Extra Time

Kesebelasan Terbaik Juventus dalam Satu Dekade

 

Juventus merupakan klub terbaik di Italia dengan koleksi gelarnya di kompetisi domestik. Tim yang dijuluki si nyonya tua ini merupakan tim dengan gelar terbanyak Seri A. Tidak hanya gelar tim ini juga secara konsisten memiliki skuad yang mumpuni. Hal itu bisa terlihat dari banyak pemainnya yang secara konsisten masuk ke dalam skuad timnas Italia.

 

Dan kalau kita melihat satu dekade ke belakang, ada begitu banyak pemain Juventus yang menonjol dalam permainannya. Juventus seperti tidak pernah kehilangan bakat pemain bahkan sempat terkena hukuman Calciopoli. Ketika itu mereka harus kehilangan titel juara Seri A dan terdegradasi ke Seri B. Namun tim ini begitu cepat bangkit dan kembali ke Seri A serta merebut kembali gelar Seri A. Dan berikut kami sajikan 11 nama pemain yang membentuk kesebelasan terbaik Juventus dalam satu dekade ini, dan berikut daftarnya :

 

Jonathan Moscrop - LaPresse20 05 2012 Roma ( Italia )Sport CalcioJuventus vs. Napoli - Finale Coppa Italia TIM Cup 2011 2012 - Stadio Olimpico di RomaNella foto: Alessandro Del PieroJonathan Moscrop - LaPresse20 05 2012 Rome ( Italy )Sport SoccerJuventus versus SSC Napoli - Italian cup final 2011 2012 - Olimpic Stadium of RomeIn the Photo: Alessandro Del Piero

 

 

 

1)      GK: Gianluigi Buffon

 

 

Buffon pertama kali berseragam Bianconeri pada awal musim 2001/2002 kala ditransfer dari AC Parma dengan mahar 50 juta Euro. Sebuah rekor transfer termahal untuk seorang kiper yang sampai saat ini belum bisa dipecahkan oleh kiper manapun di dunia. Kini, setelah 12 tahun masa pengabdiannya untuk Juventus, ia telah mempersembahkan 6 trofi Scudetto dan 1 buah trofi Serie B.

 

Belum lagi pada tahun 2006, ia berhasil mengantar timnas Gli Azzuri menjadi jawara Piala Dunia sekaligus memasukkan namanya sebagai kandidat peraih trofi Pemain Terbaik Piala Dunia. Begitu pula beberapa bulan kemudian, namanya masuk dalam daftar 3 besar nominator peraih trofi Ballon d’Or. Sayang ia harus merelakan trofi prestisius itu jatuh ke tangan kompatriotnya, Fabio Cannavaro.

 

IFFHS (salah satu organisasi yang bergerak di bidang analisis dan statistik dunia sepak bola) memasukkan nama Gianluigi Buffon sebagai salah satu dari sepuluh kiper terbaik dunia sepanjang sejarah.

 

 

2)      Defender: Lilian Thuram

 

Bersamaan dengan Gianluigi Buffon, ia bergabung ke Juventus pada musim 2001/2002, juga berasal dari klub yang sama, AC Parma. Sebagai seorang defender, ia bisa ditempatkan sebagai Central Defender ataupun sebagai Bek Kanan. Sebelum berseragam Bianconeri, ia sudah pernah mengantar negaranya (Perancis) menjuarai Piala Dunia 1998 dan Euro 2000. Kemudian setelah bergabung ke Juventus, ia sukses mempersembahkan 4 trofi Scudetto dalam masa 5 tahun pengabdiannya di Turin. Ia adalah bek tangguh sulit dilewati oleh striker manapun, disiplin, cekatan, ulet, dan keras!

 

3)      Defender: Fabio Cannavaro

 

Sesungguhnya ada yang menarik dari cerita awal bergabungnya seorang Fabio Cannavaro ke Juventus pada awal musim 2004/2005. Oleh kejeniusan sang guru transfer Luciano Moggi, Cannavaro berhasil didatangkan dari Inter Merda ke Juventus.

 

Berapa maharnya?

 

Gratis!! Ia hanya ditukar dengan seorang Fabian Carini, kiper cadangan abadi Gianluigi Buffon di Delle Alpi.

