Top Skor

5 Pesepakbola yang Mengalami Penurunan Drastis dalam Karirnya

Hidup selalu menuntut kita mengambil keputusan-keputusan yang bijak. Tidak terkecuali dengan pesepakbola top dunia. Hal ini berlaku buat pesepakbola di setiap levelnya, baik pemain muda maupun pemain top dunia. Dan ada begitu banyak contoh para pesepakbola top yang salah dalam memilih klub sehingga berimbas dengan penurunan performa.

Di bawah ini kami memiliki 5 contoh pesepakbola yang tadinya karirnya sangat cemerlang, namun mendadak mengalami penurunan yang signifikan. Penurunan ini tidak melulu perkara usia saja, namun juga adaptasi dengan klub baru dan juga liga baru. Berikut dibawah ini contoh terbaik dari kategori ini, diantaranya :

Andriy Shevchenko

Siapa yang tak kenal dengan Sheva, sapaan akrab Andriy Shevchenko. Ya, dia punya karier yang menggila bersama klub Ukraina, Dynamo Kyiv dan AC Milan.

Sheva sangat sukses di Kyiv dengan mengemas 94 gol dari 166 penampilan. Hal ini yang bikin AC Milan tertarik. Bersama klub yang
bermarkas di San Siro itu, Sheva bak melukis kariernya.

Bayangkan, dari 260 penampilannya di Milan, dia mengemas 173 gol. Namun, keputusan untuk pindah ke Chelsea pada 2006 menjadi blunder.

Sosok yang kini jadi pelatih timnas Ukraina itu gagal beradaptasi di Liga Inggris. Kariernya langsung jatuh setelah cuma mengemas 22 gol dalam 76 penampilan.

 

Adriano

Ketika pertama kali jadi buah bibir, Adriano dipercaya sebagai The Next Ronaldo. Tak berlebihan, karena dia punya kemampuan hebat dalam kontrol bola, dan body balance yang kuat.

Setelah tampil apik di Flamengo, dia kemudian pindah ke Inter Milan. Kariernya di sana sangat luar biasa. Puncaknya pada musim 2004-2005, Adriano sukses menjebol gawang lawan 28 kali di semua kompetisi.

Namun demikian, penampilannya malah memburuk karena perilakunya sendiri. Dia sering mabuk-mabukan, pesta malam, sehingga kariernya perlahan meredup, tak sesuai dengan ekspetasi banyak orang.

 

Fernando Torres

Fernando Torres menjadi striker kelas dunia saat tiba di klub asal Merseyside musim panas 2007. Penampilannya di musim perdana bersama Rafa Benitez, dia mencetak 33 gol. Dia juga sukses mencapai 50 gol tercepat untuk Liverpool.

Penampilannya itu bikin Roman Abramovich, pemilik Chelsea kepincut. Dia kemudian tiba pada 2011 di klub London Barat, tapi langsung jadi lelucon fans lawan.

Puncaknya kala Chelsea melawan Manchester United kala itu. Ya, Torres padahal sudah berhadapan dengan gawang kosong, tapi gagal konversi peluangnya jadi gol karena tendangannya malah menyamping.

 

Michael Owen

Bukan rahasia umum, pada masa jayanya, Owen merupakan striker cepat, dan punya visi untuk menciptakan ruang untuk dirinya sendiri. Kenyataannya, dia sukses kemas 118 gol dari 216 penampilan untuk Liverpool.

Ya, Owen menjalani karier perdananya bersama klub Merseyside itu. Namun, petaka muncul ketika dia memilih untuk menerima pinangan Real Madrid pada 2004 silam.

Tapi, itu jadi keputusan kalah karena dia justru tertekan dengan banyaknya pemain bintang di sana. Dia cuma sukses kemas 13 gol dalam semusim di Madrid, kemudian pindah ke Newcastle United dan pensiun di Stoke City, meski sempat berkostum Manchester United.

 

 

Wayne Rooney

Sudah jelas kalau Rooney adalah salah satu striker terbaik Manchester United. Sejak didatangkan dari Everton pada 2004, Wazza sudah menarik perhatian. Bahkan, pada musim perdananya di Old Trafford, dia sudah kemas 17 gol.

Akan tetapi, nasibnya dua musim terakhir cukup buruk. Dari dua musim itu, Rooney tercatat cuma tampil 80 laga di semua kompetisi, dan rata-rata dari bangku cadangan.

Dahulu, Rooney dianggap sebaga striker yang ditakuti yang bisa mengubah permainan dalam hitungan detik. Tapi sekarang, dia sudah mendekati akhir kariernya dan butuh sesuatu yang baru untuk bangkit.

 

Related Articles

Back to top button