Top Skor

5 Alasan MU Layak Memecat Mourinho

Mourinho perlahan mulai menunjukkan grafik menurun.

Mendekati akhir musim, pasukan Mourinho mulai banyak kehilangan point.

Saat ini MU tinggal menyisakan 3 piala lagi, diantaranya Piala FA, EPL dan UCL.

Untuk EPL sepertinya akan sangat sulit melihat selisih point 15 point dengan Man City.

Di UCL perjalanan 16 besar masih menyisakan sejumlah klub hebat yang akan mempersulit MU.

Beberapa hal tersebutlah yang memberikan indikasi MU akan kesulitan berprestasi diakhir musim nanti.

Dan ada begitu banyak pengamat yang memprediksi Mourinho akan segera dipecat.

Dan berikut 5 alasan terkuat untuk MU mendepak Mou, diantaranya :

5 Alasan Manchester United untuk Pecat Jose Mourinho

1. Filosofi Mourinho

Menurut situs Forza pada Oktober 2017, Old Trafford merupakan stadion paling membosankan di Inggris. Forza menyimpulkan hal tersebut berdasarkan data jumlah gol, tendangan, sepak pojok, dan jumlah kartu merah.

Catatan itu mencoreng reputasi Manchester United sebagai klub terkaya dunia. Menurut Forza, Mourinho gagal membuat The Red Devils tampil lebih atraktif.

Sebagai contoh, pada musim pertama Mourinho di Old Trafford, Manchester United justru lebih sering bermain imbang di depan para pendukungnya. Statistik itu dipengaruhi dengan filosofi sepak bola Mourinho.

Selama menjadi manajer, Mourinho memiliki filosofi bertahan setelah mencetak gol. Manajer asal Portugal itu berhasil dengan strategi tersebut sejak masih mengasuh FC Porto.

 

2. Kemajuan Manchester City

Manchester United merupakan klub sepak bola paling kaya di dunia saat ini. The Red Devils memiliki pendukung di berbagai belahan dunia.

Popularitas The Red Devils itu disebabkan prestasi mereka ketika masih ditangani Sir Alex Ferguson. Bersama manajer asal Skotlandia itu Manchester United menjadi salah satu klub ditakuti di Eropa.

Akan tetapi, Manchester United gagal berprestasi setelah Ferguson pensiun. Mereka kalah bersaing dengan rival satu kota, Manchester City.

Di bawah asuhan Pep Guardiola, Manchester City menjadi salah satu klub paling ditakuti di Eropa. Situasi tersebut dapat membuat Manchester United kalah pamor dari The Citizens.

 

3. Underestimated terhadap Pemain Muda

Mourinho punya reputasi buruk dalam menangani para pemain muda. Eks manajer Chelsea itu terkenal lebih suka memainkan pemain yang berpengalaman.

Kondisi itu membuat bakat-bakat muda The Red Devils kurang mendapatkan kesempatan. Nama-nama seperti Luke Shaw, Timothy Fosu-Mensah, dan Andreas Pereira gagal mendapatkan tempat di tim utama Manchester United.

Ketika masih menangani Chelsea, Mourinho penah menyiakan bakat Kevin de Bruyne. Di Old Trafford, sang manajer menolak untuk mendatangkan Gabriel Jesus dan Kylian Mbappe.

Situasi tersebut bertolak belakang ketika Manchester United masih diasuh Sir Alex Ferguson. Manajer asal Skotlandia itu terkenal mengorbitkan sekelompok pemain muda yang terkenal dengan sebutan Class of ’92.

 

4. Hasil Buruk Melawan Tim Besar

Sejak ditangani Mourinho, Manchester United hanya satu kali meraih kemenangan di kandang tim besar Inggris. Dari delapan pertandingan, mereka hanya mendapatkan enam poin.

Tidak hanya itu, Mourinho juga menjalankan formasi defensif ketika menghadapi tim-tim besar. Strategi itu dapat diantisipasi oleh manajer lawan.

Tidak hanya di Inggris, Manchester United juga kesulitan berlaga di Eropa. Zlatan Ibrahimovic dan kawan-kawan menelan kekalahan ketika bersua tim-tim seperti Feyenoord, Fenerbahce, dan Basel.

 

5. Membosankan

Manchester United memiliki ketergantungan pada sosok Marouane Fellaini sejak ditangani Mourinho. Sang manajer akan memainkan Fellaini ketika tertinggal dari tim lawan.

Setelah pemain asal Belgia itu masuk, winger Manchester United akan rajin mengirimkan umpan silang. Selain itu, strategi alternatif mereka hanya mengirimkan umpan panjang dari Paul Pogba.

Situasi tersebut membuat Mourinho dianggap tidak punya strategi alternatif. Strategi Mourinho itu bisa berhasil menghadapi tim yang lebih lama, tetapi kerap gagal di Premier League atau Liga Champions.

Related Articles

Back to top button