Top Skor

5 Pemain Bola yang pernah Sangat Dekat dengan Kematian

Kematian memang bisa datang kapan saja dan dimana saja. Tidak terlepas dengan para pesepakbola yang terkenal punya stamina dan ditunjang otot-otot sebagai ketahanan tubuhnya. Namun itu semua tidak cukup untuk menjadikan mereka lebih kebal dengan penyakit.

Dibawah ini kami memiliki 5 pemain bola yang pernah sangat dengan kematian. Mereka merupakan pesepakbola professional dimana kesehatannya selalu dipantau sebelum dan sesudah pertandingan. Faktanya mereka memiliki penyakit dalam diri mereka yang membuat mereka hampir kehilangan hidu, berikut pesepakbola tersebut :

cassano

  1. Erik Abidal Jika anda seorang pecinta klub sepakbola bernama Barcelona, anda pasti tahu dengan full back yang biasanya beroperasi di kiri ini.

Atau kalau anda seorang madridistas (fans Real Madrid), anda pasti segan dengan pemain ini. Pemain yang sering membuat para striker sulit mencetak gol karena begitu rapatnya pemain ini menjaga areal pertahanannya.  Ya, Dialah Erick Abidal. Bek kiri yang juga andalan timnas prancis.

Siapa sangka dalam tubuh yang nampak segar bugar itu ada sesuatu yang terjadi pada tubuhnya, khususnya organ hatinya yang ternyata sejak tahun 2011 lalu di diagnosa mengidap tumor hati. Penyakit yang salah jika dianggap enteng. Inilah yang membuat nya harus harus istrirahat 402 hari karena harus menjalani operasi transplantasi hati setelah ia mendapatkan donor hati dari sepupunya.

Marcelo mendukung abidal Setelah operasinya sukses, pemain muslim ini akhirnya kembali beraksi di lapangan hijau ketika Blaugrana (julukan Barcelona) menang 5-0 atas Real Mallorca, Minggu (7/4) 2012 dini hari WIB. Melihat kegemilangannya bermain waktu itu dan melihat tubuhnya sangat sehat mungkin anda berpikiran bahwa dia akan baik-baik saja dan penyakitnya adalah penyakit yang ringan dan biasa.

Abidal setelah Comeback ke lapangan hijau Namun tahu tidak telah bayak penderitaan yang di alami Abidal saat melawan penyakit ini. Bayangkan dalam waktu singkat ia harus mengalami operasi 4-5 kali pembedahan. Tentu tak bisa di bayangkan sakitnya.

Seperti yang pernah ia tuturkan saat menceritakan kondisinya “Saya telah merasakan bermacam penderitaan. Saya bahkan ingat ketika di hari Minggu, rasa sakit begitu menusuk. Hingga saya berkata pada dokter untuk membuat saya tidak sadar, kalau perlu dalam kondisi koma,” ujar Abidal .

Rasa sakit itu ia lakukan untuk mendapatkan kesempatan kedua dari Tuhan agar dihindarkan dari maut dan di “beri umur” sekali lagi. Walaupun begitu ia iklas menjalaninya, walau waktu itu ia sangat dekat dengan kematian.

“Saya tak pernah berpikir tentang kematian, karena saya tahu bahwa Tuhan yang menentukan segalanya,” Ujarnya.

  1. Ruben Dela red Orang mungkin lebih mengenal Ruben Onsu atau Arjen Ruben ( Robben kale…) dari pada pemain ini. Tapi jangan salahkan dia jika memang namanya gagal meroket di kancah sepakbola dunia.

Padahal dia merupakan pemain Real Madrid, klub bola yang siapapun pasti mengenalnya. Sayang karirnya gagal bersinar karena satu dari organ di tubuhnya bermasalah. Kelainan itu baru ia ketahui saat ia tiba-tiba jatuh dan kolaps di tengah lapangan.pada pertandingan Madrid Vs Real Union di ajang Copa del Rey, tahun 2008. Menurut dokter ia terkena serangan jantung.

