Top Skor

3 Manajer Terbaik Dunia Tahun 2016 versi bobol.in

Menjadi pelatih atau manager saat ini sangat berbeda dengan pelatih di zamannya Sir Alex Ferguson. Perbedaan paling mencolok adalah dimana pelatih saat ini harus menjadi juara secara instan. Artinya diharapkan pelatih saat iniĀ  harus bisa memberikan title juara dari kompetisi yang diikuti dalam waktu singkat.

 

Selain itu, pastinya kami melihat bagaimana seorang pelatih akan dikatakan baik ketika ia bisa mengangkat peringkat timnya. Bukan hanya dari peringkat klasemen melainkan bagaimana ia berhasil menunjukkan permainan level tinggi di skuadnya. Dan berikut 3 manager terbaik tahun 2016 versi bobol.in

zidane pi

 

  1. Zinedine Zidane

Pada 4 Januari 2016, Real Madrid secara resmi memecat Rafael BenĆ­tez dan pada hari yang sama, Zinedine Zidane ditunjuk untuk menggantikan peran di pinggir lapangan. Jadi, tahun 2016 bagi Real Madrid bisa dibilang era awal Zidane.

 

Partai pertama mulai ditangani 5 hari setelah pengangkatan, yaitu dengan mengalahkan Deportivo La Coruna 5ā€“0 di partai La Liga. Namun, itu partai kecil walau kepercayaan para bos Madrid mulai dibayar. Para fans masih masih menanti apakah El Real mampu mengatasi tantangan-tantangan yang lebih besar.

 

Rasa optimisme mulai mengkristal saat partai El Clasico Zidane sebagai manajer digelar pada 2 April di Camp Nou. Prediksi awal, Barca diunggulkan. Faktanya, Zidane membawa timnya menang 2ā€“1 dan mengakhiri rekor 39 partai tak terkalahkan milik rival terberat timnya. Zidane kemudian menyamai rekor pendahulunya sebagai manajer yang menang di partai El Clasico pertama, yakni Bernd Schuster pada Desember 2007.

 

Di arena Champions League, Zidane lalu membawa Madrid memastikan tiket ke partai puncak dengan mengalahkan Manchester City dengan agregat 1ā€“0. Sementar itu, di La Liga, Los Blancos menjadi runner up, hanya selisih satu poin di bawah Barcelona. Maka, final UCL menjadi pembuktian yang ditunggu. Real akhirnya mengalahkan rival berat sekota, Atletico, walau harus lewat adu penalti.

 

Zidane mengakhiri musim 2015/16 sebagai sosok ketujuh yang bisa juara UCL baik sebagai pemain maupun manajer, yang kedua di Madrid sejak Miguel Munoz, dan yang pertama bagi pelatih Prancis.

 

Mengakhiri 2016, Madrid masih menjaga posisi sebagai pemimpin klasemen La Liga dengan 37 poin, sedangkan Barcelona di peringkat kedua telah mengumpulkan 34 poin.

  1. Antonio Conte

sejumlah kritik dari media Italia. Skema yang ia terapkan banyak dipertanyakan, selain pilihan pemain yang dipanggil.

 

Namun, Italia mengawali turnamen Euro 2016 dengan pembuktian positif. Mereka menang 2ā€“0 atas Belgia. Eden Hazard dkk. dibuat bingung dalam menembus gerendel ketat ala Conte. Setelah kemenangan itu, media berubah pendapat. Conte banyak dipuji karena bisa membangkitkan kekompakan dalam tim, bertahan dengan sukses, namun tetap ganas di lini serang.

 

Conte kemudian membawa Tim Azzurri keluar dari babak grup dengan meyakinkan. Namun bukan berarti Italia telah disempurnakan. Rekor terburuk Conte terjadi ketika kalah telah 0-4 melawan Spanyol.

 

Timnas Italia akhirnya dihentikan oleh Jerman di babak perempat final lewat adu penalti. Conte lalu melanjutkan petualangan yang telah ia janjikan sebelum turnamen, yaitu mundur sebagai pelatih timnas lalu mengambil tawaran Chelsea.

 

Di tim barunya ini, Conte membuat revolusi yang hasilnya langsung bisa terlihat menjelang pertengahan musim. Rekor 13 kemenangan beruntun menutup tahun 2016 dan menjadikan Conte sebagai salah satu manajer terbaik di dunia.

  1. Jurgen Klopp

 

Jurgen Klopp datang ke Anfield sejak 8 Oktober 2015 setelah Brendan Rodgers dipecat karena rentetan hasil buruk. Klopp kemudian merencakanan revolusi langsung dengan berbekal para pemain yang ada.

 

Awal 2016 ditandai hasil buruk di kandang West Ham. Liverpool kalah 0-2. Namun, 10 pertandingan sesudahnya terlihat bahwa pengaruh mantan pelatih Borussia Dortmund ini mulai terasa.

 

Liverpool tak menemui kekalahan sebanyak 8 dari 10 partai berikutnya. Harapan para fans untuk mendapat pelatih idaman pasca Rafael Benitez terlihat mulai mewujud menjadi kenyataan.

 

Jurgen Klopp juga membawa Liverpool melaju di Europa League dengan melindas Dortmund dalam perjalanan ke final. Sayangnya, tim asuhan Unai Emery sudah jauh lebih kompak dan merata kekuatannya. Sevilla yang akhirnya meraih gelar juara untuk ketiga kalinya secara beruntun.

 

Orang mulai membayangkan apa yang bisa dicapai The Reds seandainya manajer asal Jerman itu datang sejak awal musim. Maka, musim 2016/17 dipenuhi harapan-harapan besar, salah satunya impian mengoleksi kembali trofi Premier League yang telah lama tak dirasakan.

 

Hingga akhir tahun 2016, Liverpool di bawah Jurgen Klopp menjadi penantang juara.

Related Articles

Back to top button