Top Skor

5 PR Terbesar Timnas Inggris untuk Menghadapi Piala Dunia 2018

Timnas Inggris mencatatkan hasil yang cukup bagus di dua laga uji coba Minggu ini.

Tanpa Harry kane,  The three lions sanggup mengalahkan Belanda 1-0 dan menahan imbang Italia 1-1.

Sungguhpun kedua lawan adalah timnas yang tidak ikut di piala dunia kali ini,  namun tidak ada yng menyangsikan komposisi pemainnya.

Hanya saja di balik hasil yang cukup bagus tadi,  ada beberapa PR yang harus segera dibenahi untuk sukses di piala dunia Rusia.

Berikut 5 hal yang sangat penting untuk diperbaiki timnas Inggris agar bisa sukses di Piala dunia 2018 :

5. Harry Kane Effect

Semenjak top skor sepanjang masa Inggris, Wayne Rooney, pensiun, Harry Kane menjadi tumpuan andalan di lini depan. Striker asal Tottenham Hotspur semakin menjadi andalan setelah performa gemilang yang diperlihatkannya di level klub.

Akan tetapi, karena performanya itu, ketergantungan dirasakan Inggris di lini depan kepada Kane. Seolah tidak ada penyerang hebat yang dapat menggantikannya, meski di dalam tim ada Jamie Vardy dan Marcus Rashford.

Sekarang, jadi momen yang tepat bagi Inggris mencari solusi mencetak gol tanpa Kane, karena saat ini dia tengah cedera. Memaksimalkan peran Vardy mungkin dapat menjadi solusi, mengingat betapa tajamnya striker Leicester City itu di dalam area kotak penalti lawan.

4. Dilema Penjaga Gawang

Masalah utama bagi Southgate. Mencari kiper utama Timnas Inggris seharusnya menjadi prioritas, karena saat ini dapat dikatakan, tidak ada kiper berkelas yang pantas menempatinya. Joe Hart tetap difavoritkan. Namun, performanya tengah menurun saat ini di West Ham United, meski dia cukup berpengalaman.

Di antara kiper yang dipanggil Southgate: Jordan Pickford, Jack Butland, Nick Pope, Angus Gunn, Fraser Forster, dan Tom Heaton. Southgate seharusnya berani mengandalkan Pope untuk Piala Dunia mendatang. Pengalaman bermain memang penting, namun, catatan statistik gemilang Pope tidak bisa diabaikan begitu saja.

Pope memiliki statistik terbaik berupa catatan clean sheets dan jumlah kebobola tersedikit di antara kiper lainnya. Memang, Burnley bukanlah Timnas Inggris. Namun, bagaimana jika perjudian Southgate kepada Pope berbuah sukses nanti di Piala Dunia 2018? Jika benar demikian, maka musnah sudah istilah “pengalaman adalah segalanya”.

3. Mental Juara

Tidak ada yang lebih mengerikan ketimbang melihat fans “berbalik badan” kepada tim yang seharusnya mereka dukung. Hal itu terjadi di Inggris saat ini. Sampai Raheem Sterling berkata di depan publik, meminta rasa cinta dari suporter kepada timnas.

Rasa antipati fans kepada Inggris terjadi karena selama bertahun-tahun, Inggris selalu jadi tim yang PHP (Pemberi Harapan Palsu) dengan tampil bagus di kualifikasi, lalu melempem di turnamen sesungguhnya. Stigma itu harus diubah Inggris di Piala Dunia 2018.

Southgate harus memotivasi para pemainnya dengan kata-kata yang tepat, menanamkan rasa lapar yang tepat, hingga para pemainnya bermain dengan penuh determinasi tiap kali bertanding. Jika mereka bermain seperti ini, para pemain tak perlu meminta fans mendukung mereka, karena fans akan datang dengan sendirinya.

2. Kreator Serangan

Inggris terus berharap Jack Wilshere kembali dalam bentuk permainan terbaiknya. Ironis sebenarnya. Namun faktanya memang demikian. Tidak dapat dimungkiri lagi, jika Wilshere merupakan satu-satunya gelandang kreatif yang dimiliki Inggris. Namanya diharapkan ada di Piala Dunia mendatang, karena saat ini ia sudah menemukan performa terbaiknya kembali bersama Arsenal.

Akan tetapi, Wilshere saja tidak cukup, Southgate juga harus lebih berani mendepak Jake Livermore dan menggantinya dengan Harry Winks. Menurut pengamatan kami, Winks seharusnya dibawa Southgate ke Rusia pada Juni mendatang, karena memiliki kreativitas dan kemampuan teknik dalam permainannya.

Winks bisa menghidupkan lini tengah Inggris yang cenderung monoton dan bergerak statis, karena dipenuhi gelandang dengan tipe yang sama: box to box.

1. Masalah di Lini Belakang

Masalah utama lain Inggris selain posisi kiper. Semenjak ditinggal pensiun Rio Ferdinand dan John Terry, Inggris tak pernah lagi memiliki sosok bek yang berkualitas dan berjiwa pemimpin di lini belakang. Dua bek senior Inggris, Chris Smalling dan Gary Cahill, masih belum meyakinkan. Khususnya Cahill yang belakangan dicadangkan Antonio Conte di Chelsea.

Southgate baru ini mengakui mencoba meniru gaya main Manchester City-nya Pep Guardiola di Timnas Inggris, dengan salah satu poinnya, membangun serangan dari belakang. Jika benar demikian, maka Southgate harus mulai memercayai John Stones sebagai palang pintu andalan di lini bertahan Inggris. Stones mewakili “otak” Guardiola di Inggris. Ia tahu cara bertahan dengan baik dan juga membangun serangan. Jiwa kepemimpinan bisa terbentuk jika dia terus dimainkan oleh Southgate.

Related Articles

Back to top button