Tapi jika maut masih belum berpihak padanya, tak akan ada yang bisa memajukan ajalnya. Tuhan telah resmi memberikan kesempatan kedua kepadanya agar tidak mengikuti jejak rekan pemainnya di liga Spanyol Antonio Puerta (Sevilla) dan Daniel Jarque ( Espanyol ) yang lebih dulu meninggalkan dunia karena serangan jantung.

Delared saat kolaps saat pertandingan Namun begitu dokter pribadinya mengaku Dela red harus menamatkan keinginanya untuk menjadi pemain sepakbola besar dikarenakan serangan semacam itu kemungkinan akan terjadi lagi jika ia memaksakan diri bermain bola.

Karena itulah, Jumat, 5 November 2010 ia mundur sebagai pemain bola, seperti pernyataanya yang dikutip Reuters “Mulai saat ini, saya berhenti dari karir saya sebagai pemain bola,” Namun begitu ia tetap berkomitmen untuk selalu mendukung klub yang telah membesarkan namanya, Real Madrid, “Saya mungkin memiliki gangguan pada jantung saya, tapi jantung ini tetap bisa berdetak untuk Real Madrid,” jelasnya.

  1. Fabrice Muamba Kejadianlebih mengerikan di alami gelandang milik Bolton Wonderers bernama Fabrice Muamba, Ia juga mengalami kolaps di tengah lapangan ketika timnya menghadapi Tottenham Hotspur di perempat-final Piala FA.

Bahkan Karena kejadian ini Muamba sempat dinyatakan meninggal selama 78 menit. Untung Muamba masih belum di kafani ya….

Kronologi kolapsnya Muamba adalah ketika laga Bolton vs Tottenham Hotspurs memasuki menit 41 jelang turun minum, Muamba tiba-tiba roboh dan tak sadarkan diri. Para petugas medis langsung memberikan perawatan di lapangan kepada pemain itu. Wasit Howard Webb memanggil para pemain untuk keluar lapangan, dan memutuskan untuk menunda laga yang sementara waktu berkedudukan 1-1 tersebut. Pada waktu itu keadaan Muamba sangat mengerikan.

Matanya mendelik dan….ah, tak tega saya bercerita.  Muamba saat kolapse di lapangan Tapi bagaimanapun kekuasaan tuhanlah yang lebih menentukan termasuk masih memberikan Muamba kesempatan kedua sehingga ia masih bisa bernafas hingga sekarang.

Meski dengan begitu ia harus mengakhiri karirnya sebagai pemain bola dalam usia 24 tahun. Dokter telah menanamkan perangkat elektronik sebagai antisipasi jika detak jantungnya kembali terhenti di masa mendatang.

Ingin tahu asal muasal terhindarnya muamba dari maut? dengarkan ceritanya berikut ini : “Saya tidak merasakan sakit sama sekali. Tidak ada rasa sakit ataupun sesak di dada saya seperti yang biasa anda lihat pada orang-orang yang mengalami serangan jantung di film,” papar Muamba kepada Guardian.  “Saya merasa pusing, tapi ini bukan rasa pusing yang wajar. Rasanya sangat aneh, seolah-olah saya berlari dalam tubuh orang lain.”  “Setelah itu saya mulai melihat segalanya dalam bentuk ganda, nyaris seperti mimpi. Saya bisa melihat para pemain Spurs berlari di kejauhan dan saya melihat ada dua sosok Scott Parker serta dua sosok Luka Modric.”  dukungan pemain2 Spurs untuk Muamba “Hal terakhir yang saya dengar adalah Dedryck Boyata berteriak kepada saya untuk membantu pertahanan.

Dia jelas tidak tahu apa yang terjadi pada saya, begitu juga saya sendiri. Saya hanya merasakan diri saya melayang di udara kemudian saya merasakan dua hantaman ketika tubuh saya terjatuh di tahah.” “[Setelah itu hanya ada] kegelapan.

Tidak ada apa-apa lagi. Saya sempat meninggal.” Antonio Cassano  Setali tiga uang dengan Ruben delared dan Fabrice muamba,

  1. Antonio Cassanojuga pernah mengalami masalah karena jantungnya. Tiba-tiba ia mengalami kaku bicara, lemas dan gangguan penglihatan. Setelah di lakukan pemeriksaan ternyata dia mengalami stroke ringan. Padahal usianya masih tergolong muda.

