Top Skor

5 Revolusi yang Dilakukan Zidane di Madrid Saat ini

 

Zinedine Zidane merupakan salah satu legenda terbesar sepakbola. Ia dianggap maestro karena kepiawaiannya memainkan bola. Ada begitu banyak inspirasi yang ia tinggalkan sebagai seorang pemain. Dan ada begitu banyak pesepakbola hebat saat ini yang mengidolai dirinya.

 

Namun ternyata Zidane tidak hanya bagus sebagai pemain, ia juga membuktikan diri bagus dalam melatih. Terbukti rekor back to back juara liga champions berhasil ia persembahkan buat Real Madrid. Dan berikut 5 revolusi yang ia lakukan selama melatih di Real Madrid :

  1. Membentuk Ikatan Kekeluargaan

Ruang ganti menjadi hal yang selalu sulit dikendalikan oleh pelatih manapun yang menangani Real Madrid. Hal ini dirasakan Jose Mourinho dan Rafael Benitez. Hal itu terjadi karena Madrid bermaterikan pemain bintang.

Namun, situasi itu dapat dikendalikan Zinedine Zidane. Pelatih asal Prancis itu mengandalkan ikatan keluarga sehingga para pemain rela berjibaku satu sama lain. Apalagi, Zidane memberikan kepercayaan penuh pada mereka.

Misalnya, banyak fans Madrid yang ingin Gareth Bale dan Karim Benzema dijual pada bursa transfer musim panas ini. Tapi, Zidane tetap menjaga kepercayaan kepada kedua pemain tersebut.

Alhasil, Karim Benzema tak hanya mencetak gol di leg kedua Piala Super Spanyol kontra Barcelona, Jumat (18/8/2017), tapi juga memberikan salah satu penampilan terbaiknya bersama Madrid.

 

  1. Rotasi Kedalaman Skuad

Kebijakan rotasi pemain tidak mudah untuk dilakukan. Bahkan, saat Barcelona dilatih oleh Pep Guardiola, jarang sekali rotasi dilakukan pelatih 46 tahun itu. Ia tetap mengandalkan skuat andalan sehingga banyak pemain yang tak bahagia karena sering jadi pemanis baku candangan.

Hal in berbeda dengan Zinedine Zidane. Ia dengan berani merotasi skuatnya, tak terkecuali kebijakan tersebut berlaku untuk pemain bintang seperti Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale.

Kebijakan Zidane itu membuahkan hasil positif. Ronaldo, yang mendapatkan waku istirahat, mampu tampil gemilang di musim lalu untuk membantu Real Madrid meraih gejar La Liga Spanyol dan mempertahankan trofi Liga Champions.

Bahkan, pada leg kedua Piala Super Spanyol kontra Barcelona di Santiago Bernabeu, Jumat (18/8/2017), di mengistirahatkan Isco, Bale, dan Casemiro yang dalam kondisi fit. Sementara Ronaldo tidak dimainkan karena terkena sanksi lima pertandingan.

Sebagai gantinya, Zidane mengandalkan Lucas Vazquez, Marco Asensio, dan Mateo Kovacic. Hasilnya, ketiga pemain ini tampil luar biasa dan Madrid pun menang 2-0.

 

  1. Kekreativitasan Permainan

Gareth Bale lebih banyak menepi saat Real Madrid mengarungi musim 2016-17. Situasi ini membuat pelatih Zinedine Zidane harus putar otak untuk menutupi celah yang ditinggalkan pemain sayap Timnas Wales itu.

Zidane lalu mengandalkan Isco menyusul absennya Bale. Dia mengubah skema 4-3-3 menjadi 4-3-1-2 dengan menempatkan Isco di belakang dua striker. Hasilnya, Isco menjalankan tugasnya itu dengan baik.

Saat menjamu Barcelona pada leg kedua Piala Super Spanyol, Zidane kembali ke skema 4-3-3 setelah menggunakan 4-3-1-2 di pertemuan pertam. Perubahan taktik ini mengejutkan Barcelona karena Los Blancos benar-benar mendominasi dengan lima pemain di lini tengah saat tak menyerang.

 

  1. Ketepatan Membeli Pemain

Real Madrid mulai mengubah kebijakannya dalam mendatangkan pemain baru. Jika sebelumnya Los Blancos selalu merekrut pemain-pemain bintang, seperti Gareth Bale, Toni Kroos, hingga James Rodriguez. Kini, hal itu coba dikurangi Madrid.

Saat ini, pendekatan klub di bursa transfer adalah mendatangkan pemain yang dapat memainkan peran besar di masa depan. Namun, mereka juga harus bersedia menerima peran sebagai penghuni bangku cadangan sementara.

Pemain-pemain seperti Marco Asensio, Dani Ceballos, Theo Hernandez, dan Jesus Vallejomewakili ideologi baru Madrid. Bahkan, Isco dan Mateo Kovacic adalah pemain penting yang telah membantu klub tersebut meski juga menjadi penghuni bangku cadangan.

 

  1. Jumlah Tropi

Dipercaya menggantikan Rafael Benitez sebagai pelatih sejak Januari 2015, Zinedine Zidane telah menyumbangkan tujuh trofi juara untuk Real Madrid. Ketujuh trofi juara itu dimenangkannya dalam waktu 19 bulan.

Ketujuh trofi tersebut adalah La Liga Spanyol, Liga Champions (2), Piala Super Eropa (2), Piala Super Spanyol, dan Piala Dunia Antarklub. Untuk Liga Champions, Zidane mencatatkan dirinya sebagai pelatih pertama yang dua kali beruntun memenangkan trofi bergengsi tersebut.

Banyak orang berdebat apakah Zidane pelatih terbaik Real Madrid sepanjang masa. Meski hal tersebut terlalu prematur untuk diperdebatkan, tidak bisa dipungkiri prestasi yang ditorehkan pria asal Pranfis itu bersama Real Madrid akan menjadi warisan yang membanggakan.

 

 

 

 

Related Articles

Back to top button