Top Skor

3 Alasan Terkuat Kenapa Klub-Klub Indonesia Doyan Membeli Striker Asing

 

 

Liga Indonesia merupakan salah satu siaran yang paling ditunggu pecinta sepakbola tanah air. Semangat cinta klub yang diusung menjadikan liga ini begitu diminati, hal itu juga yang menjadi tolak ukur kenapa stadion di klub Indonesia selalu penuh. Dan tuntutan fans yang besar ini menjadikan klub untuk berusaha menang dan menjuarai kompetisi.

 

Salah satu cara untuk menjadi juara tersebut adalah dengan merekrut pemain asing. Ada beberapa kesamaan yang ditunjukkan oleh tim-tim di Indonesia diantaranya berusaha mengagaet para penyerang yang berasal dari luar negeri. Dan berikut di bawah ini kami cantumkan 3 alasan kenapa klub-klub Indonesia doyan membeli striker asing, diantaranya :

 

10 daftar pemain naturalisasi di indonesia

 

  1. Memiliki Kemampuan yang Mumpuni

Para klub Indonesia sudah gemar menggunakan jasa striker asing sejak Liga Indonesia bergulir. Nama-nama pemain asal Afrika dan Amerika Latin mendominasi lini depan beberapa klub Tanah Air.

Ada Jacksen Ferreira Tiago (Brasil) yang direkrut Petrokimia Putra Gresik. Lalu ada Roger Milla (Kamerun) yang diboyong Pelita Jaya Jakarta. Kemudian ada Cristian Gonzales (Uruguay) yang direkrut PSM Makassar, sebelum akhirnya memutuskan untuk menyandang status naturalisasi pada tahun 2010.

Para klub Indonesia merekrut striker asing karena bomber-bomber impor memiliki kemampuan yang mumpuni ketimbang pemain lini depan Indonesia.

Pertama, mereka memiliki visi permainan yang baik. Artinya, mereka striker efektif, hanya sekali diberi umpan langsung bisa mencetak gol.

Selain itu, mereka juga bisa berusaha mencetak gol tanpa harus menerima umpan. Para striker impor rela membuka ruang atau melakukan akselerasi untuk mencetak gol ke gawang lawan.

Kedua, mereka memiliki kemampuan teknik yang mumpuni. Rata-rata para striker asing memiliki akurasi tendangan, kemampuan heading, dan body balance yang sempurna ketimbang pemain depan asal Indonesia.

Hasilnya bisa dilihat dalam perolehan produktifitas gol. Top skor sepanjang masa Liga Indonesia (Perserikatan hingga ISL) dipegang oleh Cristian Gonzales dengan torehan 224 gol hingga ISL 2015 terhenti.

Selanjutnya, ada tiga striker asing yang merajai daftar pencetak gol terbanyak kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Ada Luis Carlos Junior (Brasil, Barito Putera) dengan torehan 12 gol, Rodrigues Aracil Pablo (Spanyol, Madura United FC) dan Marcel Silva Sacramento (Brasil, Semen Padang) dengan torehan 11 gol.

 

  1. Memiliki Fisik yang Kuat

Para striker asing memiliki fisik yang kuat di atas rata-rata pemain Indonesia. Tak ayal, mereka selalu bermain hingga waktu normal berakhir tanpa kelelahan.

Bahkan, mereka tetap berhasil menunjukan performa apik dalam hal mencetak gol, meski umurnya sudah tak lagi muda.

Hal itu bisa dilihat dalam diri Cristian Gonzales. Meski menyandang pemain naturalisasi, fisik Gonzales adalah fisik pemain asing. El Loco saat ini berumur 39 tahun, namun ketajamannya masih sangat berbahaya. Ia sudah menorehkan enam gol bersama Arema Cronus di kompetisi TSC 2016.

Sebelum El Loco, ada nama mantan striker Sriwijaya FC, Keith Kayamba Gumbs. Ia membela Laskar Wong Kito dan Arema Cronus di umur yang sudah memasuki kategori uzur bagi pesepakbola.

Ketika itu umur Keith Kayamba mencapai 34 tahun, namun ia tetap bermain di Liga Indonesia hingga Indonesia Super League (ISL). Hebatnya lagi, ia berhasil mencetak 81 gol dan membawa timnya memenangi banyak gelar.

Pemain asal kepulauan Saint Kitts and Nevis tersebut pernah membawa Sriwijaya FC menjadi juara Liga Indonesia tahun 2007, ISL musim 2011-2012, dan Piala Indonesia tiga kali berturut-turut (2007-2008, 2008-2009, dan 2010).

Selain itu, Gumbs juga berhasil menorehkan prestasi individu yang gemilang. Ia menyabet gelar pemain terbaik Piala Indonesia 2010 dan ISL 2011-2012.

 

  1. Pemain Asing Lebih Berpengalaman

Alasan terakhir klub Indonesia merekrut striker asing ketimbang lokal adalah soal pengalaman. Striker asing memiliki pengalaman saat menjalani kariernya di beberapa liga top dunia atau bahkan kancah turnamen internasional.

Hal itu bisa dilihat saat Roger Milla dan Mario Kempes ketika direkrut Pelita jaya Jakarta. Keduanya memiliki segudang pengalaman membela timnasnya masing-masing di Piala Dunia.

 

Roger Milla pernah membela timnas Kamerun di Piala Dunia 1990 dan 1994. Sementara Kempes pernah membawa timnas Argentina menjadi juara Piala Dunia 1978.

Dengan segundang pengalaman, keduanya juga diproyeksikan untuk memberikan sentuhan kepada para striker lokal Indonesia terkait bagaimana caranya membobol gawang lawan. Ibaratnya, striker Indonesia bisa belajar langsung dari para penyerang asing yang sudah makan asam garam turnamen dan kompetisi bergengsi di dunia.

Related Articles

Back to top button