Top Skor

5 Taktik Jitu yang Meloloskan Indonesia ke Final AFF 2016 Ketika Melawan Vietnam

 

Selamat timnas Indonesia yang berhasil melaju ke final piala AFF 2016. Malam kemarin pemain-pemain bermental baja negeri ini berhasil bermain penuh semangat di 120 menit guna mengamankan tiket final. Walaupun kepemimpinan wasit banyak yang bisa dipertanyakan, namun sekali lagi mental pemain yang focus ke laga saja menjadi kunci sukses tim ini.

 

 

Alfred riedl yang sudah tiga kali melatih timnas sepertinya paham betul bagaimana menghadapi Vietnam yang merupakan mantan tim yang pernah ia latih. Persiapan timnas yang pendek dan dengan segala keterbatasan yang ia dapat dari PSSI tidak membuatnya ciut sedikit pun. Dan dibawah ini kami memiliki 5 taktik jitu Riedl yang mampu menyingkirkan Vietnam, diantaranya :

timnas

1. Memasang dua gelandang bertahan sekaligus

Di sepanjang Piala AFF 2016, Timnas Indonesia bermain dengan skema dasar bermain 4-4-2. Saat berjumpa Vietnam di leg kedua semifinal, Tim Merah-Putih bermain dengan formasi 4-2-3-1.

Sadar Vietnam bakal bermain agresif, Alfred Riedl menumpuk jumlah gelandang. Dengan jumlah gelandang lima orang, pemain-pemain The Golden Stars tidak bisa leluasa menembus pertahanan Timnas Indonesia.

Sebelum masuk area pertahanan Indonesia, pemain-pemain Vietnam sudah terlebih dulu dipressing gelandang-gelandang Tim Garuda.

Praktis dengan skema bertahan total, Timnas Indonesia hanya menyisakan Boaz Solossa dan Stefano Lilipaly bermain menggantung di depan.

 

2. Pemilihan Manahati Lestusen

Manahati Lestusen yang dipertandingan semifinal pertama melawan Vietnam dipasang sebagai bek tengah pada pertemuan kedua diplot sebagai gelandang jangkar.

Pemain yang satu ini tidak mengalami kesulitan berarti, karena sejatinya ia pemain serbabisa. Pada Piala AFF 2014, ia dipasang oleh Alfred Riedl sebagai gelandang bertahan.

Kehadiran Manahati amat membantu Bayu Pradana melapisi pertahanan dari sektor tengah. Dalam situasi bertahan terlihat kalau pertahanan Indonesia dipenuhi enam pemain (4 bek serta 2 gelandang bertahan).

Sepanjang pertandingan pilar klub PS TNI itu kerap melakukan tekel krusial, untuk mencegah para penyerang Vietnam masuk ke area pertahanan Timnas Indonesia.

 

3. Memamfaatkan Serangan Balik

Timnas Indonesia membiarkan Vietnam mengendalikan permainan. Para pemain tidak memaksakan diri untuk selama mungkin menguasai bola.

Tim Merah-Putih cenderung menunggu, memperagakan pressing ketat. Stategi bertahan orang per orang membuat gerak Lee Cong Vinh cs. tak leluasa.

Sepanjang laga Timnas Indonesia cenderung bermain efektif, memaksimalkan serangan balik cepat. Di mana bek atau gelandang biasanya langsung mengangkat bola ke area depan.

Bola-bola lambung disambut kuartet Andik Vermansah-Boaz Solossa-Stefano Lilipaly-Rizky Rizaldi Pora, yang selalu dalam posisi siap mengintai bolongnya pertahanan Vietnam.

 

 

4. Duet Hansamu dan Fachrudin

Jika pada sepanjang penyisihan Grup A Piala AFF 2016 Alfred Riedl memasang duet bek tengah, Yanto Basna dan Fachrudin Aryanto, maka perubahan dilakukan saat Timnas Indonesia melakoni duel krusial semifinal kedua melawan Vietnam.

Ia menduetkan Fachrudin Aryanto dengan Hansamu Yama. Nama terakhir disebut ditampilkan sebagai pemain utama bareng Manahati Lestusen, ketika duo Basna-Fachrudin, absen karena hukuman akumulasi kartu.

Istimewanya, Hansamu Yama mencetak gol buat Tim Merah-Putih lewat tandukan kepala. Duet Fachrudin serta Hansamu terlihat kokoh, sulit ditembus penyerang-penyerang The Golden Stars.

Mereka bermain amat taktis, langsung membuang bola keluar area penalti ketika tekanan-tekanan bertubi-tubi dilakukan oleh Lee Cong Vinh dkk. Mereka juga kerap mementahkan bola-bola diagonal yang diarahkan Vietnam ke sisi pertahanan Tim Garuda.

 

 

5. Peran Boaz dan Lilipaly

Saat duel kedua semifinal Piala AFF 2016 Timnas Indonesia kontra Vietnam di Stadion My Dihn, Hanoi, Rabu (3/12/2016), Boaz Solossa diplot sebagai target man.

Ia digantung di depan sendirian sembari menanti serangan balik yang digeber Timnas Indonesia. Boaz Solossa dalam situasi tertentu didampingi Stefano Lilipaly, yang diposisikan sebagai gelandang serang.

 

Sang pemain naturalisasi tampil sebagai pemain bunglon. Dalam situasi tertentu ia berubah menjadi striker.

Gol Timnas Indonesia yang dicetak Stefano Lilipaly ke gawang Vietnam atas peran Boaz Solossa yang menyodorkan umpan lambung depan muka gawang Tim Negeri Paman Ho.

Pada pengujung waktu normal Alfred memasukkan Ferdinand Sinaga menggantikan Boaz. Sang pemain yang juga punya kelebihan dari sisi kecepatan menjaga keseimbangan skenario counter attack.

Akselerasi striker PSM Makassar tersebut ke area kotak penalti berbuah hukuman penalti yang membuat Timnas Indonesia menyamakan kedudukan 2-2 di masa perpanjangan waktu.

Related Articles

Back to top button