Top Skor

5 Kontroversi Pemenang Ballon d’or yang pernah Ada

Ballon d’or masih merupakan penghargaan paling bergengsi yang pernah ada untuk pesepakbola terbaik di dunia.

Faktor sejarah membuat penghargaan yang digagas France Magazine ini menjadi yang terbaik walaupun saat ini mendapatkan saingan The Best penghargaan yang digagas FIFA.

Namun dalam sejarah pelaksanaannya, ada sejumlah kontroversi yang muncul setelah dipastikannya pemenang di setiap tahunnya.

Siapa saja pemenang ballon d’or yang dianggap tidak layak karena kontroversi di dalamnya, berikut daftarnya :

5. Pavel Nedved (2003)

Nedved yang kini berstatus sebagai wakil presiden Juventus, menyabet trofi Ballon dOr 2003. Saat itu, kemenangan gelandang berambut pirang tersebut memicu pro dan kontra. Sebab, Nedved yang membela Juventus dinilai tidak lebih baik dari bek AC Milan, Paolo Maldini.

Sekadar diketahui di musim 2002-2003, Maldini membawa AC Milan meraih trofi Liga Champions, setelah di final mengalahkan Juventus dalam laga yang dihelat di Stadion Old Trafford. Saat itu, Nedved meraih trofi Ballon dOr 2003 setelah mengoleksi 190 angka, mengungguli Thierry Henry (128) dan Maldini (123).


4. Fabio Cannavaro (2006)

Cannavaro jadi salah satu kunci keberhasilan Italia keluar sebagai kampiun Piala Dunia 2006. Berkat bantuan eks bek Juventus itu, Italia hanya kemasukan dua gol dari tujuh penampilan di Piala Dunia 2006 yang dilangsungkan di Jerman tersebut. Akan tetapi, Cannavaro dinilai tidak cukup layak memenangi trofi berbentuk bola emas tersebut.

Jika ukurannya individu, Ronaldinho Gaucho (Barcelona) lebih berhak memenangi gelar tersebut. Selain mencetak 26 gol dan 24 assist di sepanjang musim 2005-2006, Ronaldinho juga mengantarkan Barcelona merebut trofi Liga Champions dan Liga Spanyol.

Bahkan jangankan menjadi yang terbaik, Ronaldinho pun gagal masuk nominasi tiga besar di penghargaan Ballon dOr 2006. Ronaldinho kalah dari Cannavaro yang mengoleksi 173 poin, Gianluigi Buffon (123) dan Thierry Henry (121).


3. Lionel Messi (2010)

Messi memang mencetak banyak gol pada musim 2009-2010. Dari 53 pertandingan bersama Barcelona, La Pulga –julukan Messi– mengoleksi 47 gol. Banyaknya gol yang dibuat pun membantu Blaugrana –julukan Barcelona– merebut trofi Liga Spanyol 2009-2010. Dua pencapaian di atas itu sudah cukup bagi Messi untuk memenangi trofi Ballon dOr 2010.

Hal itu pun langsung menimbulkan opini di masyarakat. Banyak pihak menilai, Wesley Sneijeder lebih berhak memenangi trofi tersebut. Selain mengantarkan Inter Milan merebut treble winner pada 2009-2010, Sneijder juga membawa Belanda lolos ke final Piala Dunia 2010.

Jika tidak Sneijder, nama Xavi Hernandez dan Andres Iniesta juga dinilai lebih layak ketimbang Messi. Xavi dan Iniesta bahu-membahu membawa Spanyol menjadi yang terbaik di Piala Dunia 2010. Pada 2010, Messi meraup 22,65 persen suara, mengungguli Iniesta (17,36 persen) dan Xavi (16,48 persen).


2. Cristiano Ronaldo (2013)

Kasus yang dialami Ronaldo pada 2013 jauh lebih parah ketimbang Messi. Pada 2012-2013, Ronaldo sama sekali gagal memberikan trofi mayor bagi Real Madrid. Akan tetapi, koleksi 55 gol dari 55 pertandingan di semua kompetisi bagi Madrid, sudah cukup bagi panelis untuk menunjuk Ronaldo sebagai peraih trofi Ballon dOr 2013.

Padahal, Franck Ribery (Bayern Munich) dinilai lebih berhak memenangi gelar di atas. Di level individu, winger asal Prancis itu mengoleksi 11 gol dan 23 assist dari 43 pertandingan. Sementara bersama tim, Ribery membawa Bayern merebut treble winner. Namun di penganuegarahan trofi Ballon dOr, Ribery hanya menduduki posisi dua di bawah Ronaldo.


  1. Luka Modric (2018)

Ronaldo bisa dibilang terkena karma pada 2018. Koleksi trofi Liga Champions 2017-2018 plus mencetak 44 gol dari 44 pertandingan bersama Madrid, belum cukup bagi Ronaldo untuk memenangi trofi Ballon dOr 2018. Ronaldo kalah bersaing dari eks sang rekan setim, Luka Modric, yang hanya mengoleksi dua gol dan delapan assist di sepanjang musim 2017-2018.

Keberhasilan Modric meloloskan Kroasia ke final Piala Dunia 2018, bisa dibilang jadi tolok ukur utama panelis memberikan trofi tersebut kepada Modric. Akan tetapi, kemenangan Modric pun menjadi perdebatan.

Andai Modric memenangi trofi Ballon dOr 2018 karena alasan di atas, seharusnya Sneijder layak mendapatkan gelar serupa pada 2010. Bahkan prestasi yang dicetak Sneijder pada 2010 jauh lebih apik ketimbang Modric pada 2018.

Sumber : okezone.com

Related Articles

Back to top button