Top Skor

5 Pelatih Timnas Indonesia yang Terkenal dengan Kontroversinya

Timnas Indonesia saat ini sedang berbenah ke arah yang lebih baik, pertukaran ketum PSSI, pembenahan liga dan pergantian pelatih diharapkan mampu membuat sepakbola Indonesia kea rah yang lebih baik. Walaupun masih belum memberikan titik terang, namun diharapkan akan berdatangan prestasi-prestasi terbaik buat negeri tercinta ini.

 

Dan pengumuman terakhir akhirnya memanggil kembali Alfred Riedl sebagai pelatih timnas Indonesia. Pelatih yang sukses bersama Thailand ini diharapakan mampu memberikan gelar juara di piala AFF mendatang. Namun berbicara pelatih, timnas kita seringkali memiliki pelatih-pelatih controversial. Seperti apa tingkah kontroversial itu, berikut 5 pelatih yang dimaksud :

alfred riedl

 

 

1. Anatoli Polisin

Di awal pemusatan latihan timnas, para pemain sebetulnya kaget dengan program fisik yang diberikan Anatoli Polisin bersama asistennya, Vladimir Urin dan Danurwindo. Tiga bulan lamanya pemain ditempat latihan tanpa bola, hanya berlari-lari dan terus lari.
Tidak sedikit pemain yang memutuskan keluar dari pelatnas karena tidak tahan dengan latihan fisik yang diberikan pelatih. Bagaimana tidak, selalu saja ada pemain yang muntah-muntah saat menjalani latihan fisik ala Anatoli Polosin.

Dari berbagai berita yang dirangkum, tujuan Polosin memberikan latihan fisik ekstrem itu tidak lain untuk menjamin taktik dan strategi berjalan sesuai rencana. Oleh karena itu dibutuhkan tenaga atau fisik yang kuat selama lebih dari 90 menit.
Pada akhirnya terbukti program yang diberikan Polosin tidak keliru. Sampai sekarang pun belum ada lagi pelatih yang mampu membawa prestasi buat Timnas Indonesia.

Setelah merasa tugasnya selesai, Polosin kembali ke Rusia, hampir bersamaan dengan runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Pada 1997 Polosin meninggal dunia di Rusia dalam usia 62 tahun. Hingga sekarang, aksi penuh kontroversi Anatoli Polosin dalam membesut Timnas Indonesia masih terus dikenang.

 

2. Wim Rijsbergen

Ia gagal di babak awal kualifikasi Piala Dunia 2014. Total dalam 11 pertandingan di bawah arahannya, Indonesia mencatat dua kali menang, tiga kali seri, dan enam kali kalah. Semua di pertandingan resmi internasional.

Yang membuat aneh publik Indonesia ketika itu memang Rijsbergen sangat jarang memberi instruksi. Ia justru selalu terlihat asyik mencatat setiap kali kejadian di atas lapangan. Hal itu yang memicu opini negatif publik, ditambah lagi timnas tidak menunjukkan permainan yang mumpuni.

Nada-nada sumbang bermunculan di dunia maya sebagai reaksi ketidakpuasan atas kiprahnya menukangi timnas.

Barangkali satu-satunya prestasi Wim Rijsbergen yang dipandang lumayan adalah hasil seri 0-0 melawan Arab Saudi dalam uji coba di Malaysia. Pelatih yang sekarang berusia 64 tahun ini diberhentikan PSSI pada Januari 2012.

 

 

3. Luis Blanco

Seolah belum cukup, kedatangan Blanco membuat posisi Nilmaizar yang ketika itu masih resmi jadi pelatih timnas, jadi tak menentu. Bahkan, beberapa anggota Komite Eksekutif PSSI mengaku tak tahu-menahu dengan penunjukan Blanco.
Alhasil, sejak awal kedatangan, Blanco sudah diselimuti kontroversi. Meski begitu, janji-janji membawa Timnas Indonesia lolos Piala Asia 2015 dan menjuarai Piala AFF 2014 terucap darinya.

