Extra Time

Messi Bukan Mata Duitan…!!! Beda dengan Tetangga Sebelah..

 

Sang Pemenang Piala Dunia Lionel Messi masih belum juga  membuat keputusan tentang masa depannya, namun fakta lainnya mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan Al-Hilal..

 

Terkait kabar itu, Ayah Lionel Messi bemar-benar dan langsung mengklarifikasinya. Ia menganggap rumor itu sebagar “Isu jahat” dan menegaskan kembali bahwa belum ada keputusan yang dibuat tentang di mana kapten Argentina itu akan bermain musim depan.

 

Seperti yang telah dikabarkan oleh GOAL  beberapa kali, bahwa Messi akan menunggu hingga akhir musim ini sebelum memutuskan masa depannya. Namun, yang menarik, ia tidak mencoret kemungkinannya untuk pindah ke Arab Saudi. Sebaliknya, itu tetap menjadi pilihan yang sangat layak untuk Messi dan keluarganya, dan sebaliknya keputusan ini akan banyak membuat fans Messi kecewa.

 

Keputusan Messi bermain di Arab Saudi pun, semakin menguat kala Messi beberapa waktu lalu meninggalkan latihan PSG untuk mengikuti kegiatan menjadi duta besar pariwisata di Arab Saudi.

 

Seperti yang juga pernah dikatakan oleh penulis Argentina Marcela Mora y Araujo kepada The Football Show di Off The Ball, “Saya pikir Messi sangat cerdas, tetapi menurut saya dia tidak terlalu terlibat dengan masalah yang lebih luas.”

 

Penyataan Marcela Mora itu merujuk pada berita yang mengatakan bahwa,  keluarga tahanan di Arab Saudi menghimbau Messi untuk menolak tawaran menggiurkan untuk mempromosikan pariwisata di negara dengan catatan hak asasi manusia yang menyedihkan.

 

Jadi, fakta bahwa Messi jelas tidak ragu untuk bergabung dengan Al-Hilal sama sekali tidak mengejutkan, setidaknya dari perspektif moral.

 

Namun, pada level olahraga, itu adalah transfer yang tidak masuk akal.

 

Messi telah lama mendambakan mahkota Liga Champions kelima. Berkali-kali selama lima tahun terakhir, dia mengakui bahwa itu adalah satu-satunya “mimpinya” yang tersisa di level klub.

 

Mari kita mengingat kembali kata-kata Messi saat pindah ke Parc des Princes pada musim panas 2021 setelah perpisahannya yang menyakitkan dengan Barcelona, dia mengklaim bahwa dia berada di “tempat terbaik” untuk menaklukkan Eropa untuk terakhir kalinya.

 

“Saya pikir kami memiliki tim untuk melakukannya di sini,” katanya. “Saya harap kami bisa mewujudkannya.”

 

Dan hasilnya Messi dan rekannya di PSG tidak melakukannya. PSG pun mengalami kekalahan yang memalukan di babak 16 besar selama dua musim Messi bermain di Prancis.

 

Di musim pertamanya, tahun 2021 PSG menyerah dari Real Madrid di Santiago Bernabeu, walaupun sebenarnya mereka sudah bermain bagus di fase 16 besar tersebut.

 

Hal yang sama terjadi di musim ini, dimana PSG tunduk dari tim Bayern Munich yang unggul dalam laga du leg tersebut. Dan PSG pun terlihat seperti tidak memberikan perlawanan terutaman kala bermain di leg kedua di Allianz Arena.

 

Laga itu pun membuat mantan pemain Bayern angkat bicara membela Messi. Philipp Lahm jelas senang melihat timnya lolos, tetapi bahkan dia sedih melihat Messi seperti tersesat saat PSG menunjukkan permainannya.

 

“Dia menunjukkan kelas ekstra pada saat-saat tertentu di Munich,” kata Lahm kepada Sport Bild. “Tapi keterampilan Messi digunakan tanpa tujuan, bidikan, atau arah. Individu di PSG tidak tahu bagaimana mencetak gol bersama dan mencetak peluang.

 

“Messi tidak berdaya dan putus asa.”

 

Jika itu merupakan laga  terakhir kita melihat Messi di panggung termegah level klub, maka itu akan menjadi cara yang cukup memalukan baginya untuk mundur.

 

Seseorang bisa aja berargumen bahwa Messi pantas mendapatkan yang lebih baik, tetapi sulit untuk merasa kasihan pada pria yang sebenanrnya memegang takdirnya di tangannya sendiri.

