Top Skor

5 Pemain yang Terang-Terangan Membenci Klub Lain

Seseorang yang telah menjadi fans sebuah klub tertentu akan sangat sulit menerima klubnya mengalami kekalahan. Tidak hanya itu, seorang fans akan lebih terluka jika klubnya menderita kekalahan dari rival abadinya. Mereka masih bisa menerima kekalahan dari klub lain tapi tidak untuk sang rival.

 

Tidak hanya supporter yang terus bersorak di stadion saja, seoarang pesepakbola juga sering menunjukkan dirinya adalah fans dari klubnya. Hal ini lah yang ada pada kelima pemain di bawah ini, dimana mereka sangat membenci klub atau rival lainnya. Ada begitu banyak alasan dari sikap mereka tersebut, berikut diantaranya :

pique

  1. Jack Wilshere

Tidak lahir di London Utara, tapi Wilshere alumni akademi Arsenal yang promosi ke tim utama pada 2008. Ia sudah sangat mengenal baik bagaimana rivalitas North London Derby antara Arsenal dengan Tottenham Hotspur, dan tidak ragu mengutarakan kebenciannya.

 

Momen terjadi pasca Arsenal menjuarai FA Cup 2014/15. Di atas bus yang digunakan Arsenal untuk mengarak skuat, Wilshere mengambil alih mikrofon dan memperlihatkan kebenciannya kepada Tottenham.

 

“Saya punya satu pertanyaan, satu-satunya pertanyaan, ‘apa yang kita pikirkan tentang Tottenham?'” ucap Wilshere yang dijawab fans dengan sebutan kotoran. Wilshere pun melanjutkannya, “Dan apa yang kita pikirkan tentang kotoran? Kita benci Tottenham dan kita benci Tottenham. Kita pembenci Tottenham,” tuturnya.

  1. Gerard Pique

Penggila sepak bola Spanyol dan Eropa tentu tak asing lagi dengan karakter Pique. Bek berusia 30 tahun merupakan pemain yang vokal berkata dalam mengungkapkan hal yang dipikirkannya.

 

Lahir di Barcelona dan menimba ilmu di akademi La Masia dari 1997-2004, sebelum pindah ke Manchester United, kebencian Pique sudah mendarah daging. Klimaksnya, suami Shakira dengan bangga membeberkan kebenciannya kepada rival bebuyutan Barcelona, Real Madrid.

 

“Rivalitas takkan pernah berubah. Saya selalu bahagia ketika mereka (Madrid) kalah, dan saya selalu ingin hal-hal buruk sebisa mungkin terjadi kepada mereka,” ucap Pique.

 

“Ketika mereka bermain di semifinal (Champions League) melawan Juventus, saya menyaksikan laga dengan jersey (Gianluigi) Buffon. Itulah saya dan saya takkan berubah,” tegasnya.

  1. Radja Nainggolan

Tak ada angin tak ada badai, tanpa tedeng aling-aling Nainggolan langsung jadi musuh publik nomor satu Juventus dengan ucapannya. Unik tentunya, karena gelandang AS Roma berusia 28 tahun tak memiliki sejarah di masa lalu dengan klub yang jadi rival Bianconeri.

 

Nainggolan sebelumnya bermain di Piacenza, Cagliari, sebelum pindah ke Roma. Kendati demikian ia sudah mengaku benci Juventus ketika bermain di Cagliari. Alasannya? Nainggolan merasa Juventus selalu diberi hadiah penalti dan tendangan bebas.

 

“Saya salah satu yang melawan Juve. Saya benci Juve, selalu. Di Cagliari saya rela memberikan bola saya untuk mengalahkan Juve, di Juventus Stadium saya selalu imbang saat bermain bersama Cagliari,” ucap Nainggolan.

 

“Mereka memenangi scudetto dari kami ketika kami berada di Trieste. Saya benci mereka karena mereka selalu memenangi penalti atau tendangan bebas. Saya datang ke Roma untuk memenangi sesuatu melawan Juventus, yang selalu mendapatkan pertolongan,” cetusnya.

 

Hati-hati Nainggolan, bisa jadi fans di Indonesia yang notabene Juventini akan membenci Anda. Sebab, Nainggolan memiliki darah Batak-Indonesia dan mencintai Negeri Merah Putih ini.

  1. Steven Taylor

Tyne-Wear Derby merupakan salah satu derby besar dan panas di Inggris, melibatkan Sunderland dengan Newcastle United. Musim ini, tak ada derby itu karena Newcastle degradasi ke Championship.

 

Alumni akademi Newcastle yang bermain di tim utama pada periode 1995-2003, Steven Taylor pun vokal mengutarakan kebenciannya kepada The Black Cats.

 

“Saya lebih baik pergi dan mengoleksi perangko ketimbang mengenakan jersey itu (Sunderland)! Saya tak punya teman yang merupakan fans Sunderland,” tegas Taylor.

 

“Ketika saya melakukan pemanasan, fans mereka meledak-ledak. Seperti halnya saya pernah melakukan sesuatu kepada keluarga mereka atau suatu hal lainnya. Tapi hal itu tak banyak menganggu saya, saya justru menyukainya,” ceritanya.

 

Taylor kini sudah berusia 31 tahun dan meninggalkan Newcastle sejak 2016. Sempat dipinjamkan ke Wycombe Wanderers, Taylor bermain di Portland Timbers dan kini bersama Ipswich Town.

  1. Wayne Rooney

Kapten dan legenda Manchester United serta Timnas Inggris. Rooney bak memiliki kebencian berlipat kepada Liverpool, satu karena rivalitas abadi Red Devils dan Liverpool, dan yang kedua adalah karena ia mantan pemain Everton.

 

Liverpool dan Everton berada di kota yang sama hingga pertemuan keduanya menjadi tajuk Merseyside Derby. Rooney lahir dan tumbuh di Everton, bermain di sana pada kurun waktu 1996-2004 sebelum hengkang ke Man United.

 

Pada 2009 di era Sir Alex Ferguson dan bersaing merebutkan titel Premier League. Man United menjamu Liverpool di Old Trafford, dan Rooney sangat ingin mempermalukan Reds seraya menutup kans titel Premier League mereka.

 

“Saya sangat bergairah mengenai laga nanti (kontra Liverpool). Saya tumbuh sebagai fans Everton, seluruh keluarga saya fans Everton dan saya tumbuh membenci Liverpool – dan hal itu tak berubah,” ucap Rooney.

 

“Mereka tahu butuh kemenangan dan butuh tiga pemain, tapi kami juga siap menghadapi mereka. Jika kami menang maka itu akan mengakhiri kans Liverpool, itulah mengapa kami tak sabar melakukannya,” pungkasnya.

 

 

Related Articles

Back to top button