Formasi

7 Pemain dengan Sejuta Masalah sebelum Menjadi Bintang Saat Ini

No Pain, No Gain..

Demikianlah satu ungkapan yang sering kita dengar perihal bagaimana seorang pemain bintang dicetak melalui sejumlah hambatan yang coba menghalanginya.

 

No Shortcut for being Success..

Karena begitu beratnya jalan yang ditempuh, maka tidak semua orang bisa meraih sukses. Dengan kata lain bisa dikatakan sukses hanya miliki orang yang terus berusaha dengan keterbatasan sumber daya yang dimilikinya.

The Winner never quit, the one who has quit is never win..

Dan berikut di bawah ini kami memiliki beberapa nama pemain yang memulai karir sepakbolanya dari masa-masa yang paling sulit namun memilih terus melangkah dalam keterbatasannya.

Siapa sajakah mereka, berikut diantaranya :

 

Alexis Sanchez

Sevilla FC v Manchester United - UEFA Champions League Round of 16: First Leg

Produk dari sebuah dedikasi, ambisi, da konsistensi, sosok Alexis Sanchez mencapai semua yang dia kini miliki melalui ketiga hal di atas. Memulai perjalalannya dari kota kecil, Tocopilla, di utara Chili, dia kerap bermain sepak bola tanpa alas kaki di jalanan, dan mencuci mobil untuk menolong ekonomi keluarganya.

Selain masalah kemiskinan, Sanchez kecil juga seorang yatim mengingat dirinya tidak pernah mengenal ayahnya. Namun, itu tidak menghentikannya untuk menggapai mimpinya untuk menjadi pesepak bola handal.

Memulai debutnya sejak umur 16 tahun, dia kini bermain untuk Manchester United, setelah sebelumnya sempat memperkuat klub-klub papan atas lainnya seperti Udinese, Barcelona, dan juga Arsenal.


Sadio Mane

FBL-EUR-C1-PORTO-LIVERPOOL

Berasal dari kota kecil di Senegal, Sedhiou, Mane kecil hidup di zona kemiskinan kala dia harus berbagi rumah kecil dengan sembilan orang lain. Kendati tidak ada yang percaya bahwa dirinya mampu menjadi seorang bintang lapangan hijau, Mane tetap optimis.

Dia bahkan sempat meminta uang kepada keluarganya guna pergi ke ibukota, Dakar, untuk memuluskan ambisinya. Kendati langkah itu tidak berjalan mulus, dirinya berhasil menapakkan kakinya di kompetisi Eropa kala klub Prancis, FC Metz, setuju untuk memberinya kesempatan pada tahun 2011.

Kini, seperti yang kita ketahui, dirinya tidak lagi menengok ke belakang setelah menjadi salah satu winger terbaik di Eropa bersama Liverpool.


David Beckham

FBL-ENG-UNICEF-BECKHAM

Kita mungkin melihat soerang Beckham sebagai sosok yang sukses, karismatik, dan juga kaya raya saat ini seiring dengan pencapaian yang luar biasa di dalam dan luar lapangan. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa Beckham muda menjalani masa kecil yang tidak mudah, seiring dengan dirinya yang menderita Obsessive Compulsive Disorder (OCD), atau obsesi maupun kekhawatiran berlebihan terhadap segala sesuatu.

Tekanan dari sekitar dan pandangan miring orang-orang di masa kecilnya, tidak membuat semangatnya mengendur. Bahkan kala dirinya masih harus bertarung melawan ‘penyakit’ tersebut sebelum Piala Dunia 2006.

Namun seperti yang kita ketahui, Beckham berhasil mempertahankan kestabilannya dan terus tampil profesional untuk menjadi sosok sukses yang kita kenal saat ini.


Carlos Tevez

Banfield v Boca Juniors - Superliga 2017/18

Seperti pemain Amerika Latin pada umumnya, Tevez juga memiliki masa kecil yang sulit. Dia diadopsi oleh pamannya, dan harus tinggal di wilayah Fuerte Apache di ibukota Argentina, Buenos Aires. Wilayah itu sendiri merupakan sarang kriminal dan sarat akan kekerasan serta perdagangan narkotika.

Tevez muda bahkan sempat masuk ke rumah sakit akibat dari insiden penyiraman air panas oleh salah satu geng di wialayah Apache. Insiden ini lah yang membuat dirinya memiliki bekas luka yang bisa kita lihat di leher dan wajahnya.

Namun, nasibnya berubah setelah sukses bermain sebagai pesepak bola profesional. Memulainya bersama raksasa Argentina, Boca Juniors, Tevez berpetualang ke lima negara, dan membela klub-klub papan atas Premier League seperti West Ham United, Man United, dan Man City.


Victor Moses

FBL-ENG-PR-BRIGHTON-CHELSEA

Kendati sekarang menjadi pemain reguler bersama Chelsea sebagai seorang wing back, perjalanan karier Moses tidaklah mulus seiring dengan dirinya yang terus menerus dipinjamkan ke berbagai klub sebelum meraih kepercayaan Antonio Conte.

