Top Skor

7 Skandal Terbesar Dalam Dunia Sepakbola

 

Sam Allardyce secara mengejutkan harus diturunkan dari pelatih kepala timnas Inggris. Pelatih yang sangat berpengalaman di Liga Inggris sebelumnya menggantikan Roy Hodgson yang dipecat pasca Piala Eropa Perancis yang lalu. Namun Big Sam hanya sanggup bertahan 67 hari saja sebagai pelatih, setelah FA mengakhirii masa baktinya.

Keputusan itu diambil setelah Allardyce melanggar etika sebagai manajer sebuah klub atau negara, dengan terlibat pembicaraan untuk mengakali bursa transfer pemain dan melibatkan orang ketiga, yang dilarang dalam sepak bola.  Telegraph menjebak Allardyce dengan menyamar sebagai pengusaha dan berbicara kepada pria berusia 61 tahun itu. Ini bukan merupakan satu-satunya skandal besar di sepakbola, kami masih memiliki 7 skandal lainnya, diantaranya :

soccer

  1. Skandal ‘Daging’ Meksiko 2011

Ketua Medis FIFA selaku federasi sepak bola tertinggi dunia mengaku kaget, melihat skandal besar yang melibatkan Meksiko pada 2011. Pertama, lima pemain Timnas Meksiko ditemukan positif menggunakan bahan kimia terlarang, clenbuterol jelang Gold Cup 2011.

 

Zat itu biasa digunakan binaragawan dan selebriti untuk membakar lemak. Namun kelima pemain Meksiko itu mengaku tidak tahu akan zat clenbuterol dan menuding daging yang terkontaminasi, sebagai penyebab kandungan itu. Zat itu dilarang karena digunakan untuk mempercepat pertumbuhan dan peningkatan otot, pada anak kucing.

 

Meski begitu Meksiko tetap memenangi Gold Cup berkat kegemilangan Javier Hernandez dan Giovani Dos Santos.

 

Tak hanya itu, ada juga kasus empat pemain Meksiko ditemukan menggunakan bahan yang sama dalam tubuh mereka, pada Piala Dunia U17. Dari investigasi yang dilakukan FIFA, sebanyak lebih dari 100 pemain yang ambil bagian di turnamen itu positif menggunakan obat-obatan terlarang.

  1. Skandal Pengaturan Skor Sepakbola Eropa 2009

UEFA selaku federasi sepak bola Eropa menggambarkan skandal judi di Eropa pada 2009, sebagai skandal pengaturan skor terbesar yang mengenai Benua Biru. Bagaimana tidak? Skandal itu melibatkan 200 laga! Dari laga di Jerman, Belgia, Swiss, Kroasia, Slovenia, Turki, Hungaria, Bosnia Hezergovina, dan Austria.

 

Bahkan skandal itu juga mengenai 12 laga kualifikasi Europa League dan tiga laga Champions League. Investigasi yang dilakukan UEFA pun berujung dengan tuntutan kepada klub Makedonia, FK Pobeda, yang ditemukan bersalah di pengaturan skor melawan klub Armenia, Pyunik.

 

Pobeda dihukum larangan enam tahun bermain di seluruh kompetisi Eropa, sementara Presiden mereka, Aleksander Zabrcanec dan mantan kapten tim, Nikolce Zdravevski, dilarang terlibat di sepak bola Eropa untuk seumur hidup.

 

15 orang juga ditangkap di Jerman karena penggelapan hasil pengaturan skor itu, dan dua ditangkap di Swiss bersama sejumlah uang dan properti. Sebanyak 168 laga diinvestigasi saat itu.

  1. Skandal Pengaturan Skor Inggris 2013

Pengaturan skor laiknya doping, yang menjamur dalam dunia sepak bola. Bahkan pada 2013 skandal pengaturan skor mengenai penyedia liga terbaik dunia, Inggris. Akibat investigasi yang dilakukan The Sun dan The Daily Telepgraph, enam orang ditangkap akibat keterlibatan mereka di sindikat judi ilegal internasional.

