Formasi

Arah panah perbandingan

messi atau ronaldo

Sering mungkin kita mendengar siapa yang lebih skillful “Messi atau Ronaldo?” atau klub mana yang lebih hebat Man UTD atau Liverpool, yang sama-sama mengoleksi 18 gelar Liga Inggris?? Bahkan suporter wanita sering membandingkan kegantengan antara “Del Piero dan David Beckham?”

Saya rasa teman-teman setuju bahwa tidak ada yang hebat, tidak ada yang lebih skillful atau yang lebih ganteng.. Semua itu ada ketika kita mulai membandingkan. Kemutlakan hanya punya punya yang kuasa, namun alangkah lebih bijaknya kita jika kita mulai melihat sesuatu perbandingan yang bernilai itu untuk pengembangan diri kita yang lebih baik.

Untuk itu, sering kita mendengar banyak pemain-pemain hebat enggan di samakan dengan pendahulunya. Karena mereka lebih memilih untuk menjadi seperti apa adanya diri mereka sendiri. Walaupun mereka tidak membohongi diri dengan banyak belajar dari orang yang dibandingkan dengan dirinya tersebut. Sebut saja Lionel Messi yang merasa banyak belajar dari permainan Diego Maradona dan menolak disamakan bahkan dianggap reinkarnasi Maradona. Saat ini, dunia termasuk kita pastinya memiliki pandangan yang subjektif ketika membandingkan kedua pesepakbola tersebut.

Begitu jugalah harusnya dengan diri kita terhadap kehidupan ini, ada baiknya kita belajar dari orang lain dan menjadi diri sendiri. Belajar dari siapapun didunia ini termasuk belajar dari orang yang lebih muda mungkin, belajar dari orang yang kurang beruntung dibanding kita karena belajar sebaiknya tidak melihat manusianya dan waktu serta dimana kita berada. Orang-orang bijak mengatakan mereka akan berhenti belajar ketika mereka sudah meninggalkan dunia ini. Itu artinya jangan pernah berhenti belajar dan belajarlah selama kita masih hidup.

Menjadi diri sendiri berarti mengakui anugerah Tuhan untuk talenta yang diberikannya kepada kita, tidak mengeluh karena perbandingan yang kita buat dengan membandingkan terhadap orang lain. Setelah mengakui kita berhak memanfaatkan talenta itu sebaik mungkin dengan memberikan yang terbaik buat kehidupan kita, orang lain dan lingkungan dimana kita berada. Bukankah banyak pesepakbola yang menjadi inspirasi kita juga sangat memberkati kehidupan kita. Yang mungkin hanya bisa kita lihat melalui televisi saja?

Ada yang melalui selebrasi yang mengingatkan kita pentingnya berterimakasih ke pencipta, ada yang melakukan kegiatan sosial di luar lapangan atau juga kedewasaan mereka menerima perlakuan tidak adil dan merugikan mereka seperti rasis dan kekalahan yang mereka derita. Dan banyak contoh lain tentunya.

Terhadap perbandingan itu juga, sangat perlu kita sadari meski kita semua memiliki impian yang mungkin sama dalam hidup ini, tapi masing-masing kita juga pastinya memiliki start yg berbeda, bawaan watak yg berbeda, lingkungan yang berbeda. Dan saat itulah, waktunya buat kita sadar bahwa kesuksesan kita tidak boleh dibandingkan dengan orang lain. Kesuksesan kita itu memang relatif terhadap diri kita di hari kemarin.

Hendaknya perbandingan yang kita buat bersifat membawa kita kepada keoptimisan diri kita sendiri. Hidup yang semakin lebih baik harus dihadapkan kepada tantangan hidup yang lebih berat tentunya. Layaknya Champion League yang semakin berat di setiap fasenya. Perubahan untuk kemajuan juga adalah harga mati dalam kehidupan ini. Untuk perubahan yang sifatnya pada kemajuan sendiri, saya memiliki asumsi sendiri.

Kemajuan kita sekali lagi tidak bisa diukur dari orang-orang terdekat kita, malainkan dari diri kita kemarin!
Teringat oleh seorang Jaya Setiabudi pengarang buku best seller nasional “The Power of Kepepet”, beliau pernah mengatakan bahwa “Bahkan saat kita memikirkan, Kenapa aku belum berubah atau mencapai target2ku!” Itupun adalah suatu kemajuan. Karena kamu melalui hidupmu dengan penuh KESADARAN akan kebutuhan terhadap kemajuan..Jaya melengkapi.
So, be positive dalam perbandingan untuk pengembangan diri yang lebih berguna buat orang banyak.

Related Articles

Back to top button