Top Skor

15 Moment Penting Perjalanan Sepakbola Indonesia di 2016

 

Sepakbola Indonesia mengalami pasang surut di tahun 2016, Negara ini seperti selalu punya cerita di setiap tahun yang dijalani. Ada begitu banyak moment penting yang menjadi acuan akan perkembangan sepakbola di Indonesia. Sebagai olahraga paling popular di negara ini, adalah hal yang penting untuk Indonesia mendorong kemajuan persepakbolaannya.

 

Dan melihat ke belakang, ada begitu banyak moment yang membawa kepada kemunduran sepakbola negara ini, mulai dari sanksi FIFA dan juga kegagalan demi kegagalan yang didapat di final piala AFF. Bicara kemajuan mungkin kita harus bersyukur dengan banyaknya kompetisi yang bisa berjalan di 2016. Dan berikut 15 moment penting persepakbolaan Indonesia di 2016 :

timnas-1

  1. Mitra Kukar sabet trofi juara Piala Jenderal Sudirman
    Mitra Kukar jadi tim pertama yang berhasil mendapatkan gelar juara pada tahun 2016. Pada 24 Januari 2016, Mitra Kukar menekuk Semen Padang 2-1 dalam partai final Piala Jenderal Sudirman, turnamen yang digulirkan untuk mengisi kekosongan akibat vakumnya kompetisi resmi di Tanah Air.

Semen Padang membuka gol lebih dulu lewat gol Adi Nugroho, namun Mitra Kukar mampu membalas dengan dua gol masing-masing dari Michael Orah dan Yogi Rahardian.

Selain menerima trofi juara, tim Naga Mekes juga berhak mengantongi hadiah uang sebesar Rp 2,5 miliar.

  1. Arema juarai Bali Island Cup
    Pada 23 Februari, Arema jadi tim kedua yang meraih trofi pada tahun 2016. Tim Singo Edan merebut gelar juara Bali Island Cup, turnamen yang diikuti empat tim serta digelar di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Di partai final, Arema menumbangkan Persib 1-0 lewat gol kemenangan yang dicetak Srdan Lopicic.

Selain Arema dan Persib, Bali Island Cup 2016 juga diikuti PSS Sleman dan tuan rumah Bali United.

  1. TSC 2016 dibuka Presiden Joko Widodo
    Indonesia Soccer Championship (ISC) yang kemudian dikenal dengan Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo resmi bergulir pada 29 April 2016. Presiden Joko Widodo berkenan membuka turnamen jangka panjang yang diikuti klub level ISL ini di Stadion Mandala, Jayapura.

Pembukaan TSC 2016 di Stadion Mandala berlangsung meriah kendati sempat terjadi perubahan jadwal kick-off beberapa kali lantaran menanti kepastian kedatangan Presiden Joko Widodo.

Partai “perdana”, yakni Persipura menjamu Persija Jakarta di Stadion Mandala berakhir dengan skor 1-1. Meski diakui sebagai partai pembuka, sejatinya laga Semen Padang versus PSM di Stadion H. Agus Salim, Padang, jadi laga pertama yang dimainkan di TSC 2016 karena kick-off duel ini berlangsung beberapa jam sebelum laga Persipura vs Persija.

  1. Terbebas dari sanksi FIFA
    Setelah setahun lamanya terbelenggu sanksi FIFA akibat konflik PSSI dengan Kemenpora, sepak bola Indonesia akhirnya dapat bernafas lega pada 13 Mei 2016.

Dalam kongres Tahunan FIFA ke-66 di Meksiko, induk asosiasi sepak bola dunia itu mencabut sanksi yang dijatuhkan pada 30 Mei 2015.

FIFA terpaksa menjatuhkan sanksi pembekuan pada Indonesia setelah menilai adanya campur tangan pemerintah, dalam hal ini Kemenpora. Sebelum FIFA memberikan hukuman, Menpora Imam Nahrawi membekukan PSSI secara administratif melalui Surat Keputusan yang diterbitkan pada 17 April 2015.

Pencabutan sanksi FIFA ini sebagai tindak lanjut pencabutan SK pembekuan PSSI oleh Menpora. Alhasil, keputusan FIFA mencabut sanksinya disambut gembira tidak hanya PSSI namun juga kalangan pemangku sepak bola di Indonesia yang terdampak sanksi itu karena mereka memang sudah menantikan kabar baik itu.

  1. Alfred Riedl resmi latih Timnas Indonesia
    PSSI resmi menunjuk Alfred Riedl sebagai pelatih Timnas Indonesia setelah Indonesia dipastikan bisa bermain di Piala AFF 2016 pasca pencabutan sanksi FIFA. Kepastian itu sedikit mengejutkan karena pelatih asal Austria itu tidak menjalani fit and proper test yang digelar Komite Teknik dan Pengembangan PSSI serta tim panelis.

