Formasi

Cerdik yang bukan Licik

Cerdik yang bukan Licik

Licik itu sering kedengarannya negatif, walau sah-sah aja untuk dijalankan..
Namun ada baiknya kita menjadi cerdik dan sepakat bahwa cerdik itu lebih positif dibandingkan licik.
Saya bukanlah penggemar Jose Mourinho, namun pada dasarnya saya seneng untuk belajar begitu pula dengan orang-orang yang tidak sejalan dalam berpikir dengan saya.

Catenacio ala Italia yang mengandalkan serangan balik diterapkan Mourinho ketika porto memupuskan pasukan Sir Alex Ferguson di Champion League 2004 dan membuat Porto juara pada tahun itu. Dan berimbas kepada sinar image dari sosoknya yang bercahaya terang di dunia sepakbola. Namun bukan itu yang membuat saya kagum dengan beliau, melainkan kemampuannya memainkan psikologi pemainnya, lawannya, media bahkan semua orang yang tidak peduli terhadap dirinya.
Sebagian orang mungkin tidak simpati atau ada yang menganggap itu semua sampah.. Saya pun termasuk yang kurang setuju pada awalnya. Tapi, selalu baik adanya disaat kita mampu menekankan yang positif di setiap sisi kehidupan ini.
Bagaimanapun Mou adalah motivator, yang sudah banyak anak didiknya seperti eto’o mengakui kemampuannya ini, bahkan seorang Materazzi yang sering “rusuh”sendiri, menangis ketika Mou harus hijrah ke Madrid.

Menariknya permainan sepakbola salah satunya karena kemenangan disebuah pertandingan tidak hanya di tentukan oleh skil pemain dan taktik pelatih saja. Banyak hal kecil yang ternyata punya dampak cukup besar. Seorang Mou sangat jeli melihat ini, psy war yang sering di ucapkan terkadang membuat konsentrasi tim lawan tidak fokus, dia begitu menikmati permainan psikologi ini.

Sebut juga Timnas kita yang kalah melawan Malaysia di piala AFF baru-baru ini. Secara skill, pemain kita masi bisa dikatakan unggul secara tim begitu juga dari kualitas pelatih. Namun adanya konflik internal, dimana suporter timnas yang menghendaki turunnya Nurdin Halid dari Ketum PSSI dan juga banyaknya agenda PSSI dan “sobat2nya” untuk pemain timnas yang butuh istirahat dan konsentrasi menjebak timnas kita yang akhirnya harus takluk karna internal kita sendiri.

Kehidupan kita ini juga terkadang ditentukan oleh hal-hal kecil. Kesuksesan seseorang tidak mutlak dikarenakan dia punya modal yang cukup, berpendidikan tinggi atau sekolah di luar negeri, maupun telenta yang dimilikinya sejak awal. Seorang Pengusaha properti nasional Ciputra pernah berujar “ Untuk menjadi sukses, mulailah dari hal kecil yang bisa kamu lakukan”

Menjadi cerdik melihat potensi diri, dan masing-masing kita harus menjadi motivator untuk diri kita sendiri. Apapun masalah yang sedang kita hadapi cobalah sejenak menunda respon dan berlatih melihat dari sudut pandang yang lain. Karna itulah kekayaan kita sesungguhnya.

“Bukan masalah yang menjadi masalah, namun respon kita terhadap masalah yang sering menimbulkan masalah baru”

Related Articles

Back to top button