“Cassano didiagnosa menderita ‘Ischemic Cerebral Damage’, sebuah trauma otak yang disebabkan adanya lubang di antara atrium jantung. “Tes instrumental dan neuroradiological selama hampir 72 jam telah mengidentifikasi adanya gangguan di area otaknya yang mengakibatkan penurunan pada sistem neurologicalnya.

Hal itu disebabkan dengan ditemukannya sebuah lubang pada jantungnya.” Bunyi pernyataan perwakilan Milan di muka Pers.

Cassano sempat berpikir bahwa ia harus mengakhiri karirnya sebagai pemain bola, merujuk banyaknya kasus yang menimpa koleganya dengan gejala yang sama. Apalagi beberapa waktu sebelum Cassano di diagnnosa terkena stroke,

Piere Mario morissini pemain Liforna ( Serie B ) menghembuskan nafas terakhir saat sedang bertanding.  Dukungan dari mantan kolega Cassano Untunglah, karena segera di tangani, Cassano tak mengalami sesuatu yang fatal atas penyakitnya itu, Kesempatan kedua dari Tuhan sampai juga kepadanya sehingga penyakitnya segera diketahui dan dokter segera bisa mencari solusi yang tepat agar tidak sampai mengancam nyawa Cassano.

Kini ia sudah bisa bertanding lagi setelah operasi penutupan lobang jantungnya sukses dan dokter menjamin tidak aka nada kekambuhan lagi. Sontak hal itu membuatnya sangat gembira, karena sepak bola adalah hidupnya, seperti pengakuannya berikut “Saya menangis mendengar pernyataan itu.

Saya tak bisa melupakan momen saat saya kembali ke lapangan. Di pertandingan Milan vs Fiorentina. Pelatih meminta pada saya untuk siap bermain,” ujar Cassano.

  1. Stiliyan Petrov Kapten Aston villa ini merasakan dirinya sangat dekat dengan maut adalah saat ia di diagnosa oleh dokter menderita Leukimia akut.

Saat memimpin rekan-rekannya bertanding melawan Arsenal yang berakhir dengamn skor 3-0. Ia mengalami demam tinggi, dan saat di periksa lebih lanjut, pada Maret 2012 lalu, baru di ketahui bahwa kapten Aston villa mengalami leukemia akut.

Leukemia termasuk penyakit paling mematikan di dunia. Penyakit ini berasal dari meningkatnya jumlah sel darah putih dalam darah atau sumsum tulang. Pada kondisi akut, Penyakit ini bisa membunuh penderitanya hanya dalam hitungan minggu atau bahkan hari.  Stan, sesaat setelah mundur dari sepak bola Pada tahun 2000 lalu, sedikitnya terdapat 256 ribu pengidap leukemia, sebagian besar anak-anak dan dewasa. Sebanyak 209 ribu orang di antaranya meninggal.

Stylian merasa ia telah mendapatkan second chance dari Tuhan, maka setelah ia didiagnosa terkena kanker darah, ia memutuskan untuk pensiun dari dunia sepak bola, dan fokus untuk melawan penyakit ini. Sejak itu, dia menjalani kemoterapi. Selama proses penyembuhan itu, klub tetap mempertahankan Petrov sebagai bagian dari tim. “Dia memiliki pengaruh yang hebat di tim,” kata pelatih Aston Villa sat itu, Paul Lamberts.  Dukungan Suporter Aston villa untuk sang Kapten Stiliyan Alyoshev Petrov lahir di Montana, Bulgaria, 5 Juli 1979; umur 33 tahun, ia merupakan seorang pemain sepak bola berkebangsaan Bulgaria yang bermain sebagai gelandang Aston Villa dan tim nasional Bulgaria. Petrov pernah bermain untuk CSKA Sofia dan Celtic, sebelum bergabung dengan Aston Villa pada tahun 2006. Petrov memperkuat timnas Bulgaria sejak tahun 1998. Saat itu ia dipercaya sebagai kapten timnas Bulgaria dengan telah mencatatkan 105 kali penampilan dan mencetak 8 gol.

Related Articles

Back to top button