 

Setelah berseragam Bianconeri, Cannavaro sukses mempersembahkan 2 trofi scudetto di 2 tahun kebersamaannya dengan si Nyonya Tua. Ia juga sukses mengantar timnas Italia menjuarai Piala Dunia 2006 sebagai kapten tim. Alhasil, setelah penampilan memukaunya bersama Juventus di musim 2005/2006 serta kontribusi besarnya bagi timnas Italia di Piala Dunia, ia akhirnya dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia 2006.

 

Saat Juventus terkena hukuman degradasi, Cannavaro memilih bergabung ke raksasa Spanyol, Real Madrid. Setelah tiga tahun berkelanana di negeri matador itu, ia akhirnya memilih kembali ke Juventus.

 

Pada akhirnya, kontribusi besar Cannavaro terhadap Juventus serta pengkhianatannya di tahun 2006 adalah cerita ironi dari perjalanan karir sang legenda. Juventini dengan tangan terbuka menyambutnya kembali di Juventus kala itu.

 

Forgiven, but not forgotten!

 

 

4)      Defender: Andrea Barzagli

 

Barzagli didatangkan pada Calcio Mercato Januari 2011 dari klub Jerman Wolfsburg. Ia didatangkan dengan biaya transfer hanya 1 juta Euro. Harga yang relatif murah ini dikarenakan kontrak Barzagli memang akan habis di akhir musim 2010/2011 dan Juve pun bisa mendapatkannya dengan gratis andai mau bersabar hingga bulan Juli 2011, tapi manajemen baru Juventus kala itu (Bepe Marotta and the gank) memilih menebus Barzagli agar segera didatangkan ke Juventus pada bulan Januari. Alhasil, keputusan ini dinilai cukup tepat meskipun Juventus saat itu harus puas finish di posisi 7 klasemen akhir.

 

Cerita berbeda terjadi pada dua musim setelahnya, bek berusia 32 tahun ini telah sukses mempersembahkan 2 trofi Scudetto dan 2 trofi Super Coppa Italia. Dan jangan lupa di musim 2011/2012 itu, ingatlah ketika Juventus menorehkan rekor unbeaten sepanjang musim, sekaligus mampu mempertahankannya hingga 49 pertandingan tanpa mengenal yang namanya kekalahan. Dan jangan lupa pula, bahwa Juventus musim itu hanya kebobolan 20 gol sepanjang musim, dan itu berarti rekor pertahanan yang digalang Barzagli cs. lebih baik dari bek-bek Serie A manapun dalam 20 tahun terakhir.

 

 

5)      Defender: Giorgio Chiellini

 

Chiellini sesungguhnya sudah dikontrak Juventus pada usia 20 tahun. Ketika itu ia dibeli dari Livorno dengan harga 6,5 juta Euro. Namun karena dianggap belum matang, Juventus memilih menjual setangah kepemilikannya ke Fiorentina sekaligus mempersilahkan Chiello untuk bergabung ke kubu La Viola (2004-2005). Setelah tampil cemerlang di La Viola selama 1 musim, ia akhirnya ditarik kembali ke Juventus dengan harga 4,3 juta Euro.

 

Bersama seniornya Gianluigi Buffon, Chiellini bisa dibilang salah 1 pemain tersisa yang pernah merasakan masa kejayaan Juventus sebelum tragedi Morratipoli 2006. Adapun pemain-pemain muda Juventus macam Marchisio dan si Semut Atom Giovinco, mereka baru dipanggil bergabung ke tim senior Juventus kala di Serie B.

 

Kembali ke Chiellini, selama 8 tahun berkostum Bianconeri, ia telah sukses mempersembahkan 3 trofi Scudetto, 2 trofi Super Coppa Italia dan sebuah trofi Serie B. Ia adalah seorang defender handal yang memiliki kemampuan man to man marking di atas rata-rata. Pemain yang berjuluk The Kingkong ini selain mahir sebagai bek kiri, ia juga bisa disulap jadi bek tengah. Keterampilan marking, heading, tackling dan positioning kelas wahid khas Catennacio Italia, tercurah sepenuhnya pada seorang Giorgio Chiellini.

