Top Skor

6 Moment Terbaik Luis Enrique Selama Melatih Barcelona

Ernesto Valverde telah resmi ditunjuk Barcelona menggantikan salah satu pelatih terbaik sepanjang masanya yakni Luis Enrique. Bersama Pep Guardiola dan Johan Cruyff, Enrique berhasil mendatangkan banyak tropi selama kepelatihannya. Ia juga berhasil menjadikan trio MSN sebagai trio terbaik sepanjang masa.

 

Dibawah ini kami memiliki setidaknya 7 moment emas Enrique bersama Barcelona. Diakhir kepelatihanannya sendiri, Enrique berhasil memberikan tropi Copa del rey. Kemenangan tersebut di dapat setelah mengalahkan Alaves 3-1 akhur pekan lalu. Dan berikut moment emas lainnya :

6. Champions League 2014/15 – Treble Winners
Tak salah rasanya jika dalam satu dekade atau 10 tahun terakhir ini Barcelona disebut sebagai salah satu tim terbaik dunia. Bukan hanya karena permainannya yang menghibur, Barca juga konstan mengganggu dominasi Real Madrid di Spanyol.

Bahkan dari segi raihan trofi, Barca telah terlebih dahulu meraih Treble Winners pertama di era Pep Guardiola pada 2009, sebelum akhirnya Enrique mengulangnya enam tahun kemudian.

Kemenangan 3-1 kontra Juventus di final Champions League, menambah koleksi trofi Barca menjadi tiga pada 2015 setelah memastikan titel La Liga ke-23 dan Copa del rey dengan mengalahkan Athletic Bilbao. Enrique pun menjalani musim pertamanya sebagai pelatih dengan kenangan indah.

 

5. Titel Copa del Rey 2016/17
Bolehlah musim 2016/17 ingin segera dilupakan fans karena Barca gagal menjuarai La Liga dan Champions League, tapi, musim mereka tak sepenuhnya buruk karena meraih titel Copa del Rey tiga kali beruntun. Hasil itu didapat usai menang 3-1 kontra Deportivo Alaves.

Enrique pun mengakhiri rekor yang sudah bertahan selama 64 tahun, ketika pada musim 1951/53, Barcelona diasuh oleh pelatih asal Republik Ceko, Ferdinand Daucik. Tiga titel Copa del Rey beruntun memberi perpisahan manis kepada sang pelatih.

 

4. Comeback Bersejarah
Jarang sekali ditemui sebuah tim yang sudah tertinggal 0-4 di leg pertama dalam fase gugur Champions League, mampu bangkit dan berbalik unggul di leg kedua. Butuh keajaiban melakukannya, dan Barca menghadirkan keajaiban itu musim ini saat melawan Paris Saint-Germain (PSG).

Ucapan penuh keyakinan Enrique terbukti benar adanya ketika ia percaya Barca bisa bangkit di leg kedua, yang berlangsung di Camp Nou. Tertinggal 0-4 di Parc des Princess, Blaugrana bangkit di leg kedua via gol Luis Suarez, bunuh diri Layvin Kurzawa, satu penalti Lionel Messi, dua penalti Neymar, dan Sergi Roberto yang dibalas gol Edinson Cavani, Barca pun berbalik unggul agregat gol 6-5 berkat kemenangan 6-1.

Momen ini menjadi cerita, sejarah, dan keajaiban di Champions League, dan nama Enrique akan selalu ada di dalamnya sebagai pelatih yang memberikan keajaiban tersebut.

 

3. Menyamai Pencapaian Enrique
sempat dirundung kritikan deras ketika Barcelona kalah 0-1 dari Real Sociedad pada Januari 2015, apalagi di laga itu ia mengistirahatkan Messi. Namun Enrique tidak bergeming, dan setelahnya, laju Barca tak terbendung.

Kemenangan 5-0 yang terjadi saat melawan Levante pada 2015 di La Liga memasukkan nama Enrique sejajar dengan Guardiola, dengan rekor 11 kemenangan beruntun. Lalu, apa jawaban Enrique ketika ditanya rekor tersebut? Dingin, seperti biasanya.

“Rekor Guardiola? Saya tidak tahu saya telah menyamai rekor 11 kemenangan beruntung, rekor tak menarik buat saya. Gagasannya adalah untuk menikmati permainan. Kami hanya menilai rekor itu ketika musim berakhir. Jika kami memenangi titel, maka itu bagus jadinya,” tutur Enrique.

Tak hanya berhenti sampai di situ, rekor kembali dipecahkan pria kelahiran Gijon, Asturias itu, ketika pada 21 April 2015 Barca menang 2-0 kontra PSG di Champions League dan kemenangan itu, merupakan kemenangan ke-42 setelah melakoni 50 laga. Rekor ini catatan terbaik di antara manajer lainnya.

 

2. Ketajaman Trisula MSN
Ada satu kepingan yang hilang ketika Messi dan Neymar sudah bermain bersama sejak 2013. Enrique pun melengkapi kepingan puzzle itu dengan merekrut Luis Suarez pada 2014 dari Liverpool, sehingga striker asal Uruguay itu menguatkan trisula lini depan Barcelona yang sudah diisi bintang asal Brasil dan Argentina.

Suarez sempat tidak bermain di awal musim kedatangannya karena larangan transfer FIFA, namun, sejak Januari 2015, nama beken MSN mulai muncul di kalangan media. Julukan itu mengaju akan trisula maut lini depan Barcelona, dan MSN, akan selalu jadi warisan peninggalan Enrique…

Treble Winners pada 2015 menjadi awal manis kerja sama Barcelona dengan Enrique. Pasca Barca mengalahkan Bianconeri di Berlin, tiga hari berselang manajemen menyodori kontrak baru kepada Enrique.

Eks pelatih AS Roma dan Celta Vigo itu pun tak berpikir panjang untuk menandatanganinya, dan teken kontrak hingga 2017. Ironis, salah satu momen terbaik dalam karier Enrique itu tidak kembali terjadi tahun ini.

 

1. Melawam Sevilla di UEFA Super Cup
Bagi fans netral, laga UEFA Super Cup juara Champions League, Barcelona, dengan juara Europa League, Sevilla, pada Agustus 2015 boleh jadi pertandingan yang paling dramastis. Hujan sembilan gol terjadi di Tbilisi, Georgia, dan Barca keluar sebagai pemenangnya dengan skor 5-4.

Tapi, tak mudah bagi Barcelona melakukannya karena Sevilla memberi perlawanan sengit melalui gol yang diciptakan Ever Banega, Jose Antonio Reyes, penalti Kevin Gameiro, dan Yevhen Konoplyanka. Sementara gol Barca dicetak oleh dua gol Lionel Messi, Rafinha Alcantara, Luis Suarez, dan Pedro Rodriguez.

Tanpa disangka juga, laga ini jadi pertandingan perpisahan pahlawan kemenangan Barca, Pedro, yang pada akhirnya bergabung dengan Chelsea. Enrique kembali menyaksikan salah satu laga terbaik Barca, dan kemenangan ini jadi yang pertama sejak terakhir meraihnya pada 2011.

Related Articles

Back to top button