Dari dulu sampai saat ini ada beberapa liga yang sangat diyakini sebagai liga tersulit dan prestisius di Eropa. Liga-liga tersebut adalah Liga Inggris, La Liga Spanyol dan Seri A Italia. Di bagian kedua ini ada klub dari Italia yang termasuk di dalamnya.
Siapakah klub asal negeri pizza itu, berikut datanya :
10. Benfica (1976–78) – 56 Pertandingan
Salah satu klub asal Portugal juga sukses mengemas catatan terpanjang tak terkalahkan dengan mengemas 56 pertandingan tanpa kalah, yakni Benfica. Mereka berhasil mengawali catatan impresif tersebut sejak Oktober 1976, dan catatan ini berakhir ketika mereka menelan kekalahan 0-1 dari FC Porto pada Agustus 1978.
9. Skonto (1993–96) – 58 Pertandingan
Pada awal karier kepelatihan Aleksandrs Starkovs, Skonto berhasil mencatatkan hasil yang sangat luar biasa mengesankan. Puncak karier Starkovs adalah mampu membawa Latvia lolos ke Euro 2004. Sebelumnya Starkovs membawa Skonto berhasil mencatatkan 58 pertandingan tanpa tersentuh kekalahan ketika mereka memulai catatan tersebut pada periode 1994 hingga 1995, dan membuat mereka memenangkan 14 gelar beruntun.
8. Olympiakos (1972–74) – 58 Pertandingan
Olympiakos berhasil mencatatkan 58 pertandingan beruntun tanpa pernah kalah pada periode 1972 hingga 1974. Selain itu, Olympiakos juga berhasil mengemas 104 gol dalam musim 1973/74 tersebut, dan salah satu bintangnya yakni Yves Triantafyllos mampu mengemas 58 gol dalam 80 pertandingan yang ia jalani bersama Olympiakos.
7. AC Milan (1991–93) – 58 Pertandingan
Catatan impresif tanpa terkalahkan yang berhasil dikemas oleh AC Milan sebanyak 58 pertandingan terjadi pada tahun 1991 hingga 1993. Dalam periode terbaik tersebut, AC Milan berhasil memenangkan tiga scudetto dan satu gelar Champions League. ketika mereka berada dalam didikan Fabio Capello.
6. Shirak (1993–95) dan Pyunik (2002–04) – 59 Pertandingan
Dua klub asal Armenia, Shirak dan Pyunik berhasil mencatatkan rekor yang sama, yakni melaju dalam 59 pertandingan beruntun tanpa terkalahkan. Shirak berhasil menorehkan hasil yang mengesankan tersebut pada periode 1993 hingga 1995, sedangkan untuk Pyunik berhasil mengemasnya ketika berada pada musim 2002 hingga 2004.