 

 

6)      Midfielder: Pavel Nedved

 

Awalnya, Neddy didatangkan ke Juventus untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Zinedine Zidane. Adalah tugas yang sangat berat menjadi suksesor dari pemain sekelas Zidane, namun dengan semangat Spartan yang dimiliki kapten timnas Ceko ini, ia akhirnya mampu menjawab tantangan itu. Trofi Ballon d‘Or bisa diraih oleh Neddy di tahun 2003.

 

Di tempat latihan Juventus di Vinovo, sehari-hari ia adalah pemain pertama yang datang ke tempat latihan, dan ketika sore menjelang, ia adalah pemain terakhir yang meninggalkan tempat latihan. Sebuah  dedikasi dan kerja keras yang selalu ditunjukkan oleh sang pemain terbaik dunia. Ia adalah teladan!

 

Selama delapan tahun masa pengabdiannya bagi Juventus, gelandang yang terkenal dengan Cannon Ball-nya ini mencetak tak kurang dari 50 gol untuk si Nyonya Tua.

 

Pada akhir musim 2008/2009, Neddy memutuskan untuk gantung sepatu. Dan bagi Juventini yang baru mencintai Juventus setelah 2010, sayang sekali anda telah melewatkan seorang Spartan bernama Nedved. Bersabarlah, karena bakat seperti Nedved hanya terlahir di dunia ini sekali dalam 100 tahun.

 

 

7)      Midfielder: Andrea Pirlo

 

Sang Metronom bergabung ke Juventus pada Agustus 2011 dengan status free-tansfer. Setelah dibuang oleh AC Milan, ia kembali menemukan performa terbaiknya di Juventus. Bersama Vidal dan Marchisio, mereka menjelma menjadi salah satu trio gelandang terbaik di dunia.

 

Formasi pakem 3-5-2 ala Antonio Conte sangat dinikmati oleh Pirlo. Betapa tidak, pola ini memiliki peran regista dimana posisi itu adalah habitat asli seorang Pirlo. Di Juve, selain sebagai pengatur ritme permainan, ia juga adalah otak serangan, tempat dimana semua serangan Juventus berporos.

 

 

8)      Midfielder: Mauro Camoranesi

 

Pada pertengahan tahun 2002, lebih tepatnya setelah Piala Dunia 2002 Korea-Jepang, pelatih Juventus kala itu Marcello Lippi tiba-tiba mendatangkan seorang pemuda yang tak dikenal dari Hellas Verona. Pemuda itu bernama Mauro German Camoranesi, seorang Argentina.

 

Oleh banyak pengamat sepak bola, kedatangan Camoranesi tak terlalu dianggap penting di Juventus. Namun semua keraguan orang-orang atas dirinya termentahkan setelah penampilan cemerlangnya bersama Juventus di musim perdananya. Kita ingat bagaimana Camo memporak-porandakan gawang Francesco Toldo saat Juventus membantai Inter Merda 3-0.

 

Ia pun menjelma menjadi gelandang serba bisa, yang kontribusinya bagi tim tak perlu diragukan lagi. Satu tahun setelah bergabung ke Juventus, ia memilih pindah kewarganegaraan jadi warga Italia. Ternyata, bersama timnas Italia, nasibnya justru tambah mujur, ia berhasil menjuarai Piala Dunia 2006 dengan kostum Azzuri.

 

Selama membela Juventus, ia berhasil mempersembahkan 3 trofi Scudetto plus 1 trofi Serie B.

 

 

9)      Midfielder: Arturo Vidal

 

Sampailah kita pada slot terakhir dari posisi gelandang. Saat menulis nama di poin nomor 9 ini, ada beberapa nama yang masuk dalam pertimbangan saya, mereka adalah Edgar Davids, Patrick Vieira, Emerson, Marchisio dan Arturo Vidal. Namun setelah saya membandingkan setiap data dan statistik mereka yang sudah dikompilasi, maka saya memutuskan nama terakhir (Arturo Vidal) untuk melengkapi empat gelandang terbaik yang dimiliki Juve dalam 1 dekade terakhir.

