Top Skor

3 Alasan Pelatih-Pelatih Jerman Bagus

1. Akademi Hennes-Weisweiler

Domenico Tedesco, Julian Nagelsmann
Domenico Tedesco dan Julian Nagelsmann | TF-Images/Getty Images

Akademi Hennes-Weisweiler dibangun dengan nama legenda Borussia Monchengladbach. Seperti halnya Coverciano yang memproduksi pelatih-pelatih berbakat di Italia, Hennes-Weisweiler pun demikian. Julian Nagelsmann, Domenico Tedesco, Tuchel, Flick juga produksi akademi itu di era yang berbeda (Tedesco satu angkatan dengan Nagelsmann)

Ada kurikulum di sana yang dinamakan Football Teacher (Fussball Lehrer) yang harus dilewati pelatih-pelatih. Jika bisa melewatinya maka mereka akan mendapatkan lisensi kepelatihan yang setara dengan pro UEFA hingga bisa melatih di Bundesliga 3, 2, dan Bundesliga divisi teratas.

“Edukasi kepelatihan kami bagus. Saya bahagia dengannya dan juga apa yang saya dapatkan sejauh ini,” ucap Nagelsmann, pelatih yang kini baru berusia 33 tahun (relatif muda untuk ukuran pelatih). Nagelsmann lulus dari akademi pada 2016 dengan menempati peringkat kedua terbaik di bawah Tedesco.

2. Kepercayaan dari Klub Bundesliga 2 dan Bundesliga

Florian Kohfeldt
Florian Kohfeldt | DeFodi Images/Getty Images

Memercayai pelatih lokal untuk melatih klub di Bundesliga 2 dan Bundesliga juga jadi kunci mengapa kualitas pelatih-pelatih Jerman bagus. Seiring pengalaman yang mereka dapat maka wawasan, pengalaman, dan kualias mereka juga terangkat.

Bukan hanya Nagelsmann saja pelatih muda dari Jerman yang membesut klub Bundesliga, ada juga Florian Kohfeldt (37 tahun) di Werder Bremen dan Domenico Tedesco (34 tahun) yang melatih Spartak Moscow (sebelumnya melatih Schalke 2017-2019).

Bandingkan dengan Liga Inggris yang tidak banyak mengorbitkan pelatih-pelatih muda berbakat dan diberi kesempatan melatih tim di sana. Selain Frank Lampard yang saat ini melatih Chelsea, sisanya merupakan pelatih asing seperti: Pep Guardiola, Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, Klopp.

Bahkan beberapa nama merupakan nama lawas yang sudah terkenal namanya di Inggris semisal David Moyes, Steve Bruce, dan Nigel Pearson.

3. Tak Banyak Tekanan

Julian Nagelsmann
Julian Nagelsmann | David Ramos/Getty Images

Setiap pelatih klub di era sepak bola modern selalu punya tekanan akan pemecatan jika klub yang dilatihnya tampil inkonsisten atau jauh dari harapan manajemen. Namun di Jerman, yang banyak mengandalkan pemain muda, regenerasi skuad, serta dominasi Bayern yang disaingi Borussia Dortmund, jadi kesempatan pelatih-pelatih muda bersinar.

Kebanyakan pelatih-pelatih muda Jerman berasal dari latar belakang yang sama: mantan pesepak bola profesional. Ada yang berhenti bermain karena cedera atau karena talentanya tidak berbakat – relatif biasa-biasa saja.

Alhasil karier kepelatihan dilihat sebagai ‘kesempatan kedua’ mereka untuk bersinar. Hasrat tersebut didukung dengan kepercayaan klub-klub Jerman memberikan kesempatan kepada pelatih-pelatih muda.

Menurut catatan di laman resmi Bundesliga ada banyak pelatih di Jerman (34.970 pelatih) ketimbang di negara lainnya. Bandingkan dengan Inggris sebanyak 2.769 pelatih. Itu menunjukkan niatan pelatih-pelatih Jerman untuk berusaha sukses di karier kepelatihan.

Source : 90min.com

Related Articles

Back to top button