Top Skor

7 Pertanyaan Besar dalam Sepak Bola yang Sulit Dijawab

Sepakbola saat ini oleh sebagian peminatnya sudah dianggap sebagai sesuatu yang berbau keyakinan, fanatisme buta terhadap klub yang diperlihatkan terkadang sangat sulit untuk bisa diterima dengan akal sehat. Fans sebuah klub atau timnas rela berdesak-desakkan untuk bisa mendukung timnya dari bangku penonton di stadium.

Kadang hasil yang diterima mengecewakan, namun rasa cinta itu tidak luntur hanya karena hasil yang didapat kurang baik. Dan sering sekali hal-hal tersebut menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab oleh siapa saja. Contohnya pertanyaan-pertanyaan dibawah ini yang akan sulit untuk kita menemukan satu suara untuk jawaban-jawabannya, diantaranya :

soccer

7. Siapakah Pemain Terbaik Sepanjang Masa?

Cristiano Ronaldo? Lionel Messi? Diego Maradona? Pele? Socrates? Robby Darwis?

Ini adalah pertanyaan tersulit tapi orang tetap bebas berpendapat dan menuliskan bahwa pemain idolanyalah yang terbaik sepanjang masa. Sebab rekornya, karakternya, kontribusinya, trofinya, dan lain sebagainya.

Tapi membandingkan pemain-pemain dari era yang berbeda akan sangat sulit. Bola yang dipakai berbeda, sepatu berbeda, lapangan berbeda, kompetisinya beda, persaingan di satu zaman berbeda dengan yang lainnya. Susah. Lebih baik membuat daftar 10 pemain terbaik sepanjang masa, masih agak masuk akal.

6. Kenapa Inggris Selalu Sial Saat Penalti?

Ada yang bilang ini mitos atau semacam urban legend. Tapi statistik menunjukkan bahwa Inggris tersingkir dari Piala Dunia 1990, 1998, 2006, Euro 1996, 2004, dan 2012 gara-gara penalti. Ada apa Inggris dan penalti?

Mengapa mereka tidak latihan ekstra? Apakah karena mental? Apakah pemain Inggris jarang diberi tugas penalti? Pertanyaan-pertanyaan itu sudah sering dilontarkan dan berulang kali telah dicoba untuk dijawab. Tetap saja berulang kali Inggris apes karena tendangan bebas langsung ke arah kiper itu.

5. Mana Liga Terbaik Dunia?

Pertanyaan soal siapa yang terbaik ini bisa memunculkan pertanyaan-pertanyaan lain yang harus dijawab. Terbaik dalam hal apa? Untuk menjawab satu pertanyaan ini saja butuh waktu. Apa saja parameter untuk mengukur yang terbaik? Dalam jangka waktu berapa lama? Dan sebagainya.

Belum lagi kalau yang ditanya ternyata suporter fanatik Liga Belgia misalnya. Sangat mungkin ia akan menjawab liga negaranya yang terbaik atau liga di mana para pemain Belgia banyak diekspor. Mau pakai statistik? Bisa saja, tapi… ah sudahlah… ini semacam pertanyaan retorika, tidak perlu dijawab.

4. Kapan Indonesia Masuk Piala Dunia?

Sudah segudang argumen soal ini. Kolom-kolom pakar juga tidak kurang. Pertanyaan utama tetap tidak terjawab. Kapan? Ah, mana kita tahu.

Mungkin ini semacam anekdot pertanyaan tentang kapan sebuah angkot akan ke pinggir jalan. Jawaban yang ada selama ini: hanya supir angkot dan Tuhan yang tahu.

Tapi untuk sepak bola Indonesia bahkan PSSI pun tidak tahu karena selama ini sepak bola Indonesia timbul tenggelam di level Asia Tenggara saja. Kalaupun bisa masuk tanpa meningkatkan prestasi, paling jika secara ajaib direstui FIFA menjadi tuan rumah Piala Dunia. Tapi itu kan berandai-andai saja.

3. Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi?

Siapakah pemain terbaik dunia? Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo? Jawabannya sesulit duluan telur atau ayam.

Ini sangat sulit dan tiap orang berpeluang berpendapat bias. Pendukung Real Madrid kecil kemungkinannya memilih Messi dan sebaliknya. Orang bisa saja memakai statistik, tapi itu tidak bisa menggambarkan kedua sosok secara keseluruhan. Dua pemain ini punya karakter berbeda, masing-masing ada plus dan minus.

2. Mengapa Lampard dan Gerrard Sulit Bermain Bersama?

Mereka pernah mengaku tidak masalah main di timnas bersama-sama. Tetap saja, ketika diturunkan dua-duanya, dampak kedua pemain tidak melebur tidak juga mencuat salah satu.

Ini lagi-lagi bisa diarahkan ke persoalan karakter. Mereka ibarat minyak dan air, tidak bisa disatukan, tapi bisa diletakkan dalam satu gelas yang sama. Hasilnya? Ya tetap saja gelas berisi air dan minyak yang masing-masing terpisah.

Lagipula mereka berdua sudah tua dan tidak masuk timnas lagi.


1. Mengapa Luis Suarez Suka Menggigit Lawan?

Tidak ada yang tahu pasti. Bahkan Luis Suarez pun tidak tahu mengapa ia suka menggigit lawan. Sepertinya hanya semacam naluri tertahan saja. Kalau sudah muncul naluri itu, Suarez akan menggigit.

Yang ada hanya teori dan spekulasi. Mungkin ia keturunan vampir, mungkin giginya hidup dan berjiwa, dsb. Kalau ada yang mau menghipnotis Suarez untuk menelusuri latar belakang di alam bawah sadar pun belum tentu berhasil. Jangan-jangan orang yang menghipnotis itu digigit juga.

Susah. Lebih baik terima saja. Luis Suarez suka menggigit lawan kadang-kadang, titik.

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button