Top Skor

5 Hal yang harus Dibenahi Argentina Setelah Piala Dunia

Argentina kembali gagal di piala dunia dan kali ini perjalanan mereka terhenti di babak 16 besar.

Messi kembali menjadi titik kritik pasca tersingkirnya Argentina.

Sebagai pemain terbaik dunia sebanyak 5 kali, Messi dianggap tidak bisa bermain untuk Argentina seperti yang ia tunjukkan kala bermain dengan Barcelona.

Namun ada juga sejumlah analisis yang menganggap bahwa pelatih Argentina harusnya juga berkontribusi besar terhadap gagalnya Argentina di piala dunia.

Saat ini Argentina meninggalkan banyak sekali PR untuk dibenahi.

Dibawah ini kami memiliki 5 hal yang harus dibenahi Argentina pasca piala dunia Rusia, diantaranya :

5. Kebijakan Pemilihan Pemain

Jorge Sampaoli sebenarnya bukan pelatih yang buruk mengingat dia perna berhasil membawa tim nasional Chile juara Copa America 2005. Masalah utama adalah kebijakan pemilihan pemain yang diterapkannya.

Selain tidak memanggil Mauro Icardi, Paulo Dybala praktis hanya menjadi penonton selama di Rusia karena kalah bersaing dari Lionel Messi. Setelah performa yang berantakan di Piala Dunia 2018, Sampaoli benar-benar harus merenungkan kembali semua penilaian terhadap para pemainnya. Memiliki pemain dengan ragam permainan yang berbeda akan membantunya menemukan aleternatif taktik saat performa tim terlihat statis.

4. Lionel Messi

Gestur tubuh Lionel Messi yang sangat suram sesaat sebelum Argentina berhadapan dengan Kroasia di fase grup menunjukkan bahwa sang bintang menanggung beban berlebihan di pundaknya. Status pemain terbaik dunia lima kali malah menjerumuskannya ke dalam lubang hitam yang membuatnya sulit keluar.

Publik dan media Argentina pertama-tama harus sadar bahwa timnas mereka bukan Barcelona, bermain di tim yang berbeda, berarti seorang pemain akan bermain dalam sistem yang berbeda dan tidak bisa diharapkan memiliki kontribusi yang sama. Itulah situasi Messi saat ini.

Kedua, mereka juga harus memahami bahwa Argentina adalah gudang pemain bintang, meletakkan beban berlebihan pada diri Messi dengan menjadikannya tumpuan untuk segala sesuatu yang terjadi di lapangan malah berdampak buruk pada mentalitasnya.

3. Reformasi AFA

Korupsi menjadi salah satu isu penting dalam tubuh Federasi Sepakbola Argentina dan ini berdampak langsung pada tim nasional mereka saat berlaga di turnamen internasional. Apa yang terjadi di Rusia hanyalah gunung es dari permasalahan sepakbola Argentina.

Bahkan, menurut sebuah laporan, pemain seperti Messi pun harus menanggung gaji beberapa pekerja di Federasi Sepakbola Argentina karena keuangan yang amburadul. Jika tidak ada perubahan besar dalam sistem federasi mereka, akan sulit bagi generasi sepakbola Argentina berikutnya untuk berprestasi.

2. Regenerasi

Javier Mascherano dan Lucas Biglia sudah mengambil langkah untuk meninggalkan tim nasional Argentina. Pemain-pemain senior lain seperti Lionel Messi dan Gonzalo Higuain mungkin akan menyusul, meski tidak dalam waktu dekat, karena usia mereka akan berbicara dengan sendirinya.

Argentina harus berani untuk mulai mempercayai generasi baru mereka dan membangun segalanya dari awal setelah pengalaman menyakitkan di Rusia. Mengurangi peran Messi dan Higuain serta pemain senior lainnya yang terkesan tidak konsisten bisa menjadi langkah awal.

1. Sepakbola Indah

Apakah publik Argentina haus akan permainan menghibur atau trofi juara? Jawabannya bisa keduanya, namun jika harus mencapai salah satunya, niscaya hanya sedikit yang menginginkan opsi pertama.

Pemilihan para pelatih yang ditunjuk untuk menangani Lionel Messi dkk tak lepas dari gaya kepelatihan menyerang seperti Marcelo Bielsa, Jorge Sampaoli, dll. Sayangnya para pemain Argentina yang ada saat ini tampak kesulitan mengaplikasikan taktik para arsitek tim mereka.

Berpaling pada pelatih dengan metode gaya bermain bertahan tidak otomatis harus dikedepankan, lebih tepatnya memilih pelatih yang lebih peka terhadap perubahan dalam sepakbola itu sendiri. Karena kemampuan beradaptasi dengan berbagai macam pendekatan sangat dibutuhkan jika sebuah tim ingin berprestasi.

Related Articles

Back to top button