Top Skor

7 hal yang tidak dilakukan Jose Mourinho di Chelsea Namun Dilakukan di Manchester United

 

Jose Mourinho akan kembali ke Chelsea Minggu besok, namun bukan sebagai pelatih untuk ketiga kalinya melainkan sebagai lawan yang memperkuat musuh Chelsea dalam beberapa tahun terakhir yakni Manchester United. Bagi Mou melatih MU adalah mimpi yang menjadi kenyataan dimana ia sangat antusias bisa menggantikan kesuksesan Ferguson di MU.

 

 

Mungkin karena itu juga ia seperti agak berbeda saat ini dibanding ketika ia melatih klub-klub lainnya. Sebelumnya ia pernah dua kali melati Chelsea, satu kali bersama Porto, Inter Milan dan Real Madrid. Apa saja perubahan Mourinho saat ini dibanding ketika ia melatih klub lamanya terutama Chelsea yang menjadi lawannya? Berikut kami sajikan buat anda :

mourinho

  1. Berubah Lebih Santun terutama terhadap Pemain

Di internal klub sendiri, ia kini lebih ‘santun’ dengan para pemainnya, meski dianggap memberikan perlakuan yang tak semestinya kepada Bastian Schweinsteiger.

Namun, kala United mendapat hasil kurang memuaskan, ia tidak lagi langsung menyalahkan para pemainnya dan tetap memberikan dukungan kepada mereka yang dihantam gelombang kritik.

Lihatlah apa yang terjadi pada Luke Shaw, David de Gea, Paul Pogba hingga Wayne Rooney. Ia tetap memberikan dukungan, bukan?

 

  1. Berubah Menjadi Adil untuk Pemain dalam Skuad

DI Chelsea, Mourinho membuat aturan ‘untouchable palyer’ di starting IX-nya. Hal itu mengacu pada Didier Drogba, Frank Lampard dan John Terry. Di sisi lain, ia kerap mengabaikan pemain dan talenta muda yang dimiliki Chelsea kala itu.

 

Kini ia terlihat lebih akomodatif kepada 23 pemain yang dimilikinya di skuad Setan Merah. Contohnya, dengan mempercayakan Ashley Young di laga kontra Liverpool.

 

  1. Berubah Menjadi Sopan dalam Perkataan

Setelah tiba di Chelsea pada 2004 Mourinho terkenal dengan kalimat: “Jangan anggap saya sombong, tapi saya memang juara Eropa dan saya pikir saya memang The Special One”.

 

Hal ini masih ditambah dengan celaan dan menganggap rendah pelatih klub lain yang jelas memicu ‘peperangan’ terbuka di media massa.

 

Kini, ia lebih kalem dan tak merendahkan atau meremehkan orang lain. Sebuah hal yang tak bisa ditemui kala ia membesut Chelsea kala itu. Pastinya….

 

  1. Berubah Peduli terhadap Regenerasi Tim

Salah satu faktor utama yang dianggap sebagai kegagalannya di Chelsea adalah kurang memberikan kesempatan kepada pemain muda hasil binaan klub. Di Chelsea, ia menganut falsafah: Saya datang, saya melihat, saya memenangkan gelar, saya meninggalkan. Itu saja.

 

Hitung sendiri berapa banyak pemain muda binaan Chelsea yang akhirnya memilih hengkang akibat kebijakan pragmatis Mourinho. Padahal, The Blues merupakan salah satu klub paling produktif memproduksi pemain-pemain muda bertalenta.

 

Kini, Mourinho seperti telah belajar dari kesalahan dan tak mau mengulangi kesalahan yang sama yang pernah ia buat di Chelsea. Tidak mau menjadi keledai…

 

  1. Berubah dalam Pendekatan Terhadap Pemain

Usai membawa gelar juara Premier League sekembalinya ke Chelsea 2 musim lalu, Mourinho menjadi pelatih yang sangat mudah menunjukkan jari telunjukknya kepada para pemain yang dianggapnya ‘bersalah’.

 

Sontak, hal itu membuat perpecahan di dalam tim yang selanjutnya berujung pada anjloknya pasukan Abramovic dan berakhir dengan pemecatannya.

 

Hal itu tak dilakukannya di United. Ia sekarang memilih menggunakan pendekatan yang lebih ‘manusiawi’ kepada para pemainnya. Contohnya, bisa dilihat caranya menangani seorang Wayne Rooney.

 

  1. Berubah Menjadi Visioner

Meski memiliki skuad termahal di dunia, Mourinho sepertinya hendak mengikuti jejak Sir Alex Ferguson yang meninggalkan banyak warisan bagi masa depan klub.

Meski ekspektasi yang dibebankan kepadanya cukup tinggi, namun ia menanggapi semua kritik yang ditujukan kepadanya itu dengan cukup kalem.

Seperti ketika United meraih beberapa kali hasil buruk, ia pun meminta dengan santun kepada para kritikus dan fans untuk lebih bersabar, karena ia sadar bahwa semua membutuhkan proses dan waktu.

 

  1. Berubah dengan Menghargai Juan Mata

Juan Mata yang sebelumnya berseragam Chelsea, ‘didepak’ Mourinho yang kala itu menjadi pimpinan di Stamford Bridge. Pemain Sapnyol itu kemudian berlabuh ke Old Trafford.

 

Setahun kemudian, Mourinho pun menyusulnya. Banyak yang meyakini, masa depan Mata di United bakal berakhir dengan kembali ‘didepak’ seperti nasib buruk yang diterimanya di Chelsea.

 

Tapi itu semua tak terbukti. Mourinho pun memberikan kesempatan kepada sang pemain untuk membuktikan dirinya dan hal itu dijawab dengan kepercayaannya yang tetap memasukkannya ke dalam bagian dari rencana skuad yang dimilikinya.

 

Dan, akhirnya Juan Mata tetap berseragam United hingga kini.

Related Articles

Back to top button