Top Skor

5 Hal yang Harus Dibenahi Timnas Indonesia untuk Menghadapi Vietnam

Sabtu besok seluruh rakyat Indonesia akan berdoa dan mendukung tim merah putih yang akan bertarung melawan Vietnam di semifinal Piala AFF. Ini menjadi kesempatan kesekiaan kalinya untuk kita bisa menjadi juara pertama kalinya di ajang “Piala Dunia Asia Tenggara” ini. Untuk pertandingan pertama, Indonesia akan menjadi tuan rumah terlebih dahulu.

 

Melihat kebelakang, dari 3 laga babak penyisihan grup ada begitu banyak yang harus dibenahi olah Alfred Riedl. Hal ini merujuk kepada 7 gol dalam 3 laga sebelumnya, apalagi ada begitu banyak koordinasi permainan yang kurang chemistry diantara pemain kita. Dan berikut 4 analisa kami menyangkut apa yang harus dibenahi oleh timnas kita, diantaranya :

JAKARTA, 30/12 - SEMANGAT SEPAKBOLA INDONESIA. Sejumlah suporter membentangkan bendera Merah Putih berukuran besar saat memberikan dukungan pada pesepakbola timnas Indonesia pada leg kedua final AFF Suzuki Cup 2010 melawan timnas Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, Rabu malam (29/12). Sejumlah pihak menilai euforia dan dukungan luar biasa suporter dan masyarakat Indonesia pada timnas Indonesia bisa menjadi momentum kebangkitan sepakbola nasional di masa depan. FOTO ANTARA/Andika Wahyu/10.

  1. Blunder
    Kemasukkan tujuh gol dari tiga laga di fase penyisihan membuktikan rapuhnya lini belakang Timnas Indonesia. Beberapa gol yang bersarang ke gawang Kurnia Mega berawal dari kecerobohan pemain yang membuat tim lawan memiliki peluang. Hal itu terlihat di seluruh laga baik menghadapi Thailand, Filipina, maupun Singapura.

Stopper Rudolf Yanto Basna kehilangan bola di areal pertahanan menyebabkan Thailand mencetak gol pembuka. Lalu Zulham Zamrun yang baru masuk beberapa menit melakukan pelanggaran yang tidak perlu kepada pemain Timnas Filipina yang berujung pada gol penyama.

Meminimalisasi kesalahan sendiri utamanya di sepertiga pertahanan harus dilakukan. Langkah tersebut menjadi upaya untuk menangkal peluang yang diciptakan lawan. Apalagi Vietnam memiliki pemain dengan mengandalkan kecepatan dan akurasi sepakan yang mematikan.

  1. Koordinasi Lini Pertahanan
    Selain kesalahan dan kecerobohan yang tidak perlu, gol-gol lawan juga tercipta dari rapuhnya organisasi pertahanan. Beberapa kali komunikasi antara penjaga gawang dengan lini belakang tidak maksimal. Hal tersebut terlihat dari gol pertama Filipina serta sepakan cantik pemain Singapura, Khairul Amri.

Komunikasi jadi hal krusial yang harus berjalan dengan baik. Kurang fokusnya pemain dalam penjagaan lawan juga menjadi penyebab hadirnya peluang dari lawan.

Untuk itu, kesolidan barisan pertahanan harus ditingkatkan agar skema pertahanan rapat dan disiplin tinggi bisa dijalankan. Konsentrasi para bek juga menjadi poin utama dalam perbaikan. Terlebih beberapa gol lawan terjadi di 10 menit terakhir.

Secara fisik, pemain Timnas Indonesia sebenarnya tidak ada masalah mengingat mereka terus bermain sebelum bergabung ke Timnas. Pelatih dinilai wajib memberikan tambahan motivasi untuk pemain belakang agar stamina dan mental bertanding terus terjaga hingga peluit panjang berbunyi.

  1. Peran Lini Tengah
    Timnas Indonesia sering kalah jumlah pemain saat mendapat serangan dari kubu lawan. Hal tersebut dinilai karena transisi dari menyerang ke bertahan yang tidak sebanding. Apalagi, lini tengah timnas mayoritas bertipikal penyerang seperti Stefano Lilipaly, Evan Dimas Darmono, Andik Vermansah, maupun Zulham Zamrun.

Menurut Herry Kiswanto, transisi yang cukup cepat diperlukan agar lini belakang tidak kedodoran saat lawan melancarkan pola permainan menyerang. Begitu pula sebaliknya, transisi ke menyerang jika efektif membuat Timnas Indonesia akan memiliki jumlah pemain yang banyak sehingga peluang menciptakan gol semakin besar.

  1. Jangkar Permainan
    Rapuhnya lini belakang Timnas Indonesia tidak lepas dari minimnya sosok gelandang bertahan sekaligus penyeimbang. Padahal gelandang bertahan jadi tembok pertama penghalau serangan lawan. Keseimbangan permainan harus ditata sedimikan rupa agar pola menyerang sebanding dengan bertahan.

Adanya jenderal di lapangan tengah sebagai penghambat laju serangan lawan sangat dibutuhkan dalam skema permainan. Apabila tidak ada keseimbangan di sektor gelandang, tentunya lini belakang jadi sasaran empuk lawan karena jika tidak segera ke belakang maka bisa kekurangan seorang pemain.

Kombinasi gelandang bertahan dan serang terbukti berjalan dengan baik saat mengalahkan Singapura 2-1 di laga terakhir penyisihan. Peran gelandang bertahan sangat dengan menghentikan serangan lawan sebelum berhadapan dengan para bek. Ketika menyerang, gelandang bertahan berfungsi sebagai inti untuk memulai serangan dan kreator untuk ujung tombak.

Selama ini pola menyerang selalu lebih baik dari bertahan. Perlu adanya evaluasi dan pemahanan serta diskusi dengna pemain agar benar-benar paham tentang kebutuhan gelandang penyeimbang.

  1. Duo Bek Tengah
    Dua bek utama Timnas Indonesia, Fachruddin Wahyudi dan Yanto Basna, akan absen di laga melawan Vietnam. Hal tersebut menyisakan problem besar di lini belakang mengingat keduanya selalu jadi pilihan utama baik di Piala AFF maupun uji coba.

Tiga stopper tersisa, Hansamu Yama Pranata, Gunawan Dwi Cahyo, serta Manahati Lestusen diharapkan tidak canggung jika nantinya diturunkan sejak awal.

Komunikasi antarpemain terutama duet stopper anyar terus diasah agar tidak sama-sama canggung dalam pengambilan keputusan. Palang pintu anyar Timnas Indonesia nanti harus bisa bermain lepas dan menghilangkan tekanan yang ada.

 

 

Related Articles

Back to top button