Top Skor

5 Dampak Terbesar Melonjaknya Harga Pemain Sepakbola

Sepakbola menjadi dayatarik tersendiri oleh investor kaya di dunia ini. Banyaknya pecinta sepakbola di dunia, membuatpara investor turut ambil bagian dalam bisnis di dalamnya. Roma Abrahimovic adalah pelopornya dimana ia membeli Chelsea dan menyulapnya menjadi klub kaya nan prestisius saat ini. Hal ini pun diikuti oleh para investor lainnya yang melihat peluang besar di dalamnya.

 

Alhasil masuknya investor kaya di sepakbola membuat bursa transfer tidak waras lagi. Ada begitu banyak harga pemain yang tidak masuk akal. Dan hal ini terjadi sampai saat ini dan mungkin akan banyak hal gila lainnya yang akan kita temui. Dan berikut 5 dampak terbesar melonjaknya harga pemain sepakbola saat ini :

  1. Kesenjangan Sosial antara Klub Kaya dan Klub Kecil

Peningkatan nilai transfer pemain yang semakin besar dalam beberapa tahun terakhir memang dianggap sebagai sebuah masalah, terutama bagi klub-klub yang tidak memiliki kemampuan untuk meraih pendapatan yang tinggi dalam satu periode keuangan.

 

Namun hal ini tentu bukan merupakan sesuatu yang menjadi masalah signifikan bagi klub dengan kekuatan finansial tinggi, seperti misalnya Manchester United, Manchester City, Chelsea, Real Madrid, Barcelona, dan dalam beberapa musim ke belakang, Paris Saint-Germain.

 

Peningkatan daya beli oleh klub-klub tersebut secara langsung juga menjadi salah satu penyebab utama peningkatan harga pemain dari berbagai negara, terutama saat klub-klub Inggris, dengan pendapatan hak siar yang tinggi, ingin mendatangkan pemain baru.

 

Hal ini dapat meningkatkan kesenjangan antara klub-klub besar dengan klub-klub yang berada di tingkat bawah mereka, baik dari segi kekuatan yang dapat mereka turunkan di lapangan, maupun kekuatan untuk meningkatkan pendapatan yang mereka peroleh dalam satu periode keuangan, baik secara jangka pendek maupun panjang.

 

Kesenjangan ini pada akhirnya akan menurunkan tingkat kompetitif dalam berbagai liga di dunia, klub-klub besar akan semakin mempererat pegangan mereka di papan atas, dan pihak yang berada di bawah mereka akan semakin sulit untuk berusaha menembus penghalang yang saat ini membuat mereka tidak dapat menghancurkan keadaan status quo yang selama ini terjadi, terutama di kompetisi Eropa.

 

 

  1. Tidak ada Harga Standard Seorang Pemain

Penentuan nilai wajar untuk melakukan sebuah pembelian selalu dilakukan oleh setiap badan usaha, tak terkecuali oleh sebuah tim sepak bola, ketika pemain-pemain yang ada diperjual belikan layaknya transaksi aset atau saham yang terjadi dalam dunia bisnis.

 

Namun, menentukan nilai wajar dari seorang pemain merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan, berbeda dengan pembelian aset atau saham yang memiliki metode dan cara perhitungan yang jelas dan dapat dipahami dengan cukup mudah oleh pihak-pihak yang menekuninya.

 

Sejauh ini catatan statistik yang dimiliki setiap pemain dan gaya permainan yang ia tunjukkan dapat menjadi acuan utama, tetapi ada dua faktor penting yang dapat menyulitkan berbagai klub untuk menentukan nilai wajar dari pemain yang mereka incar.

 

Faktor pertama adalah apakah klub yang memiliki pemain tersebut ingin melepas pemain yang mereka miliki saat itu. Jawaban dari pertanyaan tersebut akan memengaruhi nilai tawar antar kedua belah pihak saat melakukan negosiasi, secara kasat mata, hal ini tidak berbeda dengan apa yang terjadi selama ini dalam melakukan negosiasi untuk membeli atau menjual seorang pemain.

 

Semenfata faktor kedua menjadi yang paling terpengaruh akibat inflasi adalah peningkatan pendapatan (yang juga memberikan pengaruh terhadap daya beli sebuah tim). Peningkatan pendapatan sebuah tim, seperti apa yang dirasakan oleh 20 klub Premier League akibat meningkatnya pendapatan hak siar, secara langsung justru menurunkan nilai tawar mereka saat sedang melakukan negosiasi.

 

Klub-klub luar maupun dalam Inggris mengetahui secara langsung nilai pendapatan yang diperoleh, dan akan meminta uang yang lebih banyak untuk melepas pemain yang mereka incar, misalnya pemain yang memiliki nilai wajar 20 juta pound dapat pindah dengan harga 40 juta pound akibat keadaan ini.

 

Klub yang membeli pemain tersebut memang dapat memperoleh keuntungan apabila kualitas yang mereka dapatkan sesuai dengan yang dihrapkan, namun sering kali hal yang tidak sesuai harapan menjadi kenyataan di lapangan.

 

Sayangnya, tren negatif ini masih terus terjadi dalam beberapa tahun terakhir, terutama dari klub-klub Inggris yang terus berusaha meningkatkan kualitas skuat mereka.

