Top Skor

5 Pemain Hebat yang Tidak Pernah Dipanggil Timnas

Menjadi pemain hebat di klub tidak menjamin bahwa pemain tersebut akan dipanggil untuk membela negaranya. Kesuksesan pemain di klubnya bukanlah ukuran satu-satunya untuk seorang pemain dapat diterima oleh pelatih timnas. Sebagai contoh negara Spanyol yang memiliki banyak pemain hebat di satu posisi yang sama.

Di posisi gelandang serang ada nama-nama hebat seperti Iniesta, David Silva, Juan Mata, Cesc Fabregas, Santi Cazorla, Isco atau pemain muda seperti Denis Suarez. Hal inilah yang terkadang membuat seorang pemain hebat di klub tidak bisa memperkuat timnasnya. Dan kami memiliki 5 nama pemain yang masuk dalam kategori tersebut, diantaranya :

di canio


1. Paolo Di Canio

Di Canio adalah salah satu pemain hebat Italia. Ia pernah bermain di klub-klub besar seperti AC Milan, Juventus, Napoli, dan Lazio.

Kendati demikian, Di Canio ternyata tak pernah dipanggil ke timnas senior Italia. Pria yang kini berusia 48 tahun itu cuma pernah berkostum timnas di tingkat junior.

Timnas tak memanggil Di Canio lantaran yang bersangkutan adalah simpatisan pemimpin fasis Italia, Benito Mussolini. Bahkan, Di Canio punya tato Musollini di punggungnya.

Seperti diketahui, Mussolini adalah pemimpin fasis Italia yang menerapkan pemerintahan diktator di Italia dari 1922 hingga 1943. Di bawah Mussolini pula, Italia terseret ke dalam Perang Dunia ke-II.

2. Dario Hubner

Nama Dario Hubner mungkin tidak setenar Filipo Inzaghi atau Francesco Totti. Namun Hubner masuk buku sejarah Liga Italia kala ia berhasil menjadi topskor tertua Liga Italia di musim 2001/02 dengan usia 35 tahun. Rekor itu kini dipegang oleh Luca Toni.

Yang menarik, Hubner melakukan hal tersebut bersama klub kecil, Brescia. Selama kariernya, Hubner memang tak pernah bermain bagi tim-tim besar.

Tak heran, Hubner tak pernah dipanggil timnas Italia. Apalagi, Italia juga memiliki nama-nama seperti Inzaghi, Totti, dan Alessandro Del Piero ketika Hubner masih bermain.

3. Agostino di Bartolomei

Sebelum Francesco Totti jadi idola publik Roma, ada nama Agostino di Bartolomei yang menempati posisi tersebut. Ya, Bartolomei adalah Pangeran Roma sebelum Totti.

Bartolomei menghabiskan waktu 12 tahun berkostum Roma dengan menjabat sebagai kapten tim. Ia memenangkan 3 Copa Italia, 1 trofi Serie A dan runner up Piala Champions.

Sayangnya prestasi itu tak cukup mengantarkan Bartolomei ke timnas. Selama kariernya, ia hanya pernah berkostum timnas Italia U21.

Pada tahun 1994, Bartolomei ditemukan mati bunuh diri di usia 39 tahun. Diduga, penyebab kematiannya adalah rasa frustasi.

4. Steve Bruce

Kokoh dan sulit ditembus, itulah yang menggambarkan karakter permainan Steve Bruce sebagai bek tengah. Kala masih bermain, Bruce jadi benteng yang sulit ditembus di lini belakang Manchester United (MU) bersama dengan Gary Pallister.

Ia turut membantu MU memenangkan 3 titel juara Liga Inggris dan 3 titel juara Piala FA. Bruce juga sempat menjadi kapten MU selama dua tahun.

Dengan sederet prestasi itu, Bruce seyogyanya memang masuk timnas. Tapi ternyata, ia tak kunjung mendapat panggilan hingga akhirnya pensiun pada 1999.

Kendati demikian, Bruce tetap masuk buku sejarah sepak bola Inggris dengan status bek Inggris paling produktif sepanjang sejarah. Total, Bruce mencetak 113 gol dari 926 pertandingan.

5. Bert Trautmann

Di daftar terakhir ada nama kiper legendaris Jerman, Bert Traumann. Di era 40’an, Trautmann adalah sosok kiper yang disegani di Inggris.

Trautmann mencatatkan kesuksesan ketika bermain bagi Manchester City dengan menetap di klub tersebut selama 15 tahun. Trautmann turut mempersembahkan Piala FA bagi The Citizens.

Meski kehebatannya tak diragukan, Trautmann gagal tampil bersama timnas Jerman. Itu setelah adanya peraturan yang tak mengizinkan pemain yang bermain di luar negeri untuk berkostum timnas.

Akibatnya, Trautmann gagal membela Jerman di Piala Dunia 1954, ketika Jerman keluar sebagai juara. Padahal, kehebatan Trautmann digadang-gadang lebih hebat dari kiper yang menghuni timnas saat itu.

Related Articles

Back to top button