Top Skor

7 Klub yang Sulit Kembali ke Masa Jayanya

Sama seperti nilai kehidupan yang selalu berputar, demikianlah yang terjadi pada 7 klub di bawah ini. Dimana klub-klub ini merupakan klub yang rutin mengoleksi piala dan disegani para lawan-lawannya. Tidak hanya di benua Eropa saja, melainkan juga di kompetisi yang melibatkan klub dari benua lainnya.

 

Klub-klub dibawah ini seperti mati suri, menjalani kompetisi setiap tahunnya dan tanpa termotivasi untuk bisa bersaing konsisten. Tim ini tenggelam dengan masa jayanya yang sudah lama berlalu, mencoba bangkit tapi seperti tidak mengetahui caranya. Dan berikut ketujuh klub yang dulunya jaya dan sekarang sulit bangkit kembali :

liverpool

  1. AC Milan

Siapa yang tidak mengenal AC Milan? Klub yang pernah menjuarai Champions League tujuh kali (terbaik setelah Real Madrid) dan 18 titel Serie A. Kejayaan mereka sempat terjaga hingga musim 2010/11, kala terakhir meraih scudetto, namun, setelah ditinggal pensiun para legenda-legenda terbaiknya, lambat laun ‘kapal’ Milan karam.

 

Rossoneri terjebak nostalgia dengan kejayaan masa lalu mereka. Silvio Berlusconi dituding sebagai biang dekadensi Milan karena terlalu lama memegang klub dan gaya kepemimpinannya dinilai sudah tak lagi berlaku.

 

Kini, jangankan bertarung untuk scudetto, masuk zona Champions League (tiga besar) saja Milan sudah kesulitan. Pergantian pelatih juga tidak banyak membantu karena akarnya ada di karakter dan mental pemain Milan saat ini. Tidak ada lagi pemain-pemain jawara seperti halnya Paolo Maldini, Andrea Pirlo, Andriy Shevchenko, Billy Costacurta, dan Gennaro Gattuso.

  1. Liverpool

Tak ada yang tahu pasti apa masalah Liverpool hingga raihan titel Premier League mereka berhenti pada 1990 (saat masih bernama First Division). Bisa jadi mereka telat mengantisipasi perubahan era di Inggris dengan munculnya kekuatan anyar seperti Chelsea, Manchester City, dan Tottenham Hotspur.

 

Manajer satu per satu berganti keluar masuk Anfield, namun tak ada yang mampu mengembalikan kejayaan Reds. Antusiasme fans baru muncul belakangan ketika Jurgen Klopp datang. Filosofi dan visinya sebagai manajer dinilai sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan Liverpool untuk bangkit.

 

Tugas Klopp tidak mudah. Ia harus mengembalikan kembali mental Liverpool sebagai kekuatan dalam merebutkan titel Premier League dan juga bertarung di Champions League (Liverpool sudah lima kali memenanginya).

  1. Inter Milan

Nada-nada miring dari fans Juventus berkata bahwa Inter baru bisa berkuasa di Serie A dengan skandal calciopoli, skandal besar di Italia yang mengakhiri dominasi Bianconeri hingga mereka sempat terjerambab di Serie B.

 

Indikasi itu memang terlihat kala La Beneamata menjuarai Serie A empat kali beruntun di era Roberto Mancini. Inter tak punya banyak halangan karena tim lainnya inkonsisten bermain.

 

Tapi apa pun itu, masa-masa di periode 2000-an itu merupakan masa kejayaan Inter setelah sebelumnya berjaya pada periode 50 hingga 60-an. Namun kini semua telah berlalu, sama seperti Milan, Inter juga kesulitan bertarung merebutkan scudetto.

 

Nerazzurri kini perlahan coba mengais kejayaan itu di era Stefano Pioli. Musim ini mereka masih berjuang untuk masuk zona Champions League.

  1. Nottingham Forest

Jauh di era 70-an Inggris memiliki satu tim yang membanggakan bernama Nottingham Forest. Diasuh oleh satu manajer terbaik Inggris, Brian Clough, Forest juga pernah mengukir kisah cinderella laiknya Leicester City musim lalu.

 

Mereka pernah menjuarai First Division 1977/78 dan hebatnya lagi, meraih dua titel Champions League (dulu namanya European Cup) pada 1978/79 dan 1979/80. Namun memasuki abad 21, masalah mulai menerjang klub yang bermarkas di City Ground itu.

 

Forest gagal mengikuti perkembangan pesat sepak bola, bermasalah dengan finansial hingga akhirnya turun kasta ke divisi dua sepak bola Inggris alias Championship. Saat ini, mereka juga masih kesulitan untuk sekedar promosi ke Premier League.

  1. Parma

Miris jika melihat Parma di era sepak bola modern ini. Bermasalah dengan finansial klub, mereka juga dinyatakan bangkrut hingga terjun bebas ke Serie D pada 2015.

 

Kondisi ini langsung menjadi perhatian bagi mantan pemain mereka yang telah pensiun, atau menjadi bintang saat ini seperti Gianluigi Buffon, Hernan Crespo, Lilian Thuram, Fabio Cannavaro, dan Gianfranco Zola.

 

Mereka tak kuasa sedih melihat klub yang pernah berjaya pada era 90-an itu, seraya tak percaya mereka turun ke Serie D. Parma di masa lalunya pernah menjuarai tiga titel Serie A dan dua titel UEFA Cup.

 

Kendati demikian mereka terus berjuang untuk kembali ke Serie A. Saat ini di tangan Roberto D’Aversa, I Gialloblu sudah berada di Lega Pro setelah sebelumnya promosi dari Serie D.

  1. Valencia

Di era sepak bola modern ini, publik yang baru menyukai sepak bola hanya tahu Atletico Madrid dan Sevilla sebagai kuda hitam pengganggu dominasi Barcelona serta Real Madrid dalam perebutan titel La Liga.

 

Tapi jauh sebelumnya, Valencia juga melakukan hal yang sama dan beberapa fans sejatinya masih ada hingga saat ini. Los Che sudah enam kali menjuarai La Liga di era 40-an, 70-an dan 2000-an.

 

Bahkan Los Che juga pernah menjadi juara di Eropa (UEFA Cup dan UEFA Cup Winners’Cup). Kejayaan masa lalu itu pun sulit terulang kembali saat ini karena mereka kesulitan bersaing di papan atas La Liga, ironinya, klub saat ini berjuang menjauh dari zona degradasi.

  1. Hamburger SV

Hamburg merupakan salah satu klub yang tidak pernah degradasi di Bundesliga. Tapi sejarah hebat itu terancam belakangan ini karena klub berjuluk Der Dino tersebut lebih sering berkutat di zona degradasi.

 

Hal yang tentunya menyedihkan untuk fans sejati mereka karena Hamburg pernah berjaya pada era 20 hingga 80-an. Enam titel Bundesliga pernah mereka raih dan juga pada musim 1982/83 menjuarai Europea Cup.

Related Articles

Back to top button