Top Skor

4 Fakta Alfred Riedl dan Kiatisuk Senamuang yang Wajib Anda Ketahui

 

Laga panas di final piala AFF tahun ini akan tersaji antara Indonesia melawan Thailand. Dan duel ini sendiri akan memainkan banyak reuni diantara kedua tim. Tidak terkecuali dengan dua pelatih kedua tim yang sama-sama akan mengincar juara kali ini. Riedl sendiri sudah menyatakan akan memberikan sejarah baru dan pertama buat timnas Indonesia.

 

Hal ini tidak lepas dengan keputusan Riedl yang menyatakan diri akan mengundurkan diri dari timnas Indonesia terlepas apapun hasilnya. Namun mungkin ada begitu banyak fakta terkait karir kedua pelatih yang belum banyak diketahui pecinta bola. Dan berikut kami sajikan 4 fakta penting dari kedua pelatih :

alfred-riedl-dan-kiatisuk-senamuang

4. Sama-sama Bekas Striker

Baik Alfred Riedl maupun Kiatisuk Senamuang sebelum menekuni dunia kepelatihan juga berstatus sebagai pemain saat berusia muda. Menariknya keduanya bermain sebagai seorang striker.

 

Alfred Riedl tercatat pernah memperkuat timnas Austria. Debutnya di timnas senior terjadi saat melawan Hungaria pada April 1975. Dalam situs personalnya, Alfred tercatat empat kali tampil bersama Timnas Austria senior, enam kali bermain dengan Timnas Austria U-23, dan lima kali tampil di U-18. Alfred pernah jadi top scorer di liga Austria dan Belgia pada tahun 1972, 1973, dan 1975.

Kemilau kebintangan Kiatisuk Senamuang tak kalah mentereng. Ia adalah legenda hidup sepak bola Thailand. Ia salah satu penyerang terbaik yang dimiliki Negeri Gajah Putih.

Pelatih yang mendapat julukan Zico ini mulai mengukir tinta emas sejak 1993 mewarnai sepak bola Thailand juga ASEAN hingga memutuskan gantung sepatu pada 2006.

Bicara soal prestasinya, khusus di Piala AFF, Kiatisuk hingga saat ini masih masuk daftar pencetak gol sepanjang masa dengan koleksi 12 gol, sama seperti yang dimiliki Bambang Pamungkas. Ia juga pernah jadi pemain terbaik di Piala AFF 2000.

Saat masih aktif sebagai pemain, Kiatisuk mengantar Thailand memenangi juara edisi 1996, 2000, dan 2002. Hingga saat ini Kiatisuk masih memegang rekor caps dan jumlah gol terbanyak dengan 131 caps dan 70 gol untuk timnas.

 

3. Karier Melatih

Dalam situs personalnya, Alfred Riedl menuliskan karier kepelatihannya dimulai pada 1983 dengan jadi asisten pelatih. Beberapa dekade kemudian ia jadi pelatih di beberapa klub maupun timnas di negara Eropa hingga melanglang buana hingga ke Asia.

 

Kebersamaannya dengan Indonesia terjadi jelang Piala AFF 2010. Ia sempat hendak menduduki jabatan pelatih kepala Timnas Indonesia lagi jelang Piala AFF 2012, namun dualisme federasi kala itu membuatnya batal membesut Tim Garuda untuk periode kedua. Kesempatan itu akhirnya datang jelang Piala AFF 2014.

 

Sayang di masa comeback-nya, Alfred gagal total. Tim Merah-Putih terhempas di fase penyisihan. Ia langsung diberhentikan oleh PSSI kepengurusan La Nyalla Mattalitti pasca Piala AFF 2014. Sementara itu, selepas gantung sepatu Kiatisuk beralih jadi pelatih. Klub Vietnam, Hoang Anh Gai Lai, jadi pelabuhan pertamanya.

 

Setelah itu ia membesut beberapa klub Thailand hingga pada 2013 ia ditunjuk didaulat jadi pelatih timnas menggantikan Winfried Schaefer yang berstatus caretaker.

 

Kiatisuk mengemban tugas tidak hanya melatih timnas senior namun juga Tim Negeri Gajah Putih U-23. Pada akhir Mei lalu, Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) memperpanjang kontrak Kiatisuk untuk satu tahun ke depan.

 

2. Langganan Juara dan Runner-up

Meski Alfred Riedl lebih lama berkiprah sebagai pelatih di kawasan Asia Tenggara, untuk prestasi, Kiatisuk Senamuang lebih unggul karena ia pernah membawa Thailand menjuarai Piala AFF 2014.

 

Prestasi lain semisal medali emas SEA Games 2013 dan 2015, juara King’s Cup 2016,Ā  dan membawa Thailand ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2016. Thailand adalah satu-satunya negara ASEAN yang mampu melaju ke fase itu.

 

Sementara itu prestasi Alfred jadi spesialis runner-up. Di ajang Piala AFF, ia mengantarkan Vietnam ke final pada edisi 1998. Pencapaian serupa diraihnya di Timnas Indonesia pada Piala AFF 2010.

 

Bersama Tim Negeri Paman Ho pelatih berusia 67 tahun itu hattrick posisi kedua di SEA Games pada tahun 1999, 2003, 2005.

 

Ia sempat membuat sensasi dengan meloloskan Vietnam ke perempat final Piala Asia 2007 dan Laos tim ayam sayur ke semifinal SEA Games 2009. Jika berhasil membawa Indonesia juara di Piala AFF 2016, sang mentor bakal memecah telur prestasi.

 

  1. Pilihan Formasi

Seperti kebanyakan pelatih gaek, Alfred Riedl dikenal sebagai sosok yang fanatis dengan skema bermain tradisional 4-4-2 serta 4-4-1-1, yang mengedepankan keseimbangan di tiap lini.

Namun, belakangan ia cukup lentur mengubah formasi tim asuhannya melihat potensi pemain yang dimiliki serta kekuatan lawan.

Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 tiga kali merubah patron permainan. Mulai dari 4-4-2, 4-2-3-1, hingga 5-4-1.

Di sisi lain Kiatisuk Senamuang, pelatih yang lahir di generasi kekinian amat mengidolai skema ofensif 4-3-3 atau 3-4-3.

Ia terbukti sukses menghancurkan Tim Merah-Putih di laga penyisihan Grup A dengan skor 4-2 dengan strategi open play 3-4-3. Formasi ini cukup ampuh menahan tim elite Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2018. Kedua tim berbagi skor 2-2.

Related Articles

Back to top button