Extra Time

Kelebihan dan Kekurangan Manchester United dibawah Mourinho

 

Manchester united memulai tren bagus di awal musimĀ  ini, mereka berhasil meraih tiga angka pertama di kandang lawan. Padahal di laga versus Bournemouth tersebut, MU belum bisa memainkan pemain termahal dunia Paul Pogba. Komposisi yang mumpuni menjanjikan sesuatu buat pendukung setan merah. Hanya tinggal bagaimana Mourinho menjadikannya sebagai sebuah kekuatan yang berlapis.

 

Tidak hanya kelebihan saja yang tercipta dengan komposisi pemain termahal ini, musim lalu pun MU sudah menggelontorkan dana besar ketika mendatangkan Di Maria dan Anthony Martial. Namun hasilnya hanya piala FA yang berhasil mereka raih, dan peringkat klasemen pun mereka tidak berhasil masuk ke zona champions.

Dibawah ini kami memiliki catatan kelebihan dan kekurangan dari komposisi pemain Mourinho di Mu saat ini. Berikut analisa kami :

 

mou

 

  1. Banyak Opsi Formasi

Saat ini Mourinho bisa berbangga hati memiliki skuat yang dapat dibongkar pasang pada barisan lini tengah. Mereka bisa bermain dengan lima, tiga, atau empat pemain tengah.

Opsi Mourinho pertama mungkin akan jatuh pada formasi 4-2-3-1. Dengan skema itu ia sudah berhasil mempersembahkan trofi Liga Primer Inggris untuk Chelsea pada musim 2014/15.

Dalam formasi 4-2-3-1, Anthony Martial, Wayne Rooney dan Henrikh Mkhitaryan bisa diletakan di belakan satu penyerang, yang mungkin akan diisi oleh Zlatan Ibrahimovic.

Sedangkan Paul Pogba dan Michael Carrick bisa diletakan di belakang tiga pemain tersebut. Nantinya Pogba akan mengambil peran sebagai pengatur serangan dan Carrick bertindak sebagai gelandang bertahan.

Skema selanjutnya Mourinho bisa menggunakan 4-3-3. Di lini tengah Pogba, Marouane Fellaini dan Morgan Schneiderlin/Carrick akan mengambil peran masing-masing.

Selanjutnya 4-4-2 bisa jadi opsi terakhir bagi Mourinho. Formasi ini bisa menjadi satu bagian dalam perubahan formasi 4-2-3-1. Dalam skema awal menuju 4-4-2, Rooney bisa menjadi satu pemain tengah yang mendampingi Ibrahimovic di depan. Sedangkan untuk Martial dan Mkhitaryan, keduanya akan mengisi tiap-tiap sisi lapangan di tengah.

 

 

  1. Ambisi Mourinho dan Ibrahimovic

Mourinho dan Ibrahimovic merupakan dua sosok yang pernah bekerja sama di Inter Milan selama satu musim. Saat itu mereka berhasil memenangkan Scudetto pada 2008/09.

Kali ini setelah tujuh tahun tidak bekerja sama, keduanya dipersatukan kembali di Man United dalam misi mengembalikan klub ke papan atas Liga Primer.

Kehadiran dua sosok ambisius dan antagonis ini bisa menjadi nilai lebih dalam mendorong mentalitas dan kegigihan dalam meraih kemenangan. Apalagi Mourinho dan Ibrahimovic merupakan pemain yang terhitung selalu sukses di liga domestik bersama klub yang dibela.

 

  1. Permasalahan Rooney dan Pogba

Dua poin pertama merupakan suatu kelebihan yang dipunya Man United. Namun, di balik itu Setan Merah menyisakan permasalahan.

Meski dalam skema formasi di atas Rooney bisa berdiri di belakang penyerang, pada kenyataannya kapten Man United tersebut bisa dikatakan sebagai pemain yang tidak mempunyai posisi.

Pria 30 tahun itu kerap dimainkan Van Gaal sebagai seorang penyerang. Hal itu membuat statusnya sebagai seorang gelandang berlanjut di Euro 2016 bersama timnas Inggris.

Sejak masuknya Mourinho, Rooney masih belum mendapatkan posisi yang pasti dalam formasi. Terlebih permasalahan menjadi bertambah setelah masuknya Pogba dalam tim Setan Merah.

Jika Rooney kembali dimasukkan sebagai pemain tengah, tentu persaingan sang kapten yang sangat berat adalah dengan Pogba.

 

  1. R.I.P (Rooney, Ibrahimovic, Pogba)

Rooney dan Pogba bisa jadi bersaing satu sama lain di lini tengah. Tapi persaingan itu bisa memacu kualitas lini tengah yang baik jika berjalan dengan benar.

Sedangkan Ibrahimovic merupakan sosok penyerang yang oportunis sekaligus dengan tingkat percaya diri yang tinggi. Tapi situasi itu bisa membunuh dirinya atau tim jika tidak dalam situasi yang terkontrol. Apalagi media Inggris terkenal tidak sangat akrab dengan pemain asing.

Secara keseluruhan hal-hal yang ada pada tiga pemain itu bisa membunuh lawan dengan cepat, tapi bisa juga berbalik membunuh mereka jika Mourinho tidak dapat mengendalikannya.

Related Articles

Back to top button