Top Skor

7 Pelatih yang Sering Berganti Tim dalam 10 Tahun Terakhir

Menjadi seorang pelatih sepakbola saat ini penuh dengan yang sangat tinggi. Dipecat adalah berita yang paling populer untuk para pelatih. Terlebih tradisi yang berkembang saat ini dimana manajemen ingin mendapatkan hasil yang instan. Sehingga ada begitu banyak pergantian pelatih yang sering terjadi.

 

Contohnya saja musim yang baru berlalu, tim sekelas Intermilan telah memecat dua pelatihnya. Hasul yang kurang memuaskan akan membuat pelatih dalam tekanan pemecatan.Dan saat ini kami akan memberi daftar para pelatih yang paling sering bergantu klub dalam 10 tahun terakhir ini, diantaranya :

7. Sam Allardyce
Jika hitungannya dalam satu dekade terakhir, berarti itu tepatnya terjadi sejak 2007. Maka Big Sam merupakan salah satu manajer yang sering gonta-ganti klub. Pria berusia 62 tahun mengakhiri kerja samanya dengan Bolton Wanderers di tahun 2007, dan setelahnya, Allardyce jadi kutu lompat di banyak klub.

Ia memulai petualangannya 10 tahun lalu di Newcastle United (2007/08), sebelum berlabuh ke Blackburn Rovers (2008-2010), West Ham United (2011-2015), Sunderland (2015/16), dan musim ini bersama Crystal Palace.

Pada 2016 Allardyce sempat meninggalkan Sunderland untuk melatih Timnas Inggris, sebelum ia didepak karena kasus suap, dan kembali melatih klub di Palace. Bersama The Eagles, Allardyce mempertahankan statusnya sebagai manajer yang tidak pernah degradasi, untuk kemudian mengundurkan diri dengan alasan rehat dari dunia sepak bola dan fokus menikmati hidupnya bersama keluarga.

 

6. Andre Villas-Boas
Karier melatih Villas-Boas sedianya baru dimulai pada 2009 ketika ia melatih klub Portugal, Academica. Ia digadang-gadang sebagai suksesor Jose Mourinho, terutamanya ketika ia melatih Porto pada 2010/11.

Kendati demikian sejak pergi merantau meninggalkan Portugal pada 2011 dan melatih Chelsea setelah sebelumnya membesut Academica dan Porto, Villas-Boas namanya justru meredup dan sering berganti klub.

Enam klub sudah dilatihnya hingga saat ini dari Academica, Porto, Chelsea, Tottenham Hotspur (2012/13), Zenit Saint Petersburg (2014-2016), dan saat ini bersama klub Tiongkok, Shanghai SIPG. Jumlah itu juga bisa saja bertambah di masa depan mengingat usianya baru menginjak 39 tahun (usia yang masih relatif muda di karier kepelatihan).

 

5. Guus Hiddink
Konteks ketidaktetapan Hiddink di satu karier kepelatihan lebih banyak melibatkan partisipasinya di timnas. Sejak 2007 ia sudah melatih tiga timnas negara berbeda, dan dua klub di Inggris serta Turki.

Tiga negara yang sudah merasakan sentuhan manajer asal Belanda berusia 70 tahun itu adalah Timnas Rusia (2006-2010), Turki (2010-2011), dan Belanda (2014-2015). Sementara untuk klub adalah Chelsea, yang dilatihnya dua periode sebagai manajer interim karena kedekatannya dengan pemilik The Blues, Roman Abramovich.

Hiddink menyelamatkan musim Chelsea pada 2009 setelah terpuruk bersama Luis Felipe Scolari, dan juga pada musim 2015/16 menggantikan Mourinho. Di sela-sela tahun itu, ia juga pernah melatih Anzhi Makhachkala pada 2012/13.

 

4. Jose Mourinho
Ini dia, salah satu manajer top dunia yang tidak pernah melatih klub lebih dari dua atau tiga tahun. Sejak mengakhiri periode pertamanya dengan sukses bersama Chelsea pada 2007, The Special One melatih Inter Milan (2008-2010), Real Madrid (2010-2013), dan kembali ke Chelsea (2013-2015), sebelum melatih Manchester United pada 2016 hingga saat ini.

Di klub-klub yang pernah dilatih pria Portugal berusia 54 tahun itu, Mourinho memang sukses memberikan gelar kepada klub-klub tersebut. Namun, selalu ada saja yang menjadi penyebab kepergiannya setelah dua atau tiga tahun melatih klub.

 

3. Rafael Benitez
Periode terbaik Benitez terjadi ketika ia melatih Valencia dan Liverpool pada kurun waktu 2001-2010, namun setelahnya, ia hanya numpang lewat di klub-klub yang dibelanya.

Pasca meninggalkan Liverpool, Benitez melatih Inter Milan pada 2010, lalu kemudian ditunjuk sebagai manajer interim Chelsea (2012/13), sebelum berlabuh ke Napoli (2013-2015), Real Madrid (2015/16), dan Newcastle United pada 2016 hingga saat ini. Newcastle, bisa jadi tempat bagi Benitez mengabdikan diri karena ia sukses membawa klub promosi dan kembali bermain di Premier League.

 

2. Rahmad Darmawan
Memiliki latar belakang militer, Rahmad Darmawan atau yang biasa disapa RD dianggap sebagai salah satu pelatih top Indonesia. Ia juga pernah melatih Timnas Indonesia pada 2013.

Karier RD juga tidak lama di satu klub, karena sejak 2007 ia sudah melatih Sriwijaya FC (2007-2010), Persija Jakarta (2010-2011), Timnas Indonesia senior (sebagai asisten pelatih) dan U-23 (2011), Pelita Jaya (2012), Arema Cronus (2012-2013), Timnas Indonesia dan U-23 (2013), Persebaya Surabaya (2013-2014), Persija (2014-2015), sebelum akhirnya merantau ke Malaysia dan melatih T-Team sejak 2015 hingga saat ini.

 

1. Claudio Ranieri
Jika Anda melihat CV kepelatihannya, klub yang sudah ditanganinya banyak sekali. Hal yang wajar karena pria Italia berusia 65 tahun memulai karier kepelatihannya sejak 1986 di Vigor Lamezia.

Tapi jikalaupun ditarik dari 2007, Ranieri sudah melatih tujuh klub dan satu negara berbeda. Dimulai dari Parma pada 2007, Ranieri kemudian melatih Juventus (2007-2009), AS Roma (2009-2011), Inter Milan (2011-2012), AS Monaco (2012-2014), Timnas Yunani (2014), dan terakhir melatih Leicester City (2015-2017).

Momen terindahnya terjadi ketika melatih Leicester pada musim 2015/16, ketika ia menciptakan drama terbesar sepak bola era modern dengan membawa The Foxes menjuarai Premier League 2015/16. Sayang, bulan madunya bersama Leicester hanya bertahan selama semusim.

Related Articles

Back to top button