Extra Time

Banyak Kasus Gaji Pemain di Arab Saudi, FIFPRO Peringatkan Pemain yang akan Bergabung

 

Baru-baru ini ada begitu banyak kabar dimana sejumlah pemain yang akan bergabung dengan Liga Pro Saudi musim panas ini, tetapi serikat pemain FIFA atau FIFPRO memperingatkan untuk tidak melakukannya, dengan alasan adanya kasus gaji beberapa pemain yang belum dibayarkan.

 

Pesepakbola-pesepakbola yang akan bergabung dan mengikuti Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema ke Arab Sauditersebut, diingatkan kasus dengan adanya laporan gaji yang belum dibayar serta kurangnya perlindungan serikat pekerja di Arab Saudi.

 

FIFA telah menguraikan laporan di Dispute Resolution Chamber Ā atau Kamar Penyelesaian Sengketa, dengan pelanggaran kontrak yang menyebabkan pemain mengambil tindakan di lebih dari 50 kasus dalam 12 bulan terakhir. Hal ini mengakibatkan FIFPRO, serikat pekerja yang mewakili lebih dari 65.000 pesepakbola di seluruh dunia, memperingatkan para pemain agar tidak pindah ke Negara Teluk tersebut.

 

Banyak pemain yang akan pindah ke Liga Pro Saudi musim panas ini, dengan N’Golo Kante dan Wilfried Zaha yang terbaru dilaporkan hampir pindah karena kontrak Liga Premier kedua pemain berakhir. Namun, mereka telah diperingatkan untuk tidak melakukannya, dengan beberapa studi kasus mengkerucut kepada kurangnya perlindungan bagi pemain.

 

The Athletic mencontohkan laporan kasus mantan striker Nottingham Forest dan Bournemouth Lewis Grabban, yang bergabung dengan Al-Ahli musim panas lalu. Dia mengklaim dia belum dibayar $400.000 (Ā£318.000) dari kombinasi antara gaji yang belum dibayar dan biaya penandatanganan, sebelum kontraknya diputus.

 

Grabban mengklaim klub berutang kepadanya sebesar Ā£2,2 juta sebagai kompensasi, meskipun penyelesaian akhirnya diputuskan sebagai Ā£398.2kdalam gaji yang belum dibayar, selain Ā£557.4k kompensasi untuk pelanggaran kontrak.

 

Al-Ahli, salah satu dari empat klub yang diambil alih pekan lalu oleh Dana Investasi Publik (PIF) yang juga memiliki Newcastle United, kini telah dikenakan pengadilan ketenagakerjaan empat kali dalam 18 bulan. Dengan demikian, mereka sekarang dilarang mendaftarkan pemain baru untuk dua jendela transfer.

 

Di Inggris, masalah seperti itu ditangani oleh serikat pemain, dengan dukungan dan penasihat hukum yang diberikan kepada pemain yang mengalami perlakuan buruk. Namun, di Arab Saudi tidak ada serikat seperti itu, hanya menyisakan sedikit perlindungan dari pelanggaran kontrak, seperti kasus Grabban.

 

Upah yang belum dibayar disebut-sebut sebagai ā€œmasalah yang berulangā€ di Arab Saudi, selain Arab Saudi FIFPRO juga menyarankan pemain untuk menghindari negara-negara seperti Aljazair, China, Rumania, dan Turki untuk kasus yang sama

 

Setelah Ronaldo dan Benzema di Arab Saudi, ada banyak pembicaraan yang menyebutkan Lionel Messi akan bergabung berikutnya. Namun, Messi akhirnya memilih untuk bergabung dengan Inter Miami di MLS, dan menolak pindah meskipun Cristiano Ronaldo mengklaim bahwa liga Pro Saudi akan menjadi salah satu liga terbaik di dunia.

 

Negara Timur Tengah, yang kepala negaranya adalah Putra Mahkota Mohammed bin Salman, secara konsisten dituduh menggunakan olahraga untuk membersihkan reputasi internasionalnya, yang dikenal sebagai ‘Sportswashing’. Pelanggaran hak asasi manusia lazim terjadi, dengan rata-rata 129 kasus terjadi setiap tahun antara 2015 dan 2022.

 

Bangsa ini sangat bergantung pada minyak, dengan investasi mereka dalam olahraga juga dianggap sebagai sarana untuk mendiversifikasi ekonomi negara di tengah menipisnya sumber daya alam yang diharapkan dalam beberapa dekade mendatang.

Related Articles

Back to top button