Top Skor

10 Transfer “Pengkhianat” Terheboh di Dunia

Dunia terutama Eropa pernah mencatat tentang transfer terheboh yang melibatkan satu pemain yang pindah ke klub rivalnya. Francesco Totti baru-baru ini mengatakan bahwa pemain saat ini banyak yang menjalankan karir bukan memakai hati tapi memakai otak dan duit. Ini merupakan sindiran yang diberikan Totti melihat aktivitas transfer dunia seperti Higuain dan Pjanic.

Namun perpindahan Higuain dari Napoli yang notabenenya peringkat kedua Seri A ke Juventus sebagai juara Seri A musim lalu bukanlah transfer antar rival yang paling menghebohkan. Kami mencatat ada beberapa sejarah lain yang pernah terjadi dan member kehebohan buat pecinta bola. Siapa sajakah mereka, berikut 10 transfer pemain ke klub rival yang paling menghebohkan dunia :

figo


10. Denis Law (Manchester United – Manchester City)

Denis Law adalah salah satu dari legenda besar Manchester United yang melalui dua era karier di Manchester City. Fakta itu tak menghentikan langkah United membuatkan patung untuknya bersama George Best dan Sir Bobby Charlton yang terkenal itu.

Setelah menjalani empat musim di Huddersfield, City membeli Law pada 1960 dan hanya bertahan selama semusim sebelum hengkang ke Torino. Law kemudian menjalani karier terbaiknya di Manchester United pada rentang 1962–1973, termasuk mempersembahkan gelar Champions League pertama untuk klub pada 1968 dan meraih penghargaan Pemain Terbaik Eropa pada 1964.

Pria Skotlandia ini kemudian kembali ke City. Kepindahannya ke City terasa bagi pahit pendukung Manchester United setelah golnya ke gawang United pada 27 April 1974 mengirimkan United degradasi ke Divisi Dua Inggris, laga yang diakhiri dengan invasi suporter ke lapangan.

9. Fernando Torres (Liverpool – Chelsea)

Kepindahan Fernando Torres dari Liverpool ke Chelsea pada Janauri 2011 termasuk salah satu transfer yang paling menggegerkan dalam sejarah Premier League. Perburuan The Blues yang sebenarnya berjalan singkat dan harga 50 juta pound yang menjadi pemecah rekor transfer Britania saat itu, membuat Torres dan Chelsea menjadi sorotan.

Sorotan berubah menjadi tekanan ketika Torres butuh waktu empat bulan untuk menyarangkan gol perdananya. Kariernya yang paceklik gol di Stamford Bridge bisa sedikit terlupakan berkat gol ‘penyelamat’ di semifinal Champions League 2012 dan gol di final Europa League 2013, yang keduanya berarti penting dalam kesuksesan Chelsea untuk meraih dua trofi Eropa yang belum pernah mereka dapatkan dalam dua musim beruntun.

8. Robin van Persie (Arsenal – Manchester United)

Salah satu alasan kepindahan seorang pemain ke klub lain adalah keinginan mereka untuk mendapatkan kesuksesan yang lebih baik, dan begitu halnya dengan Robin van Persie. Pemain asal Belanda ini tampaknya sudah tak sabar untuk memeluk trofi Premier League yang tak bisa didapatkannya selama delapan tahun berkarier di Arsenal.

Ia memutuskan pindah ke Manchester United pada 2012, dihina sebagai pengkhianat oleh pendukung The Gunners, mempersembahkan gelar Premier League di musim pertamanya di Old Trafford sekaligus menjadi top skor liga. Pengorbanan yang sebanding.

7. Ashley Cole (Arsenal – Chelsea)

Ashley Cole menjadi salah satu pemain Arsenal yang terlebih dahulu menyakiti pendukungnya saat ia memutuskan hengkang ke Chelsea dengan mengadakan pertemuan diam-diam bersama Jose Mourinho, yang saat itu menjadi manajer The Blues.

Kepindahan Cole pada musim panas 2006 semakin terasa pahit untuk suporter London utara setelah ia meraih banyak gelar bersama The Blues, berperan penting dalam pencapaian satu trofi Premier League, empat trofi FA Cup, satu trofi Champions League dan Europa League. Terlebih dalam periode kesuksesan Chelsea yang melibatkan Cole tersebut, Arsenal justru tak meraih satu pun gelar di kancah domestik dan Eropa.

6. Mario Gotze (Borussia Dortmund – Bayern Munchen)

Tak akan ada yang heran mengapa Pep Guradiola begitu mendominasi Bundesliga sejak kedatangannya ke Bayern pada 2013, mengigat eranya dimulai dengan misi Bayern ‘menggerogoti’ kekuatan rivalnya.

