus,” ujar Xabi Alonso baru-baru ini dalam sebuah wawancara setelah mengumumkan pengunduran dirinya dari sepak bola profesional. Sulit untuk membantahnya karena ia bermain untuk Liverpool, Real Madrid dan Bayern Muenchen.

 

Alonso memulai kariernya bersama Real Sociedad sebelum beralih ke Inggris pada tahun 2004 dengan bermain untuk Liverpool di bawah Rafa Benitez. Dia membuktikan dirinya sebagai salah satu gelandang terbaik di liga dalam waktu singkat dan kemudian berhasil memenangkan Liga Champion di musim debutnya bersama The Reds.

 

Tinggal bersama Liverpool berlangsung lima tahun, dia pindah ke Real Madrid. Alonso sudah menjadi pemenang Liga Champions bersama Liverpool dan juara Piala Eropa bersama Spanyol.

 

Pemain kelahiran kelahiran Basque itu jua sukses bersama Real Madrid. Ini setelah dia memenangkan gelar liga pertamanya dan menambahkan medali Liga Champions. Selama periode ini, ia juga memenangkan Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012.

 

Tujuan akhirnya adalah Jerman di mana ia bergabung dengan Bayern Muenchen dan memenangkan tiga gelar liga selama bertahun-tahun. Selama kariernya, ia telah bermain di bawah beberapa manajer terbaik di dunia termasuk Jose Mourinho, Pep Guardiola, Carlo Ancelotti, Rafa Benitez, Vicente del Bosque, Luis Aragonés dan Manuel Pellegrini.

 

 

  1. Dirk Kuyt

Banyak pemain Belanda yang terkenal karena bakat dan kemampuan teknisnya yang luar biasa. Namun, Dirk Kuyt tidak sesuai dengan hal ini. Karena sosok asal Belanda itu terkenal dengan kerja keras tak kenal lelahnya.

 

Kuyt bermain bersama tim Belanda, Utrecht dan Feyenoord sebelum beralih ke Inggris untuk bermain dengan Liverpool pada tahun 2006. Di musim pertamanya bersama Liverpool, dia bermain di finals Liga Champion dan mencetak satu-satunya gol Liverpool saat kalah 1-2 dari AC Milan.

 

Meski tiba di Liverpool sebagai striker, ia terus bermain sebagai winger dan gelandang, tergantung dari mana timnya membutuhkannya. Selama musim 2008-09 yang mengesankan Liverpool, Kuyt menikmati salah satu musim terbaiknya dengan mencetak 15 gol dan membentuk trio bersama Fernando Torres dan Steven Gerrard.

 

Dia meninggalkan Liverpool pada tahun 2012 untuk bermain untuk Fenerbahce dan langsung memenangkan Liga Turki pada 2013-14. Ia kembali ke Feyenoord pada tahun 2015 pada usia 34 dan segera dinobatkan sebagai kapten klub.

 

Feyenoord mendapat tantangan pada musim ini karena membutuhkan kemenangan di pertandingan terakhir untuk mendapatkan gelar juara. Kapten Kuyt melangkah maju dan mencetak hattrick untuk memastikan kemenangan dan gelar pertama klub tersebut dalam 18 tahun. Dua hari kemudian, dia juga mengumumkan pengunduran dirinya dari sepak bola.

 

Kuyt telah memainkan 798 pertandingan pada level klub di Belanda, Inggris dan Turki. Dia juga telah mencetak 295 gol di level klub. Selain itu Kuyt berhasil mengemas 104 caps timnas Belanda dengan  mencetak 24 gol.

 

 

Related Articles

Back to top button