Top Skor

10 Catatan Penting di Premier League Musim 2016/17

Liga Inggris resmi ditutup musim ini dengan mengantarkan Chelsea juara musim 2016/2017. Harry Kane yang hanya mengantarkan Tottenham Hotspurs duduk di peringkat kedua berhasil menjadi top skor musim ini. Sementara N’golo Kante menjadi pemain terbaik yang Liga Inggris musim ini.

 

Debut Antonio Conte patut dicermati dengan baik karene  mengalahkan sejumlah pelatih hebat lainnya. Melihat kembali ke belakang, ada begitu banyak moment-moment indah yang sulit dilupakan. Moment yang akan selalu dikenang oleh seluruh fans di dunia. Dibawah ini kami memiliki 10 moment dan berikut statistic menarik di musim ini. Dan berikut diantaranya :

  1. Sengit di Empat Besar

Persaingan Premier League tiap musimnya terus bertambah ketat, tak ada jaminan sebuah tim terus berjaya laiknya Manchester United di era Sir Alex Ferguson. Hal itu kian terlihat musim ini.

 

Arsenal yang pernah menjadi big four Premier League, untuk kali pertamanya sejak 1995/96 keluar dari empat besar dan gagal finish di zona Champions League. The Gunners akan bermain di Europa League musim depan.

 

Ditambah United yang juga finish di peringkat enam, Arsenal dan United untuk kali pertamanya terlempar dari empat besar sejak musim 1978/79. Keberadaan Tottenham Hotspur dan Manchester City sebagai kekuatan baru di era modern, kian meramaikan peta persaingan di papan atas Premier League.

  1. Magis Antonio Conte

Tak ada yang memfavoritkan Chelsea untuk langsung menjadi juara musim ini, apalagi musim lalu mereka menjalani musim terburuk. Tim lain juga berbenah dengan memboyong pemain anyar, dan manajer-manajer top berdatangan melatih tim barunya seperti Pep Guardiola dan Jose Mourinho.

 

Namun Conte tetap fokus mencari bentuk permainan terbaiknya bersama Chelsea. Sempat mengalami kesulitan di awal musim, Conte berhasil menemukan ramuan 3-4-3 dan menjadikan The Blues sebagai tim yang tangguh. Pria berusia 47 tahun itu pun menularkan passion-nya sebagai mantan pesepakbola sukses di Juventus, sehingga para pemain Chelsea selalu mengerahkan segenap kemampuannya di tiap laga musim ini.

 

Pada akhirnya Conte menjadi juara dan terpilih sebagai Manager of the Year dengan sejumlah statistik menarik di musim perdananya di Inggris. Conte telah memenangi empat titel liga beruntun setelah tiga kali meraihnya bersama Juventus (2012-2014), dan kini bersama Chelsea.

 

Pria kelahiran Lecce juga menjadi manajer Italia keempat yang memenangi Premier League setelah Carlo Ancelotti (2009/10 bersama Chelsea), Roberto Mancini (2011/12 bersama Man City), dan Claudio Ranieri (2015/16 bersama Leicester City). Selain itu, Conte juga jadi manajer keempat yang meraih Premier League pada musim pertamanya di Inggris selain Mourinho (2004/05), Ancelotti (2009/10), dan Manuel Pellegrini (2013/14).

  1. Liverpool Penakluk Tim-Tim Besar

The Reds, Liverpool tak mampu tampil konsisten hingga terlempar dari kuda pacu perebutan titel Premier League. Inkonsistensi itu terjadi karena mereka kerap kehilangan poin saban menghadapi tim kecil.

 

Namun hal sebaliknya terjadi ketika menghadapi tim besar dalam lingkup klub papan atas klasemen Premier League. Liverpool tak pernah kalah melawan Chelsea, Tottenham, Man City, Arsenal, dan United. Bermain 12 kali melawan mereka, Liverpool menang tujuh kali, imbang lima kali tanpa pernah kalah.

