Top Skor

3 Pengkhianat Terbesar Antara Juventus dan Milan

Leonardo Bonucci yang sudah berusia 30 tahun secara mengejutkan pindah ke klub rival Juventus yakni AC Milan. Ia membuat keputusan kilat karena sebelumnya ada penawaran dari Barcelona untuk dirinya. Bonucci memperpanjang nama pemain yang pindah di dua klub besar Italia ini.

 

Patut ditunggu apakah Bonucci akan bisa membawa Milan sukses kembali setelah sempat tenggelam karena krisis klub. Dengan besarnya investasi pemilik baru, besar harapan Bonucci bisa membawa Milan kembali ke track sejatinya. Dan berikut tiga pengkhianat terbesar dari dua klub raksasa Italia Juventus dan Milan :

1.Andrea Pirlo

Pada tahun 2012, AC Milan membuat sebuah kesalahan yang fatal. Manajemen memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak Andrea Pirlo.

Gelandang asal Italia tersebut tidak diperpanjang karena dianggap masanya sudah habis. Namun, Juventus memutuskan untuk menampung Pirlo.

Keputusan Bianconeri tersebut sangat tepat sekali. Sebab, Pirlo turut berperan membawa Juventus meraih empat kaliĀ Scudetto.

Bahkan pada musim 2015, Pirlo juga berhasil mengantarkan Juve ke partai final Liga Champions, meski gagal menjadi juara.

  1. Filippo Inzaghi

Sebelum Pirlo, hubungan antara Juventus dan Milan sempat memanas di tahun 2001. Ketika itu, Filippo Inzaghi menjadi biang keroknya.

Nama Inzaghi mulai dikenal oleh masyarakat Italia ketika memperkuat skuat Juventus. Selama empat musim, dia selalu diandalkan untuk menjebol gawang lawan.

Namun, setelah empat musim menjadi tukang gedor Bianconeri, namanya mulai terpinggirkan usai tim asal Turin tersebut mendatangkan David Trezeguet.

Apalagi, dia terlibat pertikaian dengan anak emas Juventus ketika itu, Alessandro Del Piero. Akhirnya, Inzaghi pun memutuskan untuk menerima lamaran Milan.

Namanya justru semakin bersinar bersama Milan. Bahkan, Inzaghi turut berperan membawa Milan meraih trofi Liga Champions.

  1. Edgar Davids

Usai menjadi andalan Ajax Amsterdam, Edgar Davids memutuskan untuk pindah ke Italia dengan memperkuat AC Milan.

Namun, itu merupakan sebuah kesalahan yang sangat fatal dilakukan olehnya. Gelandang asal Belanda tersebut kesulitan beradaptasi dengan taktik dan permainan Milan.

Setelah dua musim, Davids pun memutuskan untuk menerima lamaran Juventus. Keputusannya tersebut sangat tepat. Terbukti, Davids menjadi pemain yang sangat diandalkan di lini tengah Bianconeri.

Bahkan, pemain yang terkenal dengan tenaga kudanya tersebut cukup berperan membawa Juve meraih tiga gelar juara Serie A Italia dan satu Super Coppa Italia.

Related Articles

Back to top button