5 Pembelian Terburuk di La Liga 2015/16
La Liga yang diisi klub-klub hebat di pra kompetisi mempersiapkan pemain-pemainnya. Kehebatan klub-klub La Liga bisa dilihat dari bagaimana Sevilla dan Barcelona menjadi juara di kompetisi UEFA dan Liga Champion. Klub-klub La Liga dalam beberapa tahun begitu mendominasi Eropa, begitu juga dari komposisi pemain yang ada.
Melihat pemain yang sudah dibeli klub-klub La Liga, kita bisa menarik kesimpulan bahwa ada beberapa pemain yang kurang maksimal dari penampilannya dihubungkan dengan harga jualnya. Di bawah ini ada 5 nama pemain yang dianggap sebagai pembelian terburuk di La Liga, berikut datanya :
Mateo Kovacic – Real Madrid
Dibeli dari Inter Milan, Kovacic diproyeksikan sebagai pengatur serangan Real Madrid. Labelnya sebagai bintang masa depan Kroasia makin terasa pas karena di Santiago Bernabeu, ia bisa langsung belajar dari seniornya, Luca Modric.
Nilai transfernya hampir mencapai £22 juta, dan melihatnya sejauh ini jadi seperti sebuah pemborosan. Sepanjang La Liga berjalan, Kovacic lebih akrab dengan bangku cadangan ketimbang lapangan. Ia hanya bermain empat kali sebagai starter dan 12 kali sebagai pengganti. Jika dihitung-hitung, ini artinya Real Madrid membayar £1,4 juta setiap Kovacic bermain. Mahal!
Sulitnya menembus persaingan di lini tengah dengan adanya Toni Kroos dan Luca Modric di sana menjadi pengganjal utama. Kontribusi minim juga jadi salah satu alasan mengapa Mateo masuk kategori pembelian buruk. Sembilan peluang yang ia ciptakan termasuk dua assist membuat rasio peluangnya hanya 0,5 per pertandingan.
Jackson Martinez – Atletico Madrid
Atletico Madrid sangat membutuhkan tenaga tambahan di lini depan, dan pilihan mereka pun jatuh pada pada penyerang haus gol milik Porto ini. Kepergian Mario Mandzukic ke Juventus menambahkan modal (serta alasan) bagi mereka untuk mengamankan tanda tangan Martinez, yang dibeli dengan nilai lebih dari £26 juta.
Keyakinan kalau Martinez bisa menjadi solusi bagi ketajaman mereka ternyata tak jadi kenyataan. Selama separuh musim, ia hanya bermain dalam 15 pertandingan, termasuk sebagai pengganti, dan hanya mampu mencetak dua gol.
Jangankan gol – jumlah peluang tepat sasarannya pun minim, hanya sembilan, yang berarti rasio peluang tepat sasaran Martinez selama berseragam Atletico Madrid di liga hanya 0,6 per pertandingan. Dengan label harganya yang sungguh mahal, jelas Martinez hanya memberikan kekecewaan bagi Los Rojiblancos.
Beruntungnya, ada klub asal Tiongkok yang berminat memboyong Jackson, dan bahkan tak segan membayar lebih mahal bagi Atleti. Pemain internasional Kolombia ini pun sudah memulai petualangan barunya di Timur Jauh dengan kepindahan senilai £31,5 juta.
Alvaro Negredo – Valencia
Tidak masuk dalam rencana skuat Manuel Pellegrini, Alvaro Negredo memilih angkat kaki ketimbang menjadi penghangat bangku cadangan Manchester City. Masalah cedera, selain juga masalah kurang tajamnya ia di depan gawang, adalah salah satu alasan yang membuat sang pelatih tidak membutuhkan Negredo.
Kepindahannya ke Valencia sebetulnya sudah terjadi pada musim lalu, tetapi statusnya sebagai permanen baru diberikan pada musim panas lalu. Los Che bahkan mau membayar hingga £21 juta untuk mendapatkannya, lebih mahal ketimbang saat City memboyongnya dari Sevilla.
Dalam 14 penampilannya di La Liga, Negredo hanya mampu mencetak tiga gol. Rasio golnya hanya 1 gol per 291 menit, bukanlah hasil yang menggembirakan. Akurasi peluangnya pun hanya berada di angka 38% – seperti tak menunjukkan kalau ia merupakan penyerang berbahaya yang dibeli dengan harga mahal.
Adil Rami – Sevilla
Adil Rami seperti pulang kampung ke Spanyol. Ia memang pemain internasional Perancis, tapi La Liga adalah tempat di mana namanya besar saat bersama Valencia. Ia memang kerap berulah sehingga namanya tercoreng, sebelum Milan kemudian menampungnya, tapi kemampuannya sebagai bek tak perlu dipertanyakan.
Sayangnya kedatangan Sinisa Mihajlovic pada musim panas lalu membuat jasanya tak terpakai di San Siro. Rami pun kembali ke La Liga, menerima pinangan Sevilla pada awal musim ini. Sayangnya, petualangan seri keduanya di Liga Spanyol tersebut tak bisa dikatakan sukses.
Harga yang harus dibayar klub Andalucia tersebut memang tak besar, hanya £2,63 juta saja. Tapi kontribusinya yang minim malah membuat pertahanan Sevilla tidak aman: hanya 35% usaha tekelnya yang sukses, dan Rami pun sudah ‘menyumbangkan’ 5 kartu kuning dan 1 kartu merah.
Daniele Bonera – Villareal
Pada medio 2000-an, nama Bonera adalah jaminan mutu ketika memperkuat Parma, dengan posisi naturalnya sebagai bek kanan namun bisa juga bergeser ke tengah, dan membuat Milan mau memboyongnya.
Bagi seorang bek, usia yang makin bertambah biasanya juga memberikan kematangan dan pengalaman untuk membuat mereka bisa lebih piawai dalam membaca pertandingan. Sayangnya hal tersebut tak terlihat dari Bonera, termasuk setelah Villarreal memboyongnya secara gratis pasca kontraknya dengan Milan habis.
Ia hanya bermain 300 menit dalam enam pertandingan bersama The Yellow Submarine di La Liga, yang berarti hanya bermain 50 menit setiap kali tampil. Ilmu catenaccio yang ia miliki sebagai orang Italia tak mampu dipraktekkannya dengan benar, membuatnya bahkan gagal menembus tim utama. Ketika ia tampil pun, permainannya tak meyakinkan: Dari dua kali duel udara yang pernah ia lakukan, ia tak memenangkan satupun. Rataan duelnya secara keseluruhan pun hanya 30%. Dan walau cuma bermain 300 menit, Bonera sempat-sempatnya mendapatkan satu kartu merah!