 

Bandingkan rekor itu ketika mereka melawan tim lainnya dengan catatan 26 kali main, menang 15 kali, imbang lima kali, dan kalah enam kali. Tentu, ini jadi pekerjaan besar Jurgen Klopp musim depan.

  1. Pep dan Liga Inggris

Bergelimang kesuksesan bersama Barcelona dan Bayern Munchen, Guardiola diharapkan dapat langsung memberikan sentuhan emasnya di Man City. Namun harapan itu pun tetap menjadi mimpi, The Citizens memastikan mengakhiri musim nirgelar alias tanpa trofi.

 

Pelatih berpaspor Spanyol berusia 46 tahun agaknya terkejut dengan ketatnya persaingan di Premier League, apalagi ini musim pertamanya di Inggris. Filosofi bermain ofensif Guardiola di Inggris nyaris menjadi senjata makan tuan baginya. Beruntung, ia masih mampu menyelamatkan City dari keterpurukan dengan finish di urutan tiga klasemen yang berarti tiket fase grup Champions League.

 

Sejumlah statistik juga mencatat rekor-rekor Guardiola yang tidak pernah ia alami sebelumnya. City menelan enam kekalahan musim ini, dan ini untuk kali pertamanya dirasakan oleh Guardiola. Sementara itu kekalahan telak 0-4 dari Everton di Goodison Park, merupakan kekalahan terbesar yang pernah dialami Guardiola di liga.

 

Jadi, selamat datang di Premier League, Guardiola!

  1. Mourinho, the spesial gone??

Man United sempat melalui 25 laga beruntun di Premier League tanpa pernah kalah, ya, ini jadi satu statistik bagus. Namun sayangnya, tren unbeaten itu tak dibarengi dengan kemenangan beruntun seperti Chelsea, bahkan 10 laga di antaranya berakhir imbang di Old Trafford, tempat di mana seharusnya memberikan tiga poin bagi United.

 

10 kali imbang Red Devils di Old Trafford merupakan catatan terbanyak sebuah tim di markasnya musim ini, dan ini dilakukan oleh United di musim perdana bersama Mourinho. Pria yang menjuluki dirinya The Special One ini diharapkan fans dapat membangkitkan kejayaan United, namun musim pertama tampak sulit baginya dengan jadwal padat Europa League.

 

United mengakhiri Premier League di peringkat enam dan ini jadi yang pertama bagi Mourinho. Pria Portugal berusia 54 juga untuk kali pertama mengakhiri musim di liga dengan raihan terendah (69 poin), poin terendah sebelumnya adalah 82 poin yang diraih Mourinho bersama Porto (2003/04), Inter Milan (2009/10), dan Chelsea (2013/14).

  1. Badai Hurri-Kane

Tak salah rasanya jika Kane dianggap sebagai suksesor Wayne Rooney di Timnas Inggris. Baru berusia 23 tahun, Kane sudah jadi top Tottenham dalam dua musim terakhir dan membawa klub konsisten bermain di Champions League.

 

Alumni akademi Tottenham menyabet penghargaan Sepatu Emas Premier League dengan torehan 29 gol, dan itu, sudah lebih banyak dari jumlah gol Middlesbrough (27 gol) yang degradasi musim ini.

 

Selain itu, Kane juga mensejajarkan dirinya dengan barisan striker tajam yang pernah bermain di Premier League seperti Alan Shearer, Michael Owen, dan Thierry Henry. Ia jadi pemain kelima yang memenangi Sepatu Emas beruntun setelah Shearer (1995-1997), Owen (1998 dan 1999), Henry (2004-2006), dan Robin van Persie (2012 dan 2013).

 

Jumlah hattrick Kane juga bertambah musim ini menjadi enam untuk The Lilywhites, dan ini sudah melebihi dua pendahulunya, Robbie Keane dan Jermain Defoe dengan tiga hattrick-nya. Guna menyempurnakan catatan personalnya itu, Kane juga berandil besar membawa Tottenham finish di atas rival sekota, Arsenal sejak terakhir melakukannya pada 1994/95. Ini jadi akhir “St Totteringham Day”.