 

Mantan pemain Reading dan Portsmouth, Sam Sodjie, jadi aktor utama di balik investigasi dan berkata, dia bisa mengatur pemain di Championship untuk dengan sengaja menerima kartu untuk kemudian diberi uang.

 

Penyelidikan juga berlangsung panjang hingga enam orang ditangkap, setelah mengikuti pertemuan-pertemuan tersembunyi dengan pengaturan skor asal Singapura. Dua pengusaha Singapura pun mendapatkan hukuman lima tahun penjara, karena coba mengatur laga antara AFC Wimbledon dengan Dagenham and Redbridge.

  1. Skandal Pengaturan Skor Bundesliga 2005

Bundesliga yang berada di Jerman juga jadi target skandal pengaturan skor pada 2005. Dalam hal ini, wasit divisi dua terlibat aktif di dalamnya dan berjudi pada laga-laga divisi dua Liga Jerman, DFB Pokal, dan divisi tiga, Regional liga.

 

Dianggap sebagai kontroversi terbesar di sepak bola Jerman, wasit Robert Hoyzer mendapat larangan mengikuti sepak bola seumur hidup dan menerima hukuman dua tahun penjara, setelah ditemukan menerima bayaran untuk memanipulasi empat laga sepak bola.

 

Bukan hanya melibatkan wasit, skandal itu juga mengenai tiga pemain Hertha berlin yang terlibat skandal pengaturan skor saat kalah 2-3 dari tim divisi tiga di DFB Pokal, ketiganya akhirnya ditangkap.

  1. Skandal Pemalsuan Umur Nigeria 2009

Skandal pemalsuan umur sedianya baru terungkapk kembali pada 2014, saat Lazio memboyong gelandang Kamerun berusia 17 tahun, Joseph Minala, yang dinilai media Senegal, usia pemain yang sebenarnya adalah 41 tahun.

 

Namun faktanya, pemalsuan umur terbesar terjadi pada 2009 di Piala Dunia U-17. FIFA mengumumkan akan menguji usia pemain di turnamen, dan 15 pemain Nigeria disingkirkan dari skuat.

 

Kasus pemalsuan umur ini kerap terjadi dan melibatkan negara-negara Afrika.

  1. Skandal Calciopoli 2006

Skandal calciopoli besar yang terungkap pada 2006 di Italia. Pada akhirnya di tengah kesulitan itu, Timnas Italia memang sukses meraih Piala Dunia 2006. Akan tetapi skandal itu tetap mencoret sepak bola Negeri Pizza.

 

Klub-klub besar Serie A terlibat skandal pengaturan skor, seperti Juventus, AC Milan, Fiorentina, Lazio dan Reggina. Bahkan Juventus sampai harus rela melepas scudetto 2005/06 dan turun kasta ke Serie B.

 

AC Milan tidak menerima hukuman yang sama dan hanya mendapat pengurangan poin, pun begitu dengan Fiorentina dan Lazio yang dihukum pengurangan poin, dan turun kasta ke Serie B.

 

Skandal itu baru-baru ini kembali diungkit kembali dan Juventus menyerang balik, pihak yang menuding calciopoli. Bianconeri sendiri sudah bangkit saat ini dan jadi salah satu tim yang disegani di Eropa dan Italia.

  1. Skandal Korupsi FIFA

Tak ada yang lebih besar ketimbang skandal korupsi FIFA yang notabene asosiasi sepak bola tertinggi dunia. Bahkan melibatkan mantan Presiden yang akhirnya diberhentikan paksa, Sepp Blatter.

 

Skandal korupsi terkuak dan melibatkan FBI, yang menangkan beberapa anggota FIFA yang korupsi, dengan kasus pemberian Piala Dunia 2022 kepada Qatar, negara kaya raya yang tidak memiliki sejarah sepak bola.

 

Tak hanya melibatkan Blatter, skandal korupsi ini juga melibatkan mantan Presiden UEFA, Michel Platini. Keduanya dihukum delapan tahun terlibat dalam sepak bola dan aktivitas yang berkaitan dengannya.

 

 

 

Related Articles

Back to top button