Top Skor

5 Pelatih Asing yang Berhasil Menjuarai Liga Indonesia

Ada begitu banyak pelatih asing yang sudah merasakan pahit dan manisnya liga di Indonesia. Namun dari sekian banyak pelatih-pelatih tersebut, hanya beberapa saja yang berhasil membawa klubnya menjuarai liga Indonesia.

Hal ini bisa terjadi karena ternyata kiprah pelatih asli Indonesia tidak kalah hebatnya. Sebut saja nama pelatih seperti Rahmad Darmawan yang berhasil membawa Sriwijaya dan Persipura menjadi kampiun. Faktanya sangat sedikit pelatih asing yang berhasil, siapa sajakah mereka? Berikut ulasannya :
pelatih timnas indonesia senior

1. Henk Wullems
Pelatih asal Belanda ini menjadi pelatih asing pertama di era Liga Indonesia yang berhasil mempersembahkan juara buat klub yang dilatihnya. Kala itu, Mastrans Bandung Raya dibawa Wullems jadi juara di Liga Indonesia II, tepatnya musim 1995/1996.

Prestasi cemerlang pelatih yang semasa aktif bermain jadi bek itu, menarik perhatian PSSI. Pada 1997, Wullems menduduki kursi panas pelatih timnas Indonesia. Wullems melatih timnas Indonesia yang tampil di SEA Games 1997 di Jakarta dengan raihan prestasi medali perak serta pertandingan Pra Piala Dunia 1998, menggantikan Danurwindo yang dicopot dari jabatannya.

Hanya setahun jadi pelatih timnas Indonesia (1997-1998), pelatih kelahiran 21 Januari 1939 itu kembali ke klub. Kali ini ia bergabung bersama PSM Makassar. Bersama skuat Juku Eja, Wullems yang diduetkan dengan pelatih lokal, Syamsuddin Umar, sukses membawa PSM menjuarai Liga Indonesia VI 1999/2000. Setelah itu, mantan pelatih NAC Breda di Liga Belanda itu sempat melatih Persikota Tangerang dan Persegi Bali FC.

2. Sergei Dubrovin
Sergei Dubrovin jadi pelatih asing kedua di Indonesia yang membawa klub yang dinahkodainya jadi juara. Ketika itu Sergei mengantar Petrokimia Putra Gresik jadi juara Liga Indonesia. Prestasi itu ditorehkan Dubrovin pada Liga Indonesia VIII 2002.

Bila melihat catatan penampilan pada musim itu, banyak pihak menilai Petrokimia jadi juara lantaran memiliki peruntungan cukup besar. Tampil sebagai juara Wilayah Timur, Petrokimia nyaris gagal melaju ke semifinal karena di fase 8 besar harus menunggu hasil pertandingan tim lain. Beruntung, Petrokimia akhirnya melangkah ke semifinal setelah Persipura dikalahkan Arema.

Petrokimia melangkah ke final setelah memenangi adu tos-tosan melawan Semen Padang di babak semifinal. Di partai final versus Persita Tangerang, lagi-lagi dewi fortuna menaungi tim yang menggunakan kostum berwarna kuning itu. Petrokimia sukses menceploskan gol di babak tambahan waktu hingga gelar LI 2002 jatuh ke skuat asuhan Dubrovin.

Meski begitu, tangan dingin Dubrovin tetap dikenang publik Gresik karena berkat racikan pelatih asal Moldova itu, tim kesayangan mencatatkan tinta emas di sejarah sepak bola nasional. Maklum, di musim berikutnya, Petrokimia terdegrasi ke Divisi Satu dan hingga kini belum mampu lagi jadi juara kompetisi kasta tertinggi negeri ini.

3. Jacksen Ferreira Tiago
Jacksen F. Tiago boleh dibilang sebagai pelatih asing paling sukses di Indonesia. Pelatih asal Brasil ini memulai kiprahnya di Indonesia sebagai pemain pada 1994 bersama Petrokimia Putra. Sukses jadi pemain, Jacksen enggan kembali ke negaranya dan melanjutkan kariernya sebagai pelatih di Indonesia.

Empat gelar dari kompetisi level tertinggi di negeri ini, satu gelar kala era Liga Indonesia dan tiga dari era ISL, jadi bukti kecemerlangan Jacksen dalam mengarsiteki tim yang diasuhnya. Jacksen merebut titel Liga Indonesia X pada 2004 bersama Persebaya serta tiga gelar ISL bersama Persipura (2008/2009, 2010/2011, dan 2013).

Di luar dua klub itu, pelatih kelahiran Rio de Janeiro, 28 Mei 1968 itu, pernah pula melatih sejumlah klub semisal Persita Tangerang, Persiter Ternate, Persitara Jakarta Utara, dan Mitra Kukar. Pada 2013, PSSI mendapuknya sebagai asisten pelatih kemudian pelatih timnas senior Indonesia.

Sukses di Indonesia, pada akhir musim 2014 Jacksen meninggalkan Indonesia dan memulai kiprah di Malaysia bersama Penang FA.

4. Robert Rene Alberts
Robert Rene Alberts jadi pelatih asing keempat yang membawa tim yang dilatihnya jadi juara kompetisi kasta tertinggi di negeri ini. Pencapaian itu diraih Alberts di ISL 2009/2010, kala melatih Arema Indonesia.

Prestasi yang diukir Alberts ini menyerupai yang ditorehkan Henk Wullems, yakni sama-sama mempersembahkan juara di musim perdana berkiprah di kompetisi Indonesia. Alberts ketika itu datang dari Sarawak FA (Malaysia) sementara Wullems dari Belanda usai menangani beberapa klub di Negeri Kincir Angin. Kebetulan pula, Alberts dan Wullems berasal dari Belanda.

Keberhasilan yang dihadirkan Alberts menggembirakan publik Malang. Maklum, mereka menunggu 17 tahun lamanya setelah terakhir jadi juara di era Galatama, sebelum akhirnya merasakan kembali indahnya jadi juara kompetisi reguler.

Related Articles

Back to top button