 

Arturo Vidal didatangkan ke Juventus pada awal musim 2011/2012 dari Leverkusen. Saat negosiasi transfer, Juve saat itu tengah bersaing ketat dengan Bayern Munchen dalam perebutan Vidal. Namun Juve akhirnya tertolong akibat sikap manajemen Bayer Leverkusen yang menolak menjual Vidal ke klub rival. Alhasil pinangan Juve akhirnya diterima dan bergabunglah King Artur ke Juventus.

 

Selama dua musim lebih berseragam Bianconeri, punggawa timnas Chili ini sudah mempersembahkan 2 trofi Scudetto dan 2 trofi Super Coppa Italia. Musim lalu (2012/2013), ia terpilih sebagai pemain terbaik Juventus versi tifosi. Gelandang pekerja keras yang mampu membangun serangan dan pertahanan yang sama baiknya, pemain bertipe box-to-box ini adalah salah satu gelandang terbaik di dunia saat ini. Dan dari segi harga di pasar transfer, harga Vidal bisa menembus 50 juta Euro bila dijual, mungkin juga dia adalah pemain termahal yang dimiliki Juventus saat ini.

 

Kini, musim ke tiganya di Turin dan ia sama sekali tak ada niatan untuk meninggalkan Juve, klub yang telah melambungkan namanya. King Artur siap mempersembahkan scudetto ke tiga beruntun bagi Juventus. Sebuah rekor yang belum pernah terjadi di Juventus sejak 70 tahun terakhir.

 

 

10)   Striker: David Trezeguet

 

Trezeguet bergabung ke Juventus pada tahun 2000, sesaat setelah ia berhasil mengantar timnas Perancis menjuarai EURO 2000 melalui golden goal-nya di partai final. Selama sepuluh tahun berseragam Bianconeri, ia menorehkan 171 gol di semua ajang, dan itu berarti: rata-rata 17 gol per musim, sama seperti nomor punggung keramatnya.

 

David Trezegoal pernah menjadi Capocanonieri (top scorer Serie A) pada musim 2001/2002 dengan torehan 24 gol, jumlah yang sama dengan torehan Il Capitano Piacenza saat itu, Dario Hubner. Hanya saja, Treze akhirnya terpilih sebagai Capocanonieri dikarenakan gol via penalty-nya lebih sedikit ketimbang Hubner.

 

Pada akhir musim 2007/2008, tepat di musim perdana La Fidanzata d’Italia kembali ke Serie A, Trezeguet mendapat kesempatan untuk kembali menjadi Top Scorer Serie A untuk ke dua kalinya. Saat itu ia telah mencetak 20 gol sepanjang musim 2007/2008 di ajang Serie A, jumlah 20 gol itu sama persis dengan toreh sang partner, Alessandro Del Piero. Pada akhirnya, ia mengikhlaskan gelar Capocanonieri itu jatuh ke tangan  sahabatnya, Del Piero. Ale berhasil mencetak gol terakhir dan menambah pundi-pundi golnya menjadi 21 biji, sekaligus menobatkan dirinya sebagai Pencetak Gol Terbanyak di Serie A musim itu. Benar-benar duet maut yang sangat menakutkan.

 

 

 

11)   Striker: Alesandro Del Piero

Membuat daftar pemain terbaik Juventus tanpa mencantumkan nama orang ini adalah PENGHINAAN BESAR bagi sang Bandiera dan seluruh Juventini. Dia adalah pemain terbaik yang dimiliki Juventus dalam 1 (atau bahkan 2) dekade terakhir. Kualitas, dedikasi dan loyalitasnya tak perlu dipertanyakan lagi. Ia telah mempersembahkan segalanya bagi Juventus;  Scudetto, Coppa Italia, Super Coppa Italia, Trofi Liga Champions, Piala Super Eropa, Piala Intertoto, Piala Intercontinental, dan masih banyak lagi. Belum lagi trofi bergengsi macam Piala Dunia 2006.

 

Dan idola sejuta ummat ini adalah satu-satunya kapten yang pernah mengangkat trofi Serie A dan Serie B, ia adalah satu-satunya kapten yang pernah menjadi top scorer serie A dan Serie B sekaligus. Dan dialah Alessandro Del Piero, legenda terbesar dari klub terbesar Serie A!

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button