Hanya, kontroversi tak berhenti dalam hal penunjukannya. Saat mulai pemusatan latihan, kejadian kontroversial terjadi. Blanco dan asisten pelatih yang juga berasal dari Argentina, mencoret sebanyak 14 dari 21 pemain yang dianggap melakukan tindakan indisipliner.
Situasi di timnas pun jadi kacau karena pemain menilai sang pelatih tidak memahami kondisi terkini mereka yang baru saja memperkuat klub masing-masing di ISL.

Tak lama menduduki jabatan pelatih kepala timnas, Blanco diberhentikan dan digeser jadi pelatih timnas U-19 setelah Badan Tim Nasional yang ketika itu dipimpin La Nyalla Mattalitti.
Kasus pemecatan Luis Blanco juga penuh kontroversi karena pria kelahiran 13 Desember 1952 itu menunjuk kuasa hukum untuk memproses kasusnya secara hukum. Namun, kasus itu tak berlanjut dan Blanco pulang ke negaranya dengan membawa kenangan pahit.

 

 

4. Aji Santoso

Hanya, kiprah Aji dalam menukangi Timnas Indonesia terbilang lekat dengan kekalahan telak. Semisal ditekuk 0-6 di penyisihan Asian Games 2014 Incheon, Korsel, oleh Thailand.
Kekalahan dengan skor mencolok dari tim sama terjadi lagi, kali ini di SEA Games 2015 Singapura. Di semifinal event multicabang regional Asia Tenggara itu, Timnas U-23 takluk 0-5 dari Thailand. Skor telak sama terulang ketika Tim Merah-Putih berhadapan dengan Vietnam pada perebutan medali perunggu.

Timnas di bawah Aji Santoso juga pernah merasakan kekalahan 1-4 dari Korea Utara (Asian Games 2014), takluk 0-4 dari Korsel (kualifikasi Piala AFC U-23 2015), kandas di tangan Myanmar 2-4 (SEA Games 2015).

Beberapa kekalahan telak yang dialami timnas itu terbilang kontroversial karena jadi pembicaraan penikmat sepak bola Tanah Air. Menariknya, Aji juga pernah membawa Timnas menang dengan skor sensasional, seperti saat di Asian Games 2014 dengan menggulung Timor Leste 7-0 dan Maladewa 4-0.
Hasil-hasil itu membuat Aji Santoso jadi salah satu pelatih yang penuh kontroversi sepanjang karier kepelatihannya bersama Tim Garuda.

 

5. Alfred Riedl

PSSI di bawah kepengurusan Djohar Arifin Husin sempat mengancam melaporkan pelatih asal Austria itu ke pihak Imigrasi Indonesia serta FIFA. Praktis, PSSI bergeming dengan tak mau menerima Alfred Riedl untuk menukangi timnas proyeksi Piala AFF 2012. Pada akhirnya, Tim Garuda dibesut Nilmaizar saat menjalani turnamen sepak bola regional ASEAN itu.

Pada 2014, Alfred lagi-lagi dihadirkan PSSI lewat Badan Tim Nasional (BTN) yang diketuai La Nyalla Mattaliiti untuk menukangi timnas proyeksi Piala AFF 2014. Alfred hadir menggantikan Jacksen F. Tiago yang kontraknya telah habis.
Pelatih yang kini berusia 66 tahun itu terbilang gagal total di Piala AFF 2014 karena Indonesia tersingkir di fase penyisihan grup. Padahal, target yang dicanangkan waktu itu adalah jadi juara.

Tidak heran, ketika kembali ditunjuk PSSI duduk di kursi panas pelatih timnas pada 10 Juni 2016, kontroversi kembali merebak. Hanya suguhan prestasi yang bisa menghilangkan kontroversial yang menyelimuti penunjukannya.

Related Articles

Back to top button