Top Skor

6 Pemain Hebat yang Butuh Waktu ketika Beradaptasi dengan Klub Barunya

 

Menjadi pemain hebat tidak langsung bisa bermain baik dengan lingkungan barunya. Adaptasi tidak hanya dengan cuaca atau liga tempat ia bermain melainkan dengan teman-teman setim dan budaya yang ada di klub tersebut. Sebagai contoh kita bisa melihat bagaimana seorang David Beckham tidak langsung bagus ketika harus pindah ke La Liga dan bermain untuk Real Madrid.

 

Begitu juga dengan Antonio Cassano yang tadinya bermain di Seria A justru tenggelam ketika harus bermain di La Liga dan memperkuat Real Madrid. Banyak hal yang mempengaruhi seorang pemain hebat untuk bisa langsung nyetel dengan klub barunya. Berikut dibawah ini, kami memiliki 6 pemain hebat yang butuh waktu untuk beradaptasi dengan klub barunya :

Pirlo

  1. Paul Pogba

Gelandang Prancis berusia 23 tahun baru-baru ini mengutarakan sekaligus menjelaskan kepada awak media, bahwa ia butuh waktu beradaptasi dengan Manchester United, meski sebelumnya ia memulai perjalanan dari akademi muda Man United sebelum hengkang pada 2012 ke Juventus.

 

Hal yang wajar diucapkan Il Polpo, karena Man United tak lagi ditangani oleh Sir Alex Ferguson dan kini ditangani Jose Mourinho. Belum lagi banyaknya muka-muka baru di tim berjuluk Setan Merah.

  1. Jordan Henderson

Datang pada 2011 dari Sunderland. Henderson tak langsung tampil gemilang bersama Liverpool, dan ia membutuhkan waktu beradaptasi dengan Reds, sebelum akhirnya menunjukkan kedewasaan dalam permainannya.

 

Gelandang Inggris berusia 26 tahun pemain tak tergantikan di lini tengah Liverpool dan Timnas Inggris. Henderson juga diplot sebagai kapten Liverpool, menggantikan Steven Gerrard. Ia lihai memberi umpan lambung kepada rekan setimnya, dan kerap memecah kebuntuan dari sepakan jarak jauh, serta tusukannya dari lini kedua.

  1. Neymar

Bintang Brasil datang dari Santos pada 2013 ke Barcelona. Neymar tak langsung tampil gemilang membantu trisula lini depan Blaugrana, dan bekerjasama dengan Lionel Messi, hal itu terbukti dengan hanya satu raihan trofi di Supercopa de Espana.

 

Di musim 2013/14 Barcelona tak meraih trofi prestisius lainnya. Namun di musim berikutnya pemain berusia 24 tahun menunjukkan magisnya, membentuk trisula maut bersama Luis Suarez, dan Messi. Membantu Barcelona meraih treble winners La Liga, Copa del Rey, dan Champions League.

  1. Dennis Bergkamp

Manajer Arsenal di masa lalu, Bruce Rioch, mendatangkan Bergkamp pada 1995 dari Inter Milan dengan mahar 2,5 juta poundsterling. Striker asal Belanda itu pun sempat dicap gagal, karena tak memberikan The Gunners trofi pada 1995 dan 1996.

 

Baru setelah kedatangan Arsene Wenger ke Arsenal. Ia sukses menyulap Bergkamp, menjadikannya bomber ganas dan membantu tim meraih titel Premier League dan FA Cup, di musim 1997/98. Wenger kemudian membentuk duet maut Bergkamp dengan Thierry Henry.

  1. Robert Lewandowski

Sempat dihubungkan gabung Blackburn Rovers, Lewandowski akhirnya bergabung dengan Borussia Dortmund pada 2010 dari Lech Poznan. Di musim perdananya Dortmund memang memenangi Bundesliga, namun Lewandowski tak banyak bermain.

 

Butuh waktu bagi Jurgen Klopp mengasah insting bomber asal Polandia itu, menjadikannya penyerang klasik nomor 9 yang tajam di muka gawang lawan, dan mampu menahan bola membuka ruang bagi rekan setimnya.

 

Lewandowski baru bersinar di musim 2013/14 bersama Dortmund, kala menjadi top skor Bundesliga dengan catatan 20 gol, dan di musim sebelumnya memenangi Bundesliga pada 2011/12, DFB Pokal 2011/12, dan DFL Supercup 2013.

  1. Andrea Pirlo

Pirlo memang masuk jajaran legenda dan ikon sepak bola dunia serta Italia, ia dikenal sebagai deep lying playmaker terbaik dunia, yang dapat merebut bola dari penguasaan lawan, dan menunjukkan visi bermainnya dengan operan akurat ke lini depan.

 

Pria berusia 37 tahun yang kini bermain di New York City, lebih dikenal sebagai legenda AC Milan ketimbang Inter Milan dan Juventus, karena bermain bersama Rossoneri dari 2001 hingga 2011. Namun Pirlo tidak langsung tampil gemilang bersama Milan.

 

Carlo Ancelotti yang membantu Pirlo menemukan posisi ideal, untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Baru di musim berikutnya, Pirlo membantu Il Diavolo Rosso meraih titel Coppa Italia dan Champions League. Setelahnya, trofi-trofi prestisius diraihnya bersama Milan, sebelum pindah ke Juventus pada 2011.

 

 

Related Articles

Back to top button