Top Skor

5 Fakta Kemenangan 4-1 Liverpool atas Hoffenheim

Liverpool membuktikan diri layak untuk bermain di liga champions musim ini setelah mengalahkan wakil dari Jerman Hoffeinhem 4-1. Sebelumnya di laga pertama Liverpool juga menang 2-1 ketika bertandang ke Jerman. Dengan hasil ini Liverpool semakin menegaskan dirinya sebagai penakluk tim-tim Bundesliga.

 

Juergen Klopp yang asli Jerman sepertinya tahu betul bagaimana mengalahkan tim-tim Bundesliga. Dan dengan lolosnya Liverpool, maka akan menambah semakin banyak lagi tim-tim Inggris di musim ini. Dan berikut 5 fakta kemenangan 4-1 Liverpool atas Hoffenheim, berikut diantaranya :

  1. Perpanjang Rekor

Tak percuma Liverpool dilatih manajer asal Jerman dan pernah melatih Borussia Dortmund. Selain itu, beberapa pemain Liverpool pernah bermain di Jerman seperti Can (Bayern Munchen, Bayer Leverkusen), Ragnar Klavan (Augsburg), Joel Matip (Schalke), dan Firmino (Hoffenheim). Pengalaman mereka terbukti berguna meredam permainan Hoffenheim.

 

Kemenangan mutlak atas Hoffenheim menegaskan rekor baik Liverpool di Anfield, kala menjamu klub asal Jerman. Tak pernah ada kekalahan yang diderita Liverpool di 19 laga terakhir.

 

“Rekor Liverpool melawan tim Jerman di Anfield di Eropa: 19 laga, 16 kemenangan, 13 clean sheets, tiga hasil imbang, tanpa pernah kalah. Tak pernah kalah,” kicau @Squawka.

  1. Ketajaman Trisula Liverpool

Lini depan Liverpool semakin ganas seiring kedatangan Salah dari AS Roma. Bukan hanya menghadirkan kecepatan, trisula Mane-Firmino-Salah, juga kerap mengeksploitasi lini belakang lawan dengan kemampuan mereka. Khususnya Firmino, yang tidak bergerak di satu tempat dan rajin menjemput bola.

 

Mane tak mencetak gol, namun terlibat tiga dari empat gol Liverpool. Sementara Salah dan Firmino mencatatkan namanya di papan skor, plus, Firmino juga terlibat gol-gol Liverpool. Ketiganya sama-sama menciptakan catatan unik di laga ini.

 

“Roberto Firmino telah terlibat lebih banyak gol (16 gol) di Anfield ketimbang pemain Liverpool lainnya, sejak start awal musim lalu. Delapan gol, delapan assists,” kicau Squawka.

 

“Mohamed Salah sekarang telah mencetak dua gol dari tiga kali penampilannya sebagai starter di Liverpool musim ini. Debut Liverpool, debut kandang sepanjang laga. Start yang hebat.”

 

“Tak ada pemain Liverpool yang terlibat langsung gol lebih (23 gol) sejak awal musim lalu ketimbang Sadio Mane. 15 gol, delapan assists,” urai @Squawka.

  1. Produktivitas tiap Lini

Manajer atau pelatih manapun pasti senang jika seluruh pemainnya bisa mencetak gol. Itu membuktikan, bahwa tim tak bergantung kepada penyerang atau lini depan. Hal itu dirasakan Klopp di Liverpool.

 

Pantas jika Klopp tak terlalu ngotot mencari penyerang tengah yang tajam, dan dapat menghasilkan 20 gol tiap musimnya. Toh, semua pemain bisa mencetak gol. Seperti melawan Hoffenheim, dua gol di antaranya lahir dari Can yang notabene gelandang tengah.

 

“Emre Can telah mencetak dua gol dalam satu laga untuk kali pertama di karier seniornya. Cetak dua gol dengan sangat cepat,” kicau @Squawka.

  1. Pengalaman Nagelsmann

Pelatih Hoffenheim, Julian Nagelsmann, tak perlu berkecil hati menanggapi kekalahan ini. Kariernya masih panjang, mengingat usianya baru berumur 30. Jadikan hasil ini pelajaran, bahwa level Champions League lebih besar ketimbang DFB Pokal atau Bundesliga di Jerman.

 

Masih ada kesempatan bagi Hoffenheim untuk unjuk gigi di kasta kedua, Europa League. Sekarang, tugas Nagelsmann adalah mengembalikan kepercayaan tim, bermain seperti musim lalu, dan mengisi kekosongan yang ditinggal dua pemain andalan, Sebastian Ruddy dan Niklas Sule, yang hengkang ke Bayern Munchen.

  1. Klub-Klub Inggris

Lolosnya Liverpool ke fase grup Champions League, bukan hanya jadi yang pertama bagi mereka setelah dua musim lamanya. Namun juga kepastian, bahwa Inggris mengirim lima wakilnya musim ini.

 

Chelsea jadi juara Premier League musim lalu, diikuti Tottenham Hotspur dan Manchester City di urutan dua-tiga, plus Liverpool yang melewati play-off. Sementara, Manchester United mendapat tiket Champions League karena menjuarai Europa League. Semakin banyak tim yang berpatisipasi, semakin besar juga kans Inggris mengirim wakilnya ke fase gugur.

 

Related Articles

Back to top button