Sebelumnya, tiga pelatih, yakni Nilmaizar, Rahmad Darmawan, dan Indra Sjafri hadir memenuhi panggilan tes kepatutan dan kelayakan dan untuk membeberkan pemaparan calon pelatih Timnas Indonesia.

Kendati tidak diundang dalam fit and propers test itu, sejatinya nama Alfred Riedl sudah diapungkan Kelompok 85. Penunjukan sebagai nakhoda Tim Merah-Putih buat Alfred Riedl ini jadi yang ketiga kalinya sejak 2010.

  1. Kerusuhan pada laga Persija vs Sriwijaya FC
    Partai Persija versus Sriwijaya FC di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 24 Juni 2016 bakal masuk dalam memori kelam kedua klub, khususnya para pemain serta penggemar tim tuan rumah, The Jakmania. Juga, jadi laga paling panas yang terjadi pada 2016.

Kerusuhan pecah pada menit-menit akhir pertandingan di saat tim tamu memimpin 1-0 lewat gol Hilton Moreira. Situasi yang tidak kondusif membuat pertandingan dihentikan. Bentrokan antara The Jakmania dengan aparat keamanan menyebabkan jatuhnya korban dari dua pihak mendapat perhatian luas dari berbagai kalangan, termasuk pemerintah melalui Menpora Imam Nahrawi.

Komisi Disiplin PT Gelora Trisula Semesta selaku operator turnamen menjatuhkan sanksi kepada Persija. Selain memberikan kemenangan dengan skor 3-0 untuk Sriwijaya FC, tim Macan Kemayoran menerima sanksi lain seperti denda serta serta Jakmania dilarang mendampingi klub kesayangan dengan atribut.

  1. Pengeroyokan terhadap wasit
    Tahun 2016 masih diwarnai pengeroyokan kepada wasit sebagai reaksi ketidakpuasan atas kinerja para korps baju hitam. Pada 7 Agustus 2016, sejumlah pemain Persing Ngawi ramai-ramai mengeroyok asisten wasit saat dijamu PSS Sleman pada pertandingan di ISC B 2016.

Akibat aksi tidak terpuji itu, lima pemain Persinga dijatuhi sanksi larangan bemain serta denda. Tak cukup, PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator turnamen memutuskan mendiskualifikasi Persinga Ngawi dari pentas ISC B 2016.

  1. Timnas U-19 tampil di Piala AFF U-19 2016
    Untuk pertama kalinya setelah sanksi FIFA dicabut, sepak bola Indonesia tampil di pentas internasional. Timnas U-19 yang dilatih Eduard Tjong mendapat kesempatan itu. Mereka tampil di Piala AFF 2016 yang digelar mulai 11 September 2016. Namun, Timnas Indonesia U-19 tak bisa bicara banyak dalam turnamen kawasan Asia Tenggara yang diikuti 11 negara ini.

Timnas U-19 yang tergabung di Grup B bersama Thailand, Australia, Myanmar, Kamboja, dan Laos hanya bisa berada di posisi keempat klasemen akhir penyisihan grup dengan catatan dua kali menang dan tiga kali kalah. Hasil itu tak bisa mengantar Timnas U-19 ke fase selanjutnya.

  1. Timnas Indonesia menggilas Malaysia
    Di luar dugaan, Timnas Indonesia proyeksi Piala AFF 2016 menggulung Malaysia 3-0 dalam laga persahabatan sekaligus uji coba di Stadion Manahan, Solo, 6 September 2016.

Kejutan karena Timnas Indonesia vakum setahun lamanya dari aktivitas akibat sanksi FIFA. Duel melawan Malaysia ini jadi comeback indah Indonesia.

Didukung hampir 25 ribu suporter yang memadati Stadion Manahan untuk menghapus dahaga , Timnas Indonesia tampil atraktif dan menang 3-0 lewat dua gol yang dilesakkan Boaz Solossa dan sebiji gol Irfan Bachdim.

 

  1. Maulwi Saelan tutup usia
    Kabar duka mewarnai sepak bola Indonesia pada 2016. Salah satu yang berpulang selamanya pada 2016 adalah mantan kiper Timnas Indonesia sekaligus ketua umum PSSI, Maulwi Saelan. Kiper tangguh Indonesia di Olimpiade 1956 Melbourne itu tutup usia pada 10 Oktober 2016 dalam usia 90 tahun di Jakarta.

Beberapa tokoh sepak bola yang berpulang selamanya pada 2016, yakni Djoko Susilo (anggota Tim Transisi) pada 26 Januari 2016, Jaja Sutardja (mantan manajer Persib Bandung) pada 13 April 2016, Supardjiono (mantan manajer PSS Sleman) pada 24 Agustus 2016, dan Panus Korwa (mantan bintang Arema era 1990-an).