Beberapa bulan sebelum kedatangannya, sebelum Dortmund menjalani final Champions League 2012/13, gelandang Borussia Dortmund Mario Gotze memutuskan untuk menyeberang ke klub yang menjadi musuh timnya di final setelah sebelumnya selalu menampik kemungkinan berseragam merah.

Keputusan Gotze sontak mengejutkan banyak pihak dan suporter menganggapnya sebagai pengkhianat. Tapi itu bukan efek terakhir yang ditimbulkan Gotze. Ia seolah menjadi pelopor utama kepindahan dua bintang Dortmund berikutnya Robert Lewandowski dan Mats Hummels, meskipun nama terakhir sebenarnya merupakan pemain didikan Bayern.

Gotze kemudian harus menjilat ludahnya sendiri setelah pada musim panas 2016 ini ia kembali ke Dortmund dan mengaku menyesal pindah ke Bayern.

5. Carlos Tevez (Manchester United – Manchester City)

Menjalani dua musim yang sukses di Manchester United pada rentang 2007 hingga 2009 tak membuat Carlos Tevez betah di Old Trafford. Pemain Argentina ini memancing kontroversi dengan memutuskan hengkang ke klub tetangga, Manchester City pada Agustus 2009.

Bermain selama empat musim di City, Tevez akhirnya berhasil mempersembahkan gelar liga pada 2012. Keberhasilan itu ternoda akibat tingkah lakunya sendiri setelah dalam perayaan parade di kota Manchester. Dia dengan sengaja membentangkan banner bertuliskan ‘RIP Fergie’ (panggilan Sir Alex Ferguson, manajer Manchester United saat itu) dan membuat City harus mengungkapkan permintaan maaf ke publik.

4. Sol Campbell (Tottenham Hotspur – Arsenal)

Pemain bertubuh besar ini didatangkan pada pertengahan Juli 2001 dari Tottenham Hotspur ke Arsenal sebagai pemain yang diharapkan bisa mengakhiri dominasi juara United di tiga musim sebelumnya. Campbell langsung menjadi pilihan utama di jantung pertahanan Arsenal.

Rivalitas dua klub London utara yang sengit dan pahit ditambah proses kepindahannya yang kontroversial, karena sebenarnya ada banyak klub yang menginginkannya, membuat Campbell menjadi Judas abadi di mata suporter Spurs.

3. Frank Lampard (Chelsea – Manchester City)

Saat Frank Lampard meninggalkan Chelsea pada musim panas 2014, dia diyakini akan segera merumput dengan klub baru MLS, New York City FC. Namun, menggunakan status kepemilikan NYCFC yang juga berada di bawah City Football Group, Manchester City meminta Lampard bermain selama enam bulan sebagai pemain pinjaman.

Ironisnya, gol perdana Lampard dalam seragam City justru tercipta ke gawang Chelsea dalam laga Premier League yang berakhir 1-1 di bulan September 2014. Kontroversi berlanjut ketika Lampard memilih untuk memperpanjang masa peminjamannya di City hingga akhir musim, meskipun itu tak mengusik status legenda-nya di mata suporter Chelsea.

2. Petr Cech (Chelsea – Arsenal)

Petr Cech bisa dinilai sebagai kiper terbaik The Blues sepanjang masa dengan kontribusi besarnya di bawah mistar The Blues dalam periode penuh kesuksesan selama 11 tahun. Kiper yang dibawa dari Rennes ini mempersembahkan empat gelar Premier League, empat FA Cup, dan masing-masing satu trofi Champions League dan Europa League.

Setelah di musim 2014/15 kehilangan posisi di tim utama karena kehadiran Thibaut Courtois, Cech memutuskan menyebrang ke klub sekota, Arsenal. Pilihan Cech ini didasarkan pada keinginan keluarganya yang tak mau pindah dari kota London.

1. Luis Figo (Barcelona – Real Madrid)

Luis Figo adalah sosok pemain yang begitu dicintai publik Camp Nou sebelum ia memilih ‘berkhianat’ dengan pindah ke Real Madrid pada 2000.

Pada laga semifinal Champions League musim 2001/2002, Figo mengunjungi Camp Nou dengan seragam Madrid. Ketika hendak melakukan tendangan sudut, beberapa benda dilemparkan ke arahnya. Tak hanya dilempari obyek-obyek seperti kulit jeruk, botol, pemantik api dan telepon genggam, namun juga kepala babi goreng yang dibakar Cules khusus untuknya.

Related Articles

Back to top button