Top Skor

3 Strategi Jitu Luis Milla kala Timnas Mengalahkan Kamboja

Timnas Indonesia akhirnya menyelesaikan laga penyisishan grup dan maju ke babak semifinal. Di laga terakhir anak asuh Luis Milla berhasil mengalahkan Kamboja dengan skor 2-0. Hal ini membawa Indonesia menjadi runner up grup dibawah Thailand dan akan menghadapi tuan rumah Malaysia di babak semifinal.

 

Namun Kamboja bukanlah lawan muda timnas walaupun sudah pasti tersisih. Bahkan timnas baru bisa menghasilkan gol di babak kedua ketika Kamboja sudah bermain dengan 10 orang. Namun Luis Milla harus diakui kualitasnya memainkan strateginya. Berikut 3 strategi Luis Milla kala membongkar pertahanan Kamboja:

  1. Memasukkan Ezra

Saat menyadari daya dobrak Timnas Indonesia kurang menggigit dengan hanya mengandalkan seorang striker, Marinus Wanewar, Luis Milla memasukkan Ezra Walian. Skema 4-3-3 Tim Merah-Putih berubah menjadi 4-4-2.

Tak butuh waktu lama bagi Ezra untuk unjuk ketajaman dan striker naturalisasi asal Belanda tersebut langsung menjebol gawang Kamboja. Striker didikan Akademi Ajax Amsterdam itu mencetak gol dengan memanfaatkan kemelut ruang sempit di area kotak penalti yang dipenuhi pemain Kamboja.

Kehadiran Ezra membuat konsentrasi lini belakang Kamboja terpecah, mereka harus berbagi konsentrasi mengawal Marinus dan Ezra. Serangan Timnas Indonesia U-22 lebih bervariasi karena kedua bomber tampil dengan style permainan berbeda.

Ezra diset sebagai target man, sementara Marinus menjadi striker pelayan. Marinus sering bermain turun ke belakang untuk menjaga kepadatan lini tengah Tim Garuda Muda.

  1. Maksimalkan Sayap

Akselerasi sayap menjadi kekuatan Timnas Indonesia U-22 pada empat laga penyisihan Grup B SEA Games 2017. Sayang, pada paruh pertama pertandingan melawan Kamboja, agresivitas winger tidak terlihat.

Duet Osvaldo Haay-Saddil Ramdani sering mati kutu saat memasuki area kotak penalti lawan. Selain kesulitan melakukan tusukan, mereka juga minim memasok crossing ke striker, Marinus Wanewar.

Memasuki babak kedua Luis Milla melakukan perubahan gaya bermain sayap. Osvaldo ditarik dan digantikan Febri Hariyadi.

Masuknya sang pemain Persib Bandung itu membuat pergerakan duo sayap serang Tim Merah-Putih lebih menggigit. Febri Hariyadi bahkan unjuk ketajaman mencetak gol indah lewat tendangan jarak jauh, yang mengubah kedudukan menjadi 2-0.

Di sisi lain duo fullback pada paruh kedua pertandingan lebih banyak naik ke depan membantu serangan. Gavin Kwan Adsit, fullback kanan terlihat lebih intens melakukan crossing ke jantung pertahanan Kamboja.

  1. Skema Sederhana

Pada babak pertama permainan ofensif Timnas Indonesia U-22 terlihat tidak berjalan mulus. Pressing man to man marking yang diperagakan pemain-pemain Kamboja membuat Evan Dimas dkk. kesulitan mendapat ruang bebas untuk berkreasi.

Serangan Tim Merah-Putih terlihat lebih mudah dipatahkan.

Memasuki paruh kedua, setelan permainan menyerang Timnas Indonesia U-22 berubah. Penggawa Garuda Muda bermain lebih sederhana. Luis Milla menginstruksikan para pemainnya melakukan direct play.

Para bek yang membangun serangan tak pernah lama-lama menguasai bola. Mereka langsung mengirim umpan-umpan ke area tengah.

Evan Dimas, yang bertindak sebagai jenderal lapangan tengah meningkatkan intensitas permainan. Ia jarang terlalu lama menguasai bola dan lebih sering mengirimkan umpan diagonal ke kedua sisi sayap.

Sistem permainan ini terbukti efektif membuat lini pertahanan Kamboja porak-poranda. Setelah kehilangan satu pemain di pengujung babak pertama, keseimbangan permainan Kamboja terlihat terganggu.

Related Articles

Back to top button