Namun, tidak hanya perjalanan kariernya yang tidak mudah, perjalanan hidupnya bahkan jauh lebih tragis. Dirinya menjadi yatim piatu di masa kecil setelah orang tuanya dibunuh, dan pada usia 11 tahun, dirinya harus berpetualang sendirian ke Inggris sebagai seorang pencari suaka.

Namun, dia menggunakan tragedi yang dia alami sebagai motivasi, dan sukses meniti karier setelah belajar di sekolah sepakbola di London Timur. Kariernya pun mulai mencuat setelah bergabung dengan Crystal Palace, kemudian Wigan Athletic, sebelum akhirnya berseragam Chelsea pada tahun 2012.


Ronaldinho

Barcelona v Celta Vigo

Sebelum menjadi legenda sepak bola dunia seperti saat ini, Ronaldinho muda tumbuh di favela atau perkampungan kumuh di Porto Alegre, Brasil Utara. Kehidupannya semakin sulit kala ayahnya meninggal akibat serangan jantung ketika usianya masih delapan tahun.

Namun, bakat yang dimilikinya tumbuh maksimal seiring dengan semangatnya untuk berkembang. Ronaldinho mulai dikenal setelah sukses bersama klub Brasil, Gremio. Ketangakasan dan kepiawaiannya di Brasil pun membuka pintu baginya untuk bergabung bersama Paris Saint-Germain dan kemudian, Barcelona.

Di Camp Nou lah sang penyerang flamboyan ini menunjukkan kelasnya, dan dikenang sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang sejarah.


Kaka

AC Milan's Brazilian midfielder Kaka cel

Sepanjang kariernya, Kaka sudah memenangkan semua gelar yang bisa dimenangkan oleh seorang pemain. Dia sukses bersama AC Milan dengan meraih Serie A dan Champions League, mengangkat trofi Piala Dunia bersama Brasil, dan meraih gelar Ballon d’Or. Namun, itu semua mungkin tidak akan terwujud andai kata dirinya tidak berhasil melalui proses pemulihan akibat cedera yang dia alami akibat kecelakaan di tahun 2000, kala masih berusia 18 tahun.

Dia hampir divonis tidak akan bisa berjalan mengingat tulang belakangnya retak. Namun, seakan mukjizat, dirinya bisa pulih dan akhirnya mencapai kesuksesan di dunia sepak bola. Diawali dengan Sao Paulo, Kaka kemudian menjadi ikon di Eropa bersama AC Milan.

Proses pemulihan ini pula yang membuat Kaka sangat relijius, dan mendedikasikan segala kesuksesannya kepada Tuhan. Kaka sendiri merupakan pemain terakhir yang memenangkan Ballon d’Or, sebelum dominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.


Cristiano Ronaldo

FBL-EUR-C1-REALMADRID-PSG

Terkenal arogan, sombong, dan tidak punya kompromi di atas lapangan, namun hal-hal di atas bisa dimaklumi jika kita menilik latar belakang kehidupan seorang Ronaldo. Memulai kehidupannya di pulau kecil Portugal, Madeira, dia meninggalkan rumah untuk bergabung dengan akademi Sporting Lisbon di usia 12 tahun.

Perjalanan kariernya pun tidak mudah, selain harus menempa fisik bersama Sporting, dirinya sempat dikeluarkan dari sekolah setelah berkelahi dengan guru yang menghinanya. Ronaldo juga sempat menjalani operasi jantung yang berisiko membuat kariernya berakhir lebih awal.

Namun, fokus dan determinasinya membawanya sukses bersama Sporting Lisbon dan menarik minat Manchester United di tahun 2003. Kini, dirinya menjadi legenda Real Madrid dengan raihan gelar yang sudah tidak terhitung jumlahnya.


Lionel Messi

Barcelona v Girona - La Liga

Mungkin sudha bukan rahasia umum jika Messi di masa kecil memiliki masalah hormon yang membuatnya tidak bisa tumbuh normal. Masalah itu pula yang membuat fisiknya cenderung lebih lemah dari anak-anak lain seusianya, sehingga dirinya dinilai kurang layak menjadi seorang pesepak bola.

Klub-klub Argentina seperti Newell’s Old Boys hingga River Plate, paham betul akan bakat Messi, namun mereka tidak mampu untuk membiayai terapi hormon yang dibutuhkan olehnya. Namun, semua berubah kala dirinya melakukan uji coba bersama klub La Liga, Barcelona, kala usianya masih 13 tahun.

Kendati para petinggi El Barca ragu untuk melakukan investasi kepada Messi, namun, seperti yang kita ketahui sekarang, Barcelona jelas sangat bersyukur telah memutuskan untuk membantu Messi di masa kecilnya.

 

Related Articles

Back to top button