 

 

  1. Perang Pemandu Bakat

Inflasi dalam sepak bola yang semakin meningkat tidak hanya memberikan pengaruh yang signifikan terhadap biaya yang dibutuhkan untuk mendatangkan pemain-pemain baru, namun juga dalam usaha klub mendapatkan pemantau bakat dan juga agen yang dapat mempermudah proses rekrutmen mereka.

 

Persaingan antara berbagai klub tidak akan hanya terjadi di dalam lapangan saat menjalani pertandingan, tetapi juga di luar lapangan, dan akan menyebabkan harga dari informasi dan analisis terhadap seorang pemain dan juga sebuah tim secara keseluruhan akan mengalami peningkatan yang cukup pesat.

Sesuai namanya, pemantau bakat memiliki tugas untuk mengamati performa dari seorang atau beberapa pemain yang masuk dalam incaran sebuah tim, dan memberikan analisa dari hasil pengamatan yang dilakukan kepada manajer atau direktur olahraga yang kemudian akan mengambil keputusan untuk merekrut pemain yang telah diamati atau tidak.

 

Berbagai klub di dunia jelas akan berusaha untuk mendapatkan pemantau bakat terbaik dan akan mengirimkan mereka ke berbagai negara untuk memperoleh peluang tertinggi untuk dapat merekrut pemain-pemain muda berkualitas.

 

Keadaan ini akan memberikan efek langsung kepada agen, sosok yang berpengaruh tinggi dalam proses negosiasi antar klub terkait penjualan dan pembelian pemain. Nama-nama seperti Mino Raiola dan Jorge Mendes yang saat ini dikenal sebagai agen super dalam sepak bola akan semakin sering muncul dalam berbagai pemberitaan di media.

 

Agen tidak hanya memiliki tugas untuk menjadi representasi dari seorang pemain, tetapi berbagai klub juga menggunakan jasa mereka untuk membantu proses negosiasi saat ingin merekrut pemain.

 

Pengaruh ini dapat dilihat dari meningkatnya biaya yang dikeluarkan berbagai klub, terutama di Inggris, dalam menggunakan jasa agen saat melakukan negosiasi dengan klub-klub lain saat berlangsungnya bursa transfer.

 

 

  1. Jabatan Seorang Pelatih Mudah Dipecat

Tujuan akhir dalam sebuah pertandingan sepak bola adalah kemenangan yang menjadi incaran bagi dua tim yang berpartisipasi dalam pertandingan tersebut, dan pada akhirnya gelar juara akan menjadi ukuran kesuksesan bagi segala pihak yang terlibat dalam sebuah klub sepak bola.

 

Meningkatnya dana yang dapat digunakan oleh seorang pelatih untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas timnya memang akan membuat mereka merasakan kemudahan tersendiri untuk merekrut pemain-pemain baru, tetapi keadaan ini juga berbanding lurus dengan tekanan yang mereka dapatkan.

 

Keadaan ini menyebabkan waktu yang dibutuhkan bagi pemain-pemain baru, dan juga pelatih yang ada di dalam tim tersebut, untuk beradaptasi dengan taktik dan faktor-faktor lainnya yang dibutuhkan sebelum sebuah tim dapat menunjukkan kemampuan terbaik mereka, dianggap menjadi tidak relevan.

 

Dalam beberapa tahun terakhir, melihat pemberitaan mengenai pemecatan seorang pelatih bukan merupakan sebuah kejadian yang mengejutkan, dan tren buruk ini akan terus berlanjut dalam beberapa waktu ke depan, paling tidak sampai adanya kesadaran secara menyeluruh bahwa upaya untuk mendapatkan hasil secara instan tidak dapat bertahan lama.

 

 

  1. Banyaknya Pemain yang Tidak Loyal dan Bad Attitude

Era sepak bola modern sering kali diwarnai dengan hengkangnya pemain ke tim yang lebih besar untuk meningkatkan peluangnya mendapatkan kesuksesan dan juga gaji yang diperoleh untuk membiayai kehidupannya.

 

Melihat seorang pemain pindah terhadap tim yang merupakan pesaing utama dari tim yang sebelumnya ia bela bukan merupakan suatu kejadian yang mengejutkan dalam beberapa tahun terakhir, bahkan ada beberapa kejadian di mana pemain tersebut seakan tidak mempedulikan cara yang digunakan agar dapat mewujudkan keiginannya.

 

Nilai loyalitas dalam karakter seorang pemain dianggap sudah tidak relevan saat ini, dan hal ini terlihat jelas pada bursa transfer musim panas 2017, seperti ketika Ousmane Dembele yang absen tanpa izin dalam sesi latihan Borussia Dortmund sebelum kemudian mendapatkan keinginannya untuk pindah ke Barcelona.

 

Hal-hal seperti ini dapat semakin sering terjadi di masa depan, terutama dengan potensi terjadinya peningkatan kekuatan finansial bagi klub-klub besar di Eropa seperti Real Madrid, Barcelona, Manchester United, Manchester City, Bayern Munchen, Juventus, Chelsea, dan juga Paris Saint-Germain.

 

 

 

Related Articles

Back to top button