Siapa yang tidak mengenal pelatih terbaik dunia saat ini yaitu Joseph Pep Guardiola.
Pria plontos asal Spanyol ini adalah mantan pemain Barcelona yang mendapat mentoring secara langsung tentang kepelatihan dari pemain dan pelatih terbaik dunia lainnya yaitu Johan Cruyff.
Guardiola membuktikan prestasinya dengan menjuarai semua piala di setiap liga (La Liga, Bundesliga dan Premier League) yang diikutinya.
Bahkan ia tercatat menjadi satu-satunya pelatih yang pernah menjuarai 6 piala yang diperlombakan dalam satu musimnya.
Hebatnya lagi, keenam piala atau kompetisi itu ia dapatkan kala debut menjadi pelatih profesionalnya di Barcelona.
Dan di artikel kali ini, kami akan mengangkat bagaimana Guardiola memiliki banyak penghinaan dari mantan pemainnya, namun ia selalu meresponnya dengan karakter positif.
Seperti apa karakter positif atau respon cerdas yang ia miliki, berikut penjelasannya :
1. Pep Guardiola Vs Ibrahimovic
Guardiola melatih Ibrahimovic di Barcelona dan bersama-sama berhasil menghasilkan tropi La Liga dan Super Spanyol di tahun 2009/10.
Masalah datang setelah enam bulan berikutnya dimana Ibra sering dicadangkan Guardiola.
Ibrahimovic menjelaskan panjang masalahnya dan menuntut Guardiola untuk secara gentle menyelesaikannya secara transparan.
Namun bukannya membalas semua kemerahan Ibrahimovic kepadanya, Guardiola justru dengan tenang menjawab dan tidak menyerang balik mantan anak asuhnya tersebut.
2. Guardiola Vs Raiola
Konflik dengan respon cerdas kedua datang ketika agen pemain yng paling terkenal di dunia Mino Railoa menyemprot Guardiola.
Hal ini tidak lepas dari pertikaian Ibra dan Guardiola dan tentu saja para pemain yang ditangani sang agen seperti Mkhitaryan dan Paul Pogba.
Seperti dikeroyok oleh mantan pemain dan agen pemainnya, Guardiola menunjukkan kematangan karakternya.
Ia bahkan tidak terpancing dan terkesan membawa logika pemahamannya terhadap keduanya dan tidak terbawa kepada pancingan emosi keduanya.
3. Guardiola Vs Yaya Toure
Kembali Guardiola dihadapkan dengan kemarahan pemainnya, kali ini datang dari mantan pemainnya di Barcelona dan Manchester City.
Yaya Toure yang berasal dari Pantai Gading di Afrika justru menganggap Guardiola rasis dalam memperlakukan mereka pemain yang berasal dari Afrika.
Yaya Toure sebelumnya sempat dipinggirkan Guardiola ketika di Barcelona, karena Guardiola telah memiliki pemain muda yang berkualitas dalam diri Sergio Busquet.
Namun Guardiola sempat memberikan beberapa kesempatan kepada Toure kala bersama di Manchester City.
Hanya saja berjalannya waktu, Guardiola kembali meminggirkannya karena dianggap kalah bersaing dari pemain City lainnya.
Guardiola selain dianggap jago dalam hal taktik, ia juga sangat hebat dengan filosofinya.
Hal itu terlihat jelas dalam respon yang ia berikan.
Filosofinya jelas bahwa ia tidak menyiram api dengan bensin.
Baginya penting untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada prinsip hidup, sehingga tidak mudah didikte atau terbawa emosi si lawan bicara.
Terakhir pelajaran terbaik yang bisa diambil dari Guardiola bahwa ia sangat menghormati lawan bicaranya, walaupun telah dikatain dengan kata-kata anj**g, ia tetap tidak membalas dan memberi respek kepada siapa saja yang menganggapnya sebagai seorang musuh.