Hall of Famers

[ANALISA] Manusia yang Terlahir Dalam Posisi Offside

 Filippo-Inzaghi 3

 

“Dia Terlahir Dalam Posisi Offside” Sir Alex Ferguson

“Dia tidak Memiliki Bekal Sepak Bola, Dia hanya berada ditempat yang tepat” Johan Cruyff

“Sedikit Saja Dia disentuh, maka dia akan jatuh seperti terkena peluru”Jaap Stam

“AC Milan Boleh memasang 11 Striker tapi jangan INZAGHI, karena dia akan sangat merepotkan kami” Mourinho

“Dia Adalah pemain kesayangan saya, dialah yang telah membawa saya menjuarai Liga Champions” Carlo Ancelotti

“Dia Tidak Pernah Berhenti Untuk Belajar, Setiap Malam ketika tidak ada Pertandingan, dia akan selalu menghabiskan waktunya menonton rekaman pertandingan Serie C, Sesuatu yang tidak akan pernah dilakukan pemain besar lainnya” Simone Inzaghi

“Saya Meminta Bantuan Kepada Mario Yepes untuk meminta tanda tangan PIPPO pada Jersey Milan Koleksi Saya… Bagi Saya PIPPO adalah Kiblatnya seorang Penyerang” Radamel Falcao

 

 


 

 

filippo-inzaghi 4

Sangat sedikit memang penggemar sepak bola bisa mengagumi permainan seorang Inzaghi—sekalipun ia pernah mencatatkan diri sebagai striker tersubur Eropa dengan 70 gol—sebelum kemudian disamai Raul Gonzales saat memperkuat Schalke 04.

Pemain yang lahir dan besar di Kota Piacenza ini bukanlah seorang pemain yang bisa mudah dikagumi hanya karena catatan golnya yang fantastis. Ia tidak bisa gocek satu atau dua pemain lawan seperti Cristiano Ronaldo, tidak bisa elastico ala Ronaldinho, tidak pernah jadi eksekutor free kick macam David Beckham, dan tidak punya keeping ball yang ciamik layaknya Dennis Bergkamp.

 

Inzaghi juga seperti gambaran Richardson. Berlari-lari tidak jelas di kotak penalti lawan, kena kentut dari bek lawan saja bakalan jatuh, suka mewek-mewek jika terjatuh, terutama ketika wasit tidak meniup peluit untuk memberikannya penalti. Namun anehnya, di beberapa situasi krusial, tiba-tiba saja Inzaghi bisa mencetak gol – yang seringkali prosesnya buruk – dan ia akan melakukan selebrasi dengan begitu emosional seolah baru saja mencetak gol tendangan salto dari jarak 30 meter!

 

Keunikannya justru  seorang Inzaghi bisa bergerak ke sana kemari untuk menjaga kecepatan konstannya. Meski kecepatannya tidak seberapa, namun hal ini membuatnya selalu mampu bereaksi “seolah-olah” lebih cepat dari para bek. Sebab, para pemain bertahan lebih sering beranjak dari posisi diam daripada Inzaghi yang sudah melakukan pergerakan jauh sebelum bola berada pada momen dan timing yang pas untuk ia eksekusi.

 

Dan itulah alasan mengapa koleksi gol Inzaghi sedikit banyak adalah hasil dari bola muntah atau bola-bola deflected yang bagi orang awam akan menilainya sebagai gol keberuntungan. Atau jika ingin memuji gol-gol aneh semacam itu, para analis akan menyebutnya sebatas “naluri sejati seorang striker” – yang sebenarnya tidak menjelaskan mengenai apapun.

 

Kelebihan-Kelebihan Inzaghi:

Pertama, dia dinilai sebagai orang yang rajin membuka ruang. Hal itu sudah diakui oleh Alessandro Nesta saat masih memperkuat Lazio.

Nesta menganggap Pippo sebagai striker yang paling sulit dikawal karena kemampuannya mencari ruang kosong di kotak penalti lawan. Pippo selalu berlari dan berkelit di balik jebakan-jebakan pemain belakang lawan.

Kedua, shoot on target-nya cukup tinggi. Di Liga Champions, Pippo teratas dalam soal itu dengan enam tembakan, mengalahkan Pablo Aimar, Pablo Aimar, Ruud van Nistelrooy, Juan Sebastian Veron, Azar Karadas, Roy Makaay, Thierry Henry, Sonny Anderson yang masing-masing membukukan lima shoot on target.

Ketiga, naluri membunuh atau killer instinct-nya sangat tinggi. Daya ciumnya terhadap gol cukup tajam. Dari dua pertandingan lawan Lens dan Deportivo La Coruna, goal to shoot ratio-nya cukup tinggi, yaitu 67% dan hanya kalah dari Yakubo Aiyegbeni (Maccabi Haifa).

Intinya, Pippo butuh makin sedikit peluang untuk bisa membuat gol. Hal itu masih ditambah kepala dan kakinya yang lumayan maut.

Keempat, dia sangat jago lolos dari jebakan offside. Ada data statistik yang menarik mengenai Pippo. Dia adalah raja offside.

 

 

Tanggal lahir 9 Agustus 1973
Tempat lahir Piacenza, Italia
Tinggi 1.81 m (5 ft 11 in)
Posisi bermain Penyerang

 

Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
1991–1995 Piacenza 39 (15)
1992–1993 → Leffe (pinjaman) 21 (13)
1993–1994 → Verona (pinjaman) 36 (13)
1995–1996 Parma 15 (2)
1996–1997 Atalanta 33 (24)
1997–2001 Juventus 122 (58)
2001–2012 Milan 202 (73)
Tim nasional
1993–1996 Italia U-21 14 (3)
1997–2007 Italia 57 (25)
Kepelatihan
2012-2013 Milan (akademi)
2013-2014 Milan (Primavera)
2014 – … Milan (Tim Utama)

 

 

Gelar

Klub

Piacenza

  • Serie B: 1994–95

Juventus

  • Serie A: 1997–98
  • Piala Super Italia: 1997
  • UEFA intertoto cup: 1999

Milan

  • Serie A: 2003–04, 2010–11
  • Piala Italia: 2002–03
  • Liga Champions: 2002–03, 2006–07
  • Piala Super Eropa: 2003, 2007
  • Piala Super Italia: 2004, 2011
  • Piala Dunia Antarklub: 2007

Negara

Italia

  • Piala Eropa U-21: 1994
  • Piala Dunia FIFA: 2006

Individual

  • Serie A Young Footballer of the Year: 1997
  • Capocannoniere: 1996–97
  • Pemain Terbaik Final Liga Champions: 2007
  • Pencetak gol terbanyak asal Italia di kompetisi Eropa
  • Pencetak gol terbanyak Milan di kompetisi Eropa
  • Scirea Award 2007

 

 

 

Related Articles

Back to top button