  1. Suporter meninggal dunia
    Sepanjang 2016 tercatat setidaknya dua anggota The Jackmania meregang nyawa. Pada 15 Mei 2016, Muhammad Fahreza meninggal dunia setelah mengalami luka-luka saat hendak menyaksikan duel tim kesayangan menjamu Persela Lamongan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, 13 Mei 2016.

Tagar #UsutTuntas sempat jadi trending topic di Twitter sebagai cerminan keinginan Jakmania agar penyebab serta pelaku yang membuat Fahreza kehilangan nyawa diusut.

Pada 6 November 2016, Jakmania kehilangan satu lagi anggota menyusul tewasnya Harun Al Rasyid Lestaluhu akibat bentrokan yang terjadi di Topl Cipali, seusai menyaksikan laga Persija kontra Persib di Stadion Manahan, Solo.

Selain dua Jakmania, kalangan suporter Indonesia diwarnai duka mendalam atas meninggalnya Muhammad Robi (bobotoh Persib) dan Stanislaus Gandhang Deswara (Slemania). Robi meninggal dunia akibat luka-luka yang dialami di pintu 10 Jababeka dalam insiden “serangan” oknum kelompok suporter tim rival usai mendukung Persib.

Hal sama juga menimpa Gandhang, yang meregang nyawa diduga akibat dikeroyok kelompok suporter dari tim yang berada di DIY lainnya.

  1. PSSI punya ketua umum baru
    Edy Rahmayadi, yang juga Pangkostrad, terpilih sebagai ketua umum PSSI periode 2016-2020 dalam Kongres Biasa Pemilihan yang berlangsung di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, pada 10 November 2016.

Edy, yang diusung Kelompok 85, unggul telak dari kandidat lainnya dengan mengantongi 76 suara, mengungguli Moeldoko yang mendapatkan 23 suara, Eddy Roempoko mendapat satu suara, sementara Benhard Limbong, serta Kurniawan Dwi Yulianto, dan Sarman El Halim yang tidak mendapatkan satu suara pun.

Proses pemilihan hanya berjalan satu putaran karena perolehan suara pemenang sudah melewati 50 persen + 1 suara yang diperlukan untuk menentukan Ketum PSSI terpilih, atau sekitar 54 suara.

  1. Laga resmi perdana Timnas Indonesia
    Pada 19 November 2016, Timnas Indonesia menjalani laga resmi perdana, bukan dalam uji coba atau persahabatan, seusai pencabutan sanksi FIFA dalam ajang Piala AFF 2016.

Pada laga pertama Piala AFF 2016, timnas Indonesia asuhan pelatih Alfred Riedl langsung menghadapi lawan berat, Thailand, di penyisihan Grup A. Pertandingan yang dimainkan di Philippine Sports Stadium, Bocaue, Filipina ini berakhir dengan skor 4-2 untuk kemenangan Thailand.

Meski kalah, dua gol yang dicetak Indonesia lewat Boaz Solossa dan Lerby Eliandry, membuat Indonesia jadi satu-satunya tim yang mampu membobol Thailand sepanjang Piala AFF 2016.

  1. Timnas Indonesia tampil di final Piala AFF 2016
    Timnas Indonesia lagi-lagi membuat kejutan dengan berhasil tampil di partai final Piala AFF 2016. Dengan persiapan terbilang singkat, Indonesia membalikkan semua prediksi dan tampil dengan determinasi serta semangat tinggi di setiap pertandingan di final Piala AFF.

Kendati akhirnya kalah agregat gol 2-3 dari lawan di final, Thailand, Tim Merah-Putih tetap mendapatkan apresiasi dari seluruh pendukung Tim Garuda termasuk pula pemerintah yang diwujudkan dengan pemberian bonus dari Presiden Joko Widodo sebesar Rp 200 juta per pemain.

  1. Persipura keluar sebagai pemenang TSC 2016
    Persipura meraih gelar juara Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM Ooredoo secara dramatis karena ditentukan hingga laga terakhir pada pekan terakhir TSC 2016, 18 Desember 2016. Jelang garis finis, Persipura terlibat persaingan ketat dengan Arema FC dan Madura United.

Pada laga terakhir, Persipura mengalahkan PSM 4-2 di Stadion Mandala. Kemenangan itu membuat tim Mutiara Hitam mengoleksi poin total 68. Ā Koleksi poin 68 yang dikumpulkan tidak bisa dikejar oleh Arema, yang finis sebagai runner-up, dan Madura United di urutan ketiga.

Gelar juara ini jadi akhir indah untuk perjalanan tim Mutiara Hitam, yang sempat terseok-seok di awal turnamen. Namun, mulai Agustus 2016, Boaz Solossa dkk. di bawah pelatih anyar Angel Alfredo Vera tancap gas dan mendulang puluhan poin.

Related Articles

Back to top button