Top Skor

5 Legenda yang Gagal Ketika Menjadi Pelatih

Bola itu bulat adalah sebuah anggapan yang menunjukkan ketidakpastian dalam dunia sepakbola.

Hasil akhir yang selalu di luar dugaan dan banyaknya kejutan yang terjadi dalam sebuah laga.

Namun anggapan ini juga berlaku untuk bagusnya karir seorang pemain yang tidak menjamin sebagus ketika melatih.

Ada begitu banyak contoh pesepakbola legendaris yang justru gagal ketika melatih sebuah tim.

Berikut dibawah ini deretan legenda yang gagal menjadi pelatih :

5. Carlos Dunga

Carlos Dunga mendapatkan kesuksesan yang cukup signifikan sepanjang kariernya sebagai pemain sepak bola profesional, yang diawali di Internacional pada 1980, dan berakhir di klub yang sama pada 2000.

Dunga mengawali kariernya sebagai pelatih bersama Tim Nasional Brasil pada 2006, dan sempat menjalani awal yang mengesankan dengan memberi gelar Copa America pada 2007 dan Piala Konfederasi pada 2009, namun timnya mengalami penurunan performa yang signifikan pada Piala Dunia 2010.

Ia sempat menjadi pelatih di Internacional, namun hanya bertahan selama satu tahun sebelum dipecat pada 2013.

Dunga kembali menjadi pelatih Seleccao pada 2014 untuk menggantikan Luiz Felipe Scolari. Namun kegagalan dalam dua kompetisi Copa America secara beruntun membuatnya dipecat pada 2016.

4. Roberto Carlos

Roberto Carlos mampu meraih kesuksesan bersama Real Madrid dan Tim Nasional Brasil, yang membuatnya dianggap sebagai salah satu bek kiri terbaik pada masa keemasannya. Namun ia tidak dapat mengulang kesuksesannya sebagai pelatih.

Roberto Carlos mengakhiri kariernya sebagai pemain sepak bola profesional bersama Anzhi Makhachkala pada 2012, dan langsung menjadi pelatih di klub Rusia itu, namun ia tidak bertahan lama dan mengundurkan diri di tahun yang sama.

Melanjutkan kariernya di Turki bersama Sivasspor, kesulitan yang sama juga dialami oleh Carlos, yang hanya bertahan selama satu tahun sebelum dipecat pada pertengahan musim 2014/15.

Selama 2015, Roberto Carlos menjadi pelatih di Akhisar Belediyespor dan Delhi Dynamos, namun tidak dapat memberikan kesan positif di kedua klub tersebut.

3. Clarence Seedorf

Clarence Seedorf merupakan salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki Belanda dalam era keemasannya, dan tercatat pernah membela Real Madrid, Inter, AC Milan, dan beberapa klub lain sebelum mengakhiri kariernya di Botafogo pada 2014.

Setelah pensiun, Seedorf mendapatkan posisi sebagai pelatih tim Primavera AC Milan, sebelum mendapatkan posisi sebagai pelatih tim utama pada 2014, namun kegagalannya memberikan kesan positif membuatnya tidak mendapatkan posisi itu secara permanen.

Seedorf melanjutkan kariernya di Tiongkok bersama Shenzhen FC, namun hanya bertahan selama satu tahun setelah gagal membawa timnya mendapatkan promosi ke liga teratas dalam sepak bola negara tersebut.

2. Diego Maradona

Sebagai pemain sepak bola, Diego Maradona dianggap sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa berkat kesuksesan yang ia raih bersama Barcelona, Napoli, dan Tim Nasional Argentina.

Namun perjalanannya sebagai seorang pelatih tidak dapat berjalan mulus sesuai harapannya. Ia sempat menjadi pelatih di Mandiyu (1994) dan Racing Club (1995). Maradona mendapatkan sorotan yang besar ketika ia menjadi pelatih Tim Nasional Argentina pada 2008, namun ia gagal membawa timnya meraih kesuksesan pada Piala Dunia 2010 dan pada akhirnya mengundurkan diri.

Setelah mengundurkan diri dari Argentina, Maradona sempat melatih Al Wasl selama satu musim (2011/12), dan saat ini menjadi pelatih di Fujairah.

1. Gary Neville

Menjalani keseluruhan kariernya sebagai pemain, Gary Neville adalah salah satu legenda Manchester United. Pasca pensiun pada 2011, Neville melanjutkan kariernya untuk menjadi analis sepak bola.

Awal kariernya sebagai pelatih berlangsung pada 2012, ketika ia menjadi asisten pelatih Roy Hodgson di Tim Nasional Inggris. Ia memegang posisi tersebut hingga 2016. Posisi paling berkesan dalam kariernya sebagai pelatih adalah ketika ia ditunjuk untuk menjadi pelatih di Valencia pada pertengahan musim 2015/16.

Keputusan tersebut mengejutkan karena ia tidak memiliki pengalaman sebagai pelatih utama dan tidak lancar dalam berbahasa Spanyol. Ditunjuk sebagai pelatih saat Los Che berada di papan tengah, Neville dipecat jelang akhir musim saat mereka berada di peringkat ke-14, dan juga tercatat mengalami kekalahan dengan skor 0-7 kontra Barcelona di Camp Nou dalam ajang Copa del Rey.

Related Articles

Back to top button