Top Skor

Kapten-Kapten Terbaik Seri A

Tidak hanya di Liga Inggris, Seri A Italia juga memiliki sejumlah kapten-kapten kharismatik. Seorang kapten yang sangat dihormati oleh rekan maupun lawan. Sedikit berbeda dengan di Liga Inggris, kapten yang ada di Seri A cenderung penduduk asli, yaitu pemain timnas Italia.

Walaupun sudah banyak pelatih berganti di timnya, namun kapten-kapten seri a ini tetap saja dipercayai oleh manager barunya. Jiwa kepemimpinannya sudah teruji dengan sejumlah prestasi yang berhasil dimenangkan. siapa sajakah kapten terbaik seri a itu, cekidot :

1. Paolo Maldini (AC Milan)
Sepanjang kariernya, legenda hidup AC Milan ini hanya bermain di satu klub, yakni: AC Milan. Sebagai pemain, Maldini adalah salah satu legenda sepak bola Italia yang sangat disegani baik olehkawan maupun lawan. Untuk dedikasinya terhadap klubnya seragam bernomor 3 akan turut dipensiunkan sampai putranya, Christian, masuk ke skuad utama AC Milan. Maldini yang pensiun tahun 2009 lalu menjalani 25 tahun karir bersama AC Milan dan telah meraih semua gelar juara. Maldini juga menjadi inspirasi banyak pemain belakang papan atas dunia, salah satunya adalah Puyol. Kapten Barcelona, Carles Puyol, mangakui ia sangat kagum kepada sosok Paolo Maldini yang dianggapnya sebagai bek terbaik sepanjang sejarah sepak bola. Maldini memenangkan lima trophy Liga Champions dan tujuh gelar juara Serie A dalam 24 tahun karirnya di AC Milan serta telah tampil lebih di 900 pertandingan untuk Milan.

2. Fransesco Totti (AS Roma)

Dalam usia 14 tahun, Totti terpilih menjadi salah satu anggota tim sepakbola pelajar Italia. Pada saat senggang, Totti sering mengunjungi
kamp latihan AS Roma untuk bertemu dengan legenda Roma, di antaranya Rudi Voeller dan Giannini. Dalam turnamen usia di bawah 14 tahun, Totti terpilih menjadi pemain terbaik. Fransesco Totti dikenal sebagai fantasista terbaik di eranya, visi bermainnya, trik di lapangan, serta naluri golnya menjadikannya mampu mencetak 250 gol di ajang Serie A dan melampaui torehan seorang legenda Roberto Baggio pada tahun awal 2011. Pada tanggal 17 Juni 2000, Totti memenangkan Scudetto pertamanya
bersama Roma. Bersama Batistuta dan Montella mengantarkan AS Roma Scudetto untuk yang ke tiga kali nya. Ia mencetak satu gol dalam kemenangan 3-1 melawan Parma, dan memastikan gelar Scudetto untuk timnya. Pada tahun 2000 dia berhasil mendapatkan gelar Pemain Italia terbaik dan masuk dalam nominasi Ballon d’Or untuk pertama kalinya.
Puncak prestasi terbaik Totti sepanjang kariernya adalah membawa timnas Italia meraih Piala Dunia pada 2006, di mana pada saat itu seniornya Paolo Maldini sudah keburu pensiun dua tahun sebelumnya dari timnas.
Totti pernah mendapatkan sepatu emas pada musim 2006/2007 dengan mencetak 26 gol di Serie A. Totti merupakan pemain Italia kedua yang
mendapatkannya setelah Luca Toni pada musim sebelumnya.

3. Del Piero (Juventus)

Bermain di San Vendemiano pada usia 7 tahun. Del Piero kecil tidak berposisi sebagai striker, melainkan kiper, karenaibunya menganggap posisi itulah yang paling aman. Sampai kemudian kakaknya, Stefano, melihat kemampuannya dalam menyerang lebih menonjol daripada kemampuannya menangkap bola. Sejak saat itulah Del Piero mengisi posisi
penyerang dalam tim. Del Piero pindah ke Juventus tahun 1993. Debutnya terjadi pada bulan September 1993 saat Juventus melawan Foggia. Sedangkan gol pertamanya lahir saat kontra Reggiana, di mana dia tampil
sebagai pemain pengganti. Penampilan pertamanya sebagai starter, Del Piero berhasil mencetak hat-trick ke gawang Parma. Dan ketika itulah media Italia menyebutnya sebagai the new Baggio. Scudetto pertamanya didapatkan pada tahun 1995 dan pada tahun berikutnya gelar Liga Champions dan Piala Intercontinental dirasakan oleh Del Piero. Del Piero telah membela Bianconeri lebih dari 15 tahun, maka sudah sewajarnya ia merupakan pemain legendaris di Juventus. Nama besarnya bahkan mampu mengalahkan legenda hidup Roberto Baggio yang sama-sama pernah memperkuat Si Nyonya Tua. Loyalitas Del Piero juga tidak perlu
dipertanyakan lagi, pada musim 2006 ketika Juventus harus turun kasta ke Serie B, Alex (sapaan akrabnya) tetap bertahan hingga membawa tim Zebra ini kembali ke kasta tinggi Lega Calcio. Sudah sewajarnya jika publik Turino begitu mengagumi sosok yang satu ini.