 

Lagi pula, Messi sebenarnya tidak wajib untuk pindah ke Arab Saudi. Dia tidak kekurangan uang. Masih banyak klub-klub top Eropa yang dengan senang hati mengontraknya, walaupun seperti yang kita ketahui bersama ada Financial Fair Play (FFP) yang menjadi hambatan – namun sama sekali tidak ada yang bisa menghalangi Messi untuk menurunkan tuntutan gajinya yang selangit untuk membuat dirinya bisa terjangkau.

 

Sebagai contohnya, jika Messi  benar-benar ingin kembali ke Barcelona yang ia cintai, maka dia bisa mengajukan pemotongan gaji yang signifikan untuk mewujudkannya – dan pastinya akan dibayar dengan baik oleh Barcelona.

 

Memang bisa dipahami bahwa Messi kecewa dengan saran presiden klub Joan Laporta yang menyarankan dirinya untuk menawarkan diri “bermain gratis” agar tetap bertahan di Camp Nou pada tahun 2021 silam, namun karena Messi bukanlah penyebab masalah ekonomi Catalan – jadi dia tidak berkewajiban untuk menyelesaikannya. Dari sudut pandang hukum pun, hal itu sangat tidak mungkin untuk dilakukan, karena hal tersebut merupakan langkah nakal Laporta untuk mengalihkan beberapa kesalahan dari Barca karena kehilangan pemain terhebat dalam sejarah klub akibat kecerobohan rezim sebelumnya. Dari kejadian tersebut kita tahu satu hal tentang Messi bahwa ia sangat sadar akan nilainya sendiri, dan dia tidak akan pernah mau menjual dirinya sendiri.

 

PSG pun akhirnya menyadari hal tersebut kala berusaha untuk membujuk Messi di Parc des Princes. Kalau melihat masalah FFP mereka sendiri, sebenanrya PSG bisa saja meminta Messi setuju untuk menerima paket gaji yang lebih kecil – tetapi hal itu sangat kecil kemungkinan terjadi.

 

Messi jelas mendapatkan hak untuk melakukan apa yang dia suka, terutama dalam hal penghasilannya. Jika dia ingin menghasilkan keuntungan sebanyak mungkin sebelum dia pensiun, itu adalah hak prerogatifnya. Messi pun sering menunjukan sisi murah hatinya. Dia menyumbangkan sejumlah besar uang untuk amal dan mendanai beberapa inisiatif kegiatan mulia selama bertahun-tahun.

 

Ini sebenarnya terbilang egois saat kita menginginkan Messi terus bermain di level tertinggi – mengingat dia telah memukau dunia selama hampir dua dekade, ia memberikan waktu dan waktu lagi untuk klub dan negaranya meskipun berada di bawah tekanan yang kebanyakan dari kita bahkan tidak bisa memahaminya.

 

Tidak ada pemain di dunia ini yang tampil sangat super, seolah-olah kebal terhadap kerusakan waktu. Dan buat Messi sendiri bermain di Liga Pro level rendah, kemungkinan besar akan memperpanjang kariernya, secara signifikan juga akan mengurangi stres dan ketegangan yang dialaminya.

Namun tentunya kita sepakat bahwa Messi punya lebih banyak lagi untuk diberikan di puncak profesinya, seperti yang penampilan luar biasanya di Piala Dunia 2022. Jadi, bergabung dengan Cristiano Ronaldo di panti jompo tanda kutip termewah di Arab Saudi bukanlah hal yang tepat, bahkan dari sudut pandang olahraga murni.  Jelas, kita harus berterima kasih atas semua yang telah dilakukan Messi untuk permainan yang indah, untuk semua kenangan ajaib yang telah dibuatnya. Bukan hanya senang melihat penampilannya yang menentang logika di Qatar; itu adalah hal yang istimewa. Namun, ini juga terasa seperti akhir yang sangat fantastis untuk karir paling luar biasa dari konsistensi yang pernah ada dalam olah raga ini. Dalam pengertian itu, Messi tidak dapat disangkal adalah GOAT sepakbola. Tidak ada yang tampil pada level setinggi itu untuk jangka waktu yang berkelanjutan. Dia telah mencetak rekor yang tidak akan pernah dipecahkan.

Semoga aja ke depan kita akan melihat Messi yang tidak tergoda dengan uang namun tetap bermain sepakbola karena itu adalah hidupnya dan bukan karena embel-embel duit diatas meja.

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button