Top Skor

7 Pelatih Top Dunia yang Tidak Pernah Dipecat

Dunia sepakbola saat ini dianggap kejam, alasannya karena mampu memecat seseorang hanya karena tampil buruk di moment tertentu.

Hal itu yang akan kita bahas di artikel kali ini, dimana di bawah ini ada 7 nama pelatih yang tidak pernah dipecat.

Dunia sepakbola sebenarnya sudah berubah makin kejam, saat banyak pengusaha atau orang kaya dunia masuk membeli klub sepakbola.

Seorang pelatih kaya prestasi sekalipun sekelas Mourinho, tidak akan ragu ketika performanya buruk dalam beberapa laga.

Konsekuensinya adalah dipecat walaupun dengan pesangon yang sangat tinggi.

Dan inilah 7 nama pelatih top yang kebal dengan pemecatan tersebut, berikut daftarnya :

 

Julian Nagelsmann

7. Julian Nagelsmann

Julian Nagelsmann

Usianya baru 34 tahun, namun sejak enam tahun lalu Julian Nagelsmann sudah menjadi pelatih klub profesional. Pernah menangani sejumlah klub top seperti Hoffenheim dan RB Leipzig, Julian Nagelsmann tak pernah merasakan pahitnya dipecat.

Saat ini, Julian Nagelsmann menangani raksasa Jerman, Bayern Munich. Di musim pertamanya menangani Bayern Munich, Julian Nagelsmann berpeluang menghadirkan double winner (Liga Jerman dan Liga Champions) bagi publik Stadion Allianz.

6. Didier Deschamps

Didier Deschamps

Menjadi pelatih sejak 2001, Didier Deschamps tak pernah dipecat. Ia pernah menangani AS Monaco, Juventus, Marseille hingga Timnas Prancis. Kiprah hebat Didier Deschamps sebagai pelatih bermula pada 2003-2004.

Dengan skuad seadanya, ia membawa AS Monaco lolos ke final Liga Champions 2003-2004. Tentu puncak karier Didier Deschamps tercipta saat membawa Prancis juara Piala Dunia 2018 usai di final menang 4-2 atas Kroasia.

5. Luis Enrique

Luis Enrique

Luis Enrique memang gagal bersama AS Roma pada 2011-2012 dengan hanya membawa Giallorossi finis ketujuh di Liga Italia. Namun, di akhir musim Luis Enrique pergi bukan karena dipecat, melainkan mengundurkan diri.

Setelah dari AS Roma, Enrique bersinar di Celta Vigo pada 2013-2014 hingga diboyong Barcelona. Prestasi tertinggi Luis Enrique tercipta bersama Barcelona, yakni meraih treble winner pada 2014-2015.

Setelah tiga musim menangani Barcelona dan menghadirkan 9 trofi, Luis Enrique memilih meninggalkan Blaugrana pada 2017. Sempat beristirahat, Luis Enrique kini menangani Spanyol dan baru saja mengantarkan La Furia Roja finis runner-up di UEFA Nations League.

4. Zinedine Zidane

Zinedine Zidane

Hanya Real Madrid klub yang pernah ditangani Zinedine Zidane. Meski karier melatih Zidane tak bisa dibilang lama, ia tercatat sebagai pelatih tersukses di era Liga Champions dengan tiga kali memenangkan trofi si Kuping Besar, bersanding dengan Carlo Ancelotti.

Zinedine Zidane dua kali meninggalkan Real Madrid tepatnya pada musim panas 2018 dan 2021. Namun, Zidane pergi bukan karena dipecat melainkan mengundurkan diri. Kini Zidane memilih rehat dari sepakbola.

3. Josep Guardiola

Josep Guardiola

Josep Guardiola tercatat sebagai pelatih aktif dengan jumlah trofi terbanyak, yakni 31 gelar. Meski menangani klub-klub besar seperti Barcelona, Bayern Munich hingga Manchester City, Josep Guardiola tak pernah merasakan palu pemecatan.

Prestasi sensasional dicetak Guardiola ketika membesut Barcelona pada 2008-2012. Hanya dalam empat musim, Josep Guardiola menghadirkan 14 trofi bagi publik Estadio Camp Nou!

2. Jurgen Klopp

Jurgen Klopp

FSV Mainz 05, Borussia Dortmund dan Liverpool merupakan tiga klub yang pernah dan masih ditangani Jurgen Klopp. Ia pun masuk kategori pelatih loyal karena minimal tujuh tahun menangani klub asuhannya.

Sebut saja Mainz 05 (2001-2008), Borussia Dortmund (2008-2015) dan Liverpool (2015 – …). Sukses bersama Dortmund yang mana sempat merusak hegemoni Bayern Munich di Liga Jerman, membuat Klopp digaet Liverpool pada Oktober 2015.

Hampir tujuh tahun melatih, Klopp memenangkan semua trofi yang bisa disabet Liverpool, kecuali Piala FA. Bahkan Klopp menjadi pelatih pertama yang memenangkan trofi Liga Inggris bagi Liverpool dalam 30 tahun terakhir.

1. Shin Tae-yong

Shin Tae-yong

Shin Tae-yong belum pernah merasakan pahitnya palu pemecatan. Ketika hanya membawa Seongnam finis ke-12 di Liga Korea Selatan 2012, Shin Tae-yong memilih mengundurkan diri di akhir musim, bukan dipecat.

Sementara saat menangani Timnas Korea Selatan, Shin Tae-yong memilih tidak memperpanjang kontrak kelar Piala Dunia 2018. Sekarang, Shin Tae-yong menangani Timnas Indonesia.

Setelah membawa skuad Garuda finis runer-up di Piala AFF 2010, Shin Tae-yong ditargetkan membawa Timnas Indonesia berjaya di sejumlah yang diikuti tahun ini. Beberapa di antaranya SEA Games 2021, Asian Games 2022, Kualifikasi Piala Asia 2023 hingga Piala AFF 2022.

Sumber : okezone.com

Related Articles

Back to top button