4. Gabriel Omar Batistuta (Fiorentina)
Siapa pemain yang paling ditakuti Gianluigi Buffon? Jawabnnya bukan
Ronaldo, bukan Maradona, justru GabrielOmar Batistuta.
Mengawali karirnya di klub Newel Old Boys(1988-1989) sebelum hijrah ke River Plate lalu ke Boca Junior. Batistuta adalah seorang striker ulung yang sangat ditakuti kiper karena tendangan kerasnya yang bisa dilepaskannya dari posisi apa saja. Di tahun 1991, Fiorentina membelinya. Menghabiskan 9 tahun di fiorentina dengan pencapaian 168 goldan masuk daftar sejarah pencetak lebih dari 100 gol di Seri A Italia. Tifosi La Viola tidak akan pernah melupakan kebesaran seorang Batistuta. Sebagai seorang dengan kualitas seperti Batistuta suatu hal yang menakjubkan ketika dia rela untuk tidak bermain di tim besar, padahal tawaran dari tim-tim besar Eropa selalu datang. Seorang Luis Suarez tidak luput mengagumi sosok yang satu ini“Saya tidak pernah melewatkan aksi Batistuta di lapangan. Ia sosok penyerang yang kuat serta pantang menyerah. Ia bukan tipe penyerang malas yang hanya mengandalkan umpan matang,” katanya. Karena ketiadaan gelar scudetto selama berkarier di Italia, sebelum habis masa-
masa terakhirnya, Batistuta lalu pindah ke AS Roma dan di tahun pertamanya, bersama Totti dkk, langsung meraih Scudetto. Sempat dipinjamkan ke Inter Milan tahun 2003. Lalu ia memutuskan
hijrah ke negeri Arab dan bermain di klub al Arabi sampai tahun 2005.
Tahun 2005 ia memutuskan untuk istirahat dan gantung sepatu dari karir
sepakbolanya. Ia juga tercatat sebagai pemain pencetak gol terbanyak untuk Argentina dengan 56 gol dan bermain atau membela
Argentina di 3 piala dunia (1994 di USA, 1998 di Perancis,dan 2002 di Korea Jepang).

 

 

 

 
5. Javier Adelmar Zanetti (Internazionale)
Javier Adelmar Zanetti lahir pada tanggal 10 Agustus 1973 di Buenos Aires,
Argentina. Dia mendapat julukan Pupi di Argentina. Setelah bermain di Italia, Zanetti kembali mendapat julukan, yaitu Il Trattore (The Tractor) karena kekuatan, keuletan, stamina dan kemampuan berlarinya melewati pemain bertahan lawan ketika ikut membantu menyerang dari posisi bek kanannya. Belakangan ini dia juga bermain di posisi pemain tengah
kanan. Debutnya bersama Inter terjadi pada tanggal 27 Agustus 1995 saat melawan Vicenza. Kualitas Zanetti membuatnya menjadi pemain sepak bola yang dihormati. Meski terkadang dia dikritik sebagai pemain yang suka protes saat dilapangan, tetapi dia berhasil menjadi salah satu pemain Inter yang paling konsisten, dapat diandalkan dan bisa dipercaya. Karena itu dia diangkat menjadi kapten tim, danmendapatkannya dari pemain bertahan legenda Inter, Giuseppe Bergomi. Puncak prestasi Zanetti adalah pada musim 2008/2009 di mana ia berhasil membawa Inter meraih Treble Winner pertama tim Italia sepanjang masa. Prestasi yang membayar lunas loyalitas pemain yang juga banyak dikagumi oleh pemain lawan ini.

 

 

 

 

Sumber : dari berbagai sumber

Related Articles

Back to top button