Top Skor

5 Hal yang Bisa Dipetik dari Kekalahan Liverpool atas Burnley

 

Liga Inggris pekan kedua kembali membuat kejutan, dimana pada pekan pertama Liverpool membungkam Arsenal di kandang lawan dengan skor 4-3 justru berbalik Liverpool dibungkam tim promosi Burnley 2-0 tanpa balas. Ini merupakan kejutan karena praktis Burnley tanpa pemain bintang yang mampu calon juara EPL.

 

Liverpool kelihatan frustasi untuk bisa merusak pertahanan Burnley, namun sungguh sial karena disiplin pemain Burnley harus member kekalahan kepada Liverpool. Liverpool di awal liga sangat banyak diprediksi akan menjadi juara, namun dengan kekalahan ini membuat banyak yang ragu dengan inkonsistensi yang ditunjukkan. Dan berikut 5 hal yang bisa dipetik dari kekalahan Liverpool atas Burnley :

 

SOUTHAMPTON, ENGLAND - FEBRUARY 22:  (THE SUN OUT, THE SUN ON SUNDAY OUT) Philippe Coutinho of Liverpool scores the opening goal during the Barclays Premier League match between Southampton and Liverpool at St Mary's Stadium on February 22, 2015 in Southampton, England.  (Photo by Andrew Powell/Liverpool FC via Getty Images)

 

  1. Penguasaan Bola Bukan Jaminan

 

​ Di akhir laga, Liverpool mencatatkan statistik penguasaan bola mencapai 80,6 persen atas Burnley, namun pada akhirnya tetap kalah. Liverpool pun mencatatkan sejarah baru, yang terakhir diraih pada Premier League 2003/04.

 

“Melawan Burnley, Liverpool mencatatkan penguasaan bola tertinggi untuk tim yang menelan kekalahan sejak Premier League 2003/04. Steril,” kicau Twitter @OptaJoe.

  1. Efektivitas Permainan Burnley

 

​ Manajer Burnley, Sean Dyche, disinyalir menginstruksikan anak-anak asuhnya untuk bermain efektif memanfaatkan peluang, bahkan jika itu peluang kecil. Tom Heaton dan kawan-kawan pun menuruti instruksi sang manajer dengan baik. Dua gol Burnley, tercipta dari total dua tembakkan yang mereka lakukan ke gawang Liverpool!

 

“Burnley mencetak gol dari total dua tembakkan mereka ke Liverpool. Klinikal,” kicau Twitter @OptaJoe.

  1. Senjata Makan Tuan untuk Klopp

 

​ Filosofi gegenpressing Jurgen Klopp, sedianya memberikan tekanan kepada lawan saat mereka menguasai bola, merebut bola, dan melancarkan serangan balik dengan cepat. Namun pertanyaannya adalah, bagaimana permainan Liverpool ketika lawan memilih bermain bertahan, dengan tekanan tinggi?

 

Jawaban itu bisa terlihat saat melawan Burnley. Liverpool mendominasi permainan karena Burnley bermain bertahan, dan justru pemain Liverpool yang melakukan eror, untuk kemudian berbuah gol bagi tim lawan.

 

“Sejak Klopp mengambilalih, hanya Aston Villa (12) dan West Ham United (10) yang melakukan eror, berbuah gol ketimbang Liverpool (sembilan). Ditekan,” kicau @OptaJoe.

  1. Sejarah buat Burnley

 

​ Burnley yang baru memecahkan rekor transfer klub, dan memboyong Steven Defour, memulai sejarah baru saat melawan Liverpool. Dua catatan positif dicatatkan oleh Burnley, dan juga Vokes.

 

“Burnley tidak pernah mencetak gol di Premier League melawan Liverpool, kalah di empat pertemuan terakhir kedua klub. Kesulitan,” kicau @OptaJoe. Namun pada akhirnya Burnley sukses menghapus kutukan itu.

 

“Sam Vokes telah mencetak gol Premier League pertamanya dalam 28 laga di level ini. Finis,” lanjut @OptaJoe.

  1. Inkonsistensi The Reds

 

​ Klopp wajib menegaskan kepada anak-anak asuhnya untuk lebih konsisten bermain, dan bermain efektif. Apalagi Liverpool musim ini hanya fokus bermain di Inggris, tanpa partisipasi di turnamen antarklub Eropa, sudah sewajarnya Liverpool mampu bertarung di papan atas klasemen Premier League.

 

Merseyside Merah gagal memanfaatkan euforia dan motivasi dari kemenangan 4-3 tim, di Emirates Stadium. Inkonsistensi dibayar mahal dengan kekalahan yang mengejutkan ini.

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button