Top Skor

5 Kesimpulan Menarik dari Kemenangan Madrid atas Osasuna

 

Musim ini menjadi juara di La Liga menjadi prioritas Real Madrid di semua ajang yang diikuti. Bagaimana tidak, sudah dua musim lamanya Barcelona menjadi juara  dan mendominasi La Liga. Hal ini belum ditambah Atletico Madrid sempat mencuri gelar La Liga 3 tahun yang lalu. Praktis Real Madrid yang musim lalu berhasil menjadi juara Liga Champions akan memprioritaskan La Liga untuk menjegal hattrick Barcelona.

 

Dan langkah menuju gelar La Liga itu telah dimulai ketika berhasil mengamankan 3 point saat mengalahkan Osasuna di Bernebeu. Kehadiran Ronaldo pasca cedera member dampak langsung dengan membuka kran gol Madrid yang pada akhirnya ditutup dengan skor 5-2. Kemenangan ini menjadi berarti karena Barcelona justru kalah di kandang sendiri oleh klub promosi Alaves. Praktis peringkat pertama klasemen pun dikuasai Madrid dengan raihan sempurna di tiga laga. Dan berikut 5 hal yang sangat berarti dari kemenangan Madrid atas Osasuna :

ronaldo 3

  1. Ronaldo Kembali Cetak Gol

​Ronaldo sedianya belum sepenuhnya bugar bermain 90 menit, karena baru kembali dari cedera pasca membela Timnas Portugal di Euro 2016. Namun ia tetap saja mampu mencuri perhatian dengan aksi dan golnya.

 

Eks bintang Manchester United mencetak gol di menit keenam, dan golnya itu menambah ketat persaingannya dengan megabintang Barcelona, Lionel Messi, untuk menjadi pemain terbaik dunia.

 

“Gol terbanyak La Liga sejak 2009/10. Cristiano Ronaldo 261 gol, Lionel Messi 260. Balapan,” kicau Twitter @OptaJose.

  1. Menyamai Rekor 1961

​Kemenangan 5-2 Madrid menjaga rekor kemenangan 100 persen di La Liga 2016/17. Namun tak hanya itu saja, Los Merengues juga menyamai rekor Madrid besutan Miguel Munoz pada 1961.

 

Kala itu Madrid memenangi 15 laga beruntun. Pun demikian di tim besutan Zinedine Zidane saat ini, yang meraihnya terhitung dari musim lalu hingga saat ini di seluruh kompetisi yang diikuti.

 

“Real Madrid telah menyamai rekor kemenangan terbaik La Liga (15 kemenangan pada 1961). Sempurna,” kicau @OptaJose.

  1. Permainan Bertahan Osasuna

​Pelatih Osasuna, Enrique Martin, menerapkan formasi 5-3-2 dan menempatkan banyak bek di lini belakang. Formasi ini sedianya taktik yang fleksibel, tergantung filosofi bermain pelatih yang menerapkannya. 5-3-2 bisa menjadi 3-5-2 saat menyerang, namun jika bertahan menjadi 5-3-2.

 

Akan tetapi Osasuna memilih bermain bertahan dan mengandalkan serangan balik, hingga Madrid kian gencar membangun serangan. Tren formasi itu nyatanya juga tengah digandrungi tim semenjana La Liga, jika melawan tim besar yang unggul kualitas bermain.

 

Fakta lainnya di laga Barcelona melawan Deportivo Alaves. Pelatih Alaves, Mauricio Pellegrino, juga menerapkan 5-3-2 dan memainkan serangan balik. Permainan ini menguji kesabaran tim dalam bertahan dan membuat lawan frustrasi, hingga bisa menyerang lawan di saat lengah.

  1. Bek Madrid Beraksi

​Zidane sama sekali tidak berbohong ketika musim lalu berkata, ingin memberikan filosofi ofensif kepada Madrid. Hal itu diungkapkannya pasca menggantikan Rafael Benitez.

 

Omongan itu terbukti hingga saat ini, bahkan lebih baik dari yang dibayangkan. Tak hanya lini depan dan tengah yang aktif mencetak gol, lini belakang yang seharusnya fokus bertahan pun, mampu mencatatkan namanya di papan skor.

 

Gol Ramos, Danilo, dan Pepe, memunculkan fakta menarik di abad ini.

 

“Tiga bek berbeda telah mencetak gol untuk Real Madrid di satu laga yang sama, pertama kalinya di abad ini. Palu,” kicau @OptaJose.

  1. Penegasan Zinedine Zidane

​Tak hanya menyamai rekor Munoz. Zidane berpotensi menyamai rekor 16 kemenangan beruntun yang dipegang oleh eks pelatih Barcelona, Josep Guardiola. Statistik gemilang ini melengkapi kehebatannya setelah mengantar Madrid menjuarai Champions League 2015/16.

 

Legenda hidup Santiago Bernabeu menjadi pemain yang pernah mengangkat trofi Champions League dan juga melakukannya sebagai pelatih. Meski minim pengalaman melatih, Zidane memiliki sosok karismatik yang didengarkan oleh para pemainnya.

 

Hal itu juga terbukti dengan kedalaman skuat Madrid saat melumat Osasuna. Nacho Fernandez, Mateo Kovacic, hingga Alvaro Morata mampu menjaga kualitas bermain Madrid, saat menggantikan Marcelo, Casemiro, dan Karim Benzema. Ini bukti, bahwa Zidane bisa memotivasi pemain dengan sosoknya yang disegani di ruang ganti.

Related Articles

Back to top button