  1. Sihir Ibra-cadabra

Akan sulit bagi striker berkepala tiga lebih yang baru datang ke Premier League untuk mencetak 20 gol lebih, tapi, hal itu tak berlaku bagi Ibra yang datang di usia 35 tahun dengan satu misi khusus: menaklukkan Premier League.

 

Ibra memang tak mampu membawa United untuk menjuarai Premier League, dan juga ia bukan top skor liga, tapi, mencetak total 28 gol dan 17 di antaranya tercipta di Premier League, itu sudah jadi catatan gemilang. Di usia 35 tahun 125 hari, Ibra jadi pemain tertua yang mencetak 15 gol di satu musim Premier League.

 

Berhenti sampai di situ? Tidak juga, debut golnya saat melawan Bournemouth menambah manis debut Ibra yang berbuah gol dari Serie A, La Liga, Ligue 1, Champions League, dan kini di Premier League. Ia pun jadi satu-satunya pemain Red Devils yang membukukan 20 gol lebih dalam semusim, sejak United ditinggalkan Sir Alex Ferguson pada 2013.

 

Bahkan, golnya ke gawang Swansea City November lalu masuk sejarah Premier League sebagai gol ke-25.000 dalam sejarah Premier League, setelah namanya berubah dari First Division. Terbukti, usia hanya angka di atas secarik kertas bagi Ibrahimovic.

  1. Degradasinya Kucing Hitam

Tak ada lagi keajaiban bagi Sunderland untuk lolos degradasi. Dimulai dari pergantian pelatih Sam Allardyce ke David Moyes, The Black Cats hampir menghabiskan 67 persen musim Premier League di dasar klasemen.

 

Jika diakumulasikan, Lee Cattermole dan kawan-kawan menghabiskan 189 hari di dasar klasemen, dengan 110 hari di antaranya terjadi beruntun dari 1 Februari hingga akhir musim ini. Ah, benar-benar musim yang malang bagi Sunderland.

  1. Pesona Bournemouth

Jika di Italia ada Sassuolo sebagai pengorbit pemain lokal yang memudahkan pelatih timnas memilih pemain, maka di Inggris ada Bournemouth. The Cherries tak punya prestasi musim ini melainkan kebanggaan finish di 10 besar Premier League.

 

Tapi, jika melihat dari perspektif yang lebih luas, Inggris seharusnya senang punya klub seperti Bournemouth. Manajer mereka, Eddie Howe, membuktikan tim masih dapat sintas di tengah kekuatan finansial klub-klub Premier League lainnya, dengan hanya mengandalkan pemain lokal dan alumni akademi klub.

 

Howe telah memainkan 11 pemain Inggris berbeda yang telah tampil kurang lebih 20 kali di Premier League. Tim Premier League yang pernah melakukan ini sebelumnya, hanya Aston Villa pada 2000/01. Beberapa pemain Inggris yang dimiliki Bornemouth adalah Simon Francis, Steve Cook, Dan Gosling, Andrew Surman, Marc Pugh, Benik Afobe, dan Callum Wilson.

  1. Goodbye Captain, Legend and Leader

Berakhir sudah 19 tahun pengabdian Terry bersama Chelsea sejak dipromosikan ke tim utama pada 1998. Chelsea tak lagi memperpanjang kontraknya dan bek berusia 36 tahun akan berstatus free transfer.

 

Selama membela Chelsea, Terry sudah meraih banyak kesuksesan dari lima titel Premier League, empat trofi FA Cup, tiga trofi League Cup, satu Champions League, dan Europa League. Ia pun sudah memainkan lebih banyak laga (492 laga) di Premier League di Chelsea lebih dari pemain lainnya.

 

Selain itu, golnya ke gawang Watford di Stamford Bridge juga menambah catatan golnya di 17 musim berbeda Premier League, catatan itu hanya bisa dilalui Ryan Giggs (21 musim berbeda), Paul Scholes (19 musim berbeda), dan sahabat Terry, Frank Lampard (18 musim berbeda).

 

Related Articles

Back to top button