Top Skor

5 Hal yang Dipelajari dari Pemilihan Kepengurusan Baru PSSI

 

Sepakbola Indonesia memasuki babak baru dimana baru saja kita mendapatkan ketua umum PSSI yang  baru. Adalah Edy Rahmayadi yang menjadi ketum baru menyongsong harapan seluruh pecinta sepakbola di seluruh Indonesia. Dan dengan ini kepemimpinannya diharapkan mampu membawa organisasi ini menjadi lebih berprestasi.

 

Ada begitu banyak PR yang harus diselesaikan oleh ketum yang baru ini, terutama jalannya liga dan prestasi timnas yang belum juga memutus puasa gelar. Hal lain yang tidak bisa kita sepelekan adalah masalah tawuran baik di dalam maupun di luar lapangan serta sangsi-sangsi yang harusnya bisa membuat jera. Namun setidaknya kita lihat dulu 5 hal yang bisa kita pelajari dari pemilihan kepengurusan baru PSSI :

pssi

  1. Terbukanya PSSI untuk Memberikan Informasi kepada Publik

Satu hal yang menjadi permasalahan dari kepengurusan PSSI yang lalu menurut Menpora adalah kurang terbukanya PSSI dalam hal informasi untuk publik. Hal ini juga termasuk ke dalam poin penting alasan PSSI dibekukan oleh Pemerintah pada 2015.

Sesuai dengan  Putusan Komisi Informasi Pusat Nomor 199/VI/KIP-PS-A/2014 menyebutkan bahwa PSSI termasuk badan publik non pemerintah yang wajib membuka informasi kepada publik.

Maka dari itu, diharapkan kepengurusan yang baru bisa belajar dari kesalahan PSSI yang terdahulu. Jika hal ini dilaksanakan oleh kepengurusan PSSI yang baru, bukan tidak mungkin federasi sepak bola ini kembali dipercaya oleh masyarakat.

  1. Melepas Belenggu Mafia Pengaturan Skor dalam Sepakbola Indonesia

Kasus yang harus ditangani secara nyata adalah tentang pengaturan skor yang ternyata terjadi di Indonesia. Mafia ini bekerja tanpa diketahui federasi sepak bola karena mereka bermain dalam skala tim yang kecil.

Sudah saatnya PSSI yang baru memberikan perhatian lebih kepada tim tersebut, sehingga kompetisi sepak bola Indonesia lebih bersih.

  1. PSSI Bekerja dengan Cepat

Seusai terlantik, ketua PSSI yang baru, Edy Rahmayadi langsung memberikan pernyataan untuk membereskan masalah yang terjadi pada empat tim yaitu Persebaya Surabaya, Arema Indonesia, Lampung FC, dan Persewangi Banyuwangi. Ia juga berjanji masalah ini akan selesai pada Desember, atau paling telat Januari 2017.

 

Hal ini menandakan PSSI bekerja dengan cepat dalam menanggapi permasalahan yang ada. Untuk itu, masyarakat mengharapkan adanya bentuk tanggapan yang cepat dalam setiap permasalahan sepak bola Indonesia agar tidak berlarut-larut.

  1. Lebih Baiknya Liga Indonesia

Pengangkatan Joko Driyono sebagai wakil ketua umum periode 2016-2020 membuat masyarakat berharap akan Liga yang lebih baik. Joko Driyono sendiri merupakan CEO dari PT Liga Indonesia yang selama ini melaksanakan dan mengembakan liga sepak bola tanah air.

 

Pengalamannya di liga, diharapkan mampu membuat PSSI siap untuk memantapkan turnamen sepak bola di Indonesia. Jika bisa mungkin dimulai dari kelas usia dini.

  1. PSSI Memberikan Sanksi Lebih Tegas

Terpilihnya Edy Rahmayadi sebagai ketua umum PSSI boleh jadi akan memperkuat disiplinnya para klub, pemain dan suporter di sepak bola Indonesia. Hal ini didasari karena Edy Rahmayadi merupakan seorang Letnan Jendral TNI dengan jabatan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) yang seharusnya bisa mendisiplinkan klub-klub anggota PSSI.

 

Dengan ini, PSSI diharapkan akan lebih tegas dalam memberikan sanksi-sanksi terkait masalah sepak bola, mulai dari gaji pemain, klub yang bertanding, atau tindakan para suporter.

Related Articles

Back to top button