Top Skor

7 Top Skor Liga yang Gagal ketika Pindah ke Liga Inggris

Liga Inggris boleh saja tidak memiliki dua pemain terbaik dunia Ronaldo dan Messi. Namun di sisi lain klub-klub di liga ini memiliki pemain di level yang sama. Sebagai contoh hadirnya pemain berkelas seperti Pogba, Aguero, Sanchez, Kane atau Coutinho. Belum lagi liga ini juga memiliki pelatih berkelas dunia seperti Klopp, Mou, Wenger, Pep dan Conte.
Hebatnya lagi tidak ada jaminan pemain bintang di Liga lain akan bersinar juga ketika mereka bergabung dengan Liga Inggris. Hal inilah yang terjadi dengan ketujuh top skor dibawah ini. Mereka adalah bintang untuk klub dan liganya sebelumnya. Setelah di transfer dan bergabung dengan klub liga Inggris, performa justrru menurun. Dan berikut daftarnya :


7. Edin Dzeko
Striker asal Bosnia Hezergovina pernah membawa Wolfsburg menjuarai Bundesliga 2008/09, ia juga terpilih sebagai top skor Bundesliga pada 2009/10 dengan torehan 22 gol. Namun sayang di musim tersebut Wolfsburg hanya mampu finish di urutan delapan klasemen.

Manchester City pun membelinya pada 2011 dan menjadikannya bagian revolusi di era Sheikh Mansour. Sayang, ketika Dzeko datang, sudah ada barisan penyerang hebat lainnya seperti Carlos Tevez, Sergio Aguero, dan Mario Balotelli, hingga performa Dzeko tak sehebat ketika ia bermain untuk Wolfsburg.

Dzeko pun dilego ke Roma pada 2016 dan saat ini, ia menemukan kembali kepercayaan dirinya dalam mengoyak jala gawang lawan.

 

 

6. Roman Pavlyuchenko
Premier League jadi magnet nama-nama dari Rusia seperti Andrey Arshavin, Yuri Zhirkov, dan Roman Pavlyuchenko di era awal 2000-an, ketika Timnas Rusia tengah naik daun. Namun semuanya tak berhasil menaklukkan Premier League, Pavlyuchenko contohnya.

Pemain kelahiran 15 Desember 1981 merupakan top skor Spartak Moscow pada 2007 dengan torehan 14 golnya, sebelum Pavlyuchenko dibeli Tottenham Hotspur pada 2008. Ia bermain di sana hingga 2012, tapi, kontribusinya tidak sebesar saat membela Spartak.

Pavlyuchenko pun dijual kembali ke klub yang berada di kampung halamannya, Lokomotiv Moscow pada 2012.

 

 

5. Andriy Shevchenko
Statusnya sebagai legenda AC Milan tak perlu diragukan lagi. Shevchenko sudah menjadi top skor Rossoneri sejak 1999 sebelum akhirnya diboyong Chelsea pada 2006, kepindahannya itu pun menjadi anti-klimaks penampilan striker asal Ukraina tersebut.

Shevchenko tak lagi tajam seperti saat membela Milan, hingga The Blues meminjamkannya kembali ke Milan (2008/09), sebelum ia kembali ke Dynamo Kyiv pada 2009. Terakhir, ia menjadi top skor bersama Milan pada Serie A 2003/04 dengan catatan 24 gol.

 

 

4. Afonso Alves
Namanya terus ada di jajaran penyerang yang gagal tampil maksimal di Premier League alias flop. Karier Alves berjalan baik ketika ia membela Malmo dan Heerenveen, bahkan, di musim pertamanya bersama Heerenveen Alves sudah menyabet gelar top skor Eredivisie dengan catatan 34 gol.

Sepak terjangnya tidak terlalu memukau di musim keduanya, tapi hal itu tak menutupi minat Middlesbrough ketika memboyongnya pada 2008 seharga 20 juta euro. Sayang bagi The Boro, uang yang dikeluarkan itu tak sebanding dengan kontribusinya. Alves gagal tampil baik di Middlesbrough hingga klub menjualnya pada 2009 ke klub Qatar, Al-Sadd.

 

 

3. Mateja Kezman
Tiga musim membela PSV Eindhoven pada kurun waktu 2000-2004, Kezman selalu menjadi top skor tim dengan total 81 gol. Musim terbaiknya dijalani pada 2002/03, ketika ia memainkan 33 laga dan mencetak 35 gol untuk membawa PSV menjuarai Eredivisie.

Di musim 2003/04 Kezman juga menjadi top skor PSV di Eredivisie dengan catatan 31 gol. Chelsea pun kepincut dengannya dan mendatangkan Kezman pada 2004 di era Jose Mourinho.

Bersama Chelsea, Kezman sedianya memenangi Premier League dan League Cup, namun ia jarang bermain dan performanya menurun jika dibandingkan penampilannya bersama PSV. Striker asal Serbia itu pun hanya bertahan selama semusim dengan Chelsea, sebelum hengkang ke Atletico Madrid pada 2005.

 

 

2. Memphis Depay
Bagi Anda fans Manchester United, Anda pasti takkan melupakan Depay yang diboyong dari PSV pada 2015 seharga 25 juta poundsterling. Ia datang sebagai top skor PSV dengan torehan 22 gol, yang membawa klub menjuarai Eredivisie.

Depay mengenakan nomor punggung 7 dan diyakini berkembang di bawah arahan pelatih yang mengenalnya, Louis van Gaal. Namun yang terjadi justru sebaliknya, Depay jadi salah satu flop Man United yang kemudian menjualnya ke Olympique Lyonnais pada 2017.

 

 

1. Vincent Janssen
Janssen digadang-gadang sebagai penerus sosok striker klasik Belanda karena ketajamannya sebagai predator di kotak penalti lawan. Bersama AZ Alkmaar, Janssen menjadi top skor Eredivisie 2015/16 dengan catatan 27 gol.

Tottenham pun kepincut dengannya dan memboyong striker Belanda berusia 23 tahun pada 2016. Sayang, Janssen masih butuh waktu beradaptasi dengan kultur sepak bola Inggris dan kalah bersaing dengan top skor utama Tottenham, Harry Kane. Tak hanya jarang bermain, catatan gol Janssen juga menurun.